Cerita tentang TaCita - Alhamdulillah…, Bandung, here I am! Walaupun sudah gak tinggal di Bandung lagi, tapi setiap ke Bandung teh selalu ngerasa “pulang”. Banyak kenangan, cerita, dan keluarga (keluarga yang emang karena hubungan darah dan teman-teman yang sudah seperti keluarga sendiri) di sini. Aaah, Bandung emang rumah kedua bagiku💖.

Kalau ke Bandung sebenarnya banyak bangets list yang mau dilakukan, dikunjungi, dan dimakan, hehe. Tapi kali ini aku ke Bandung mau berwisata literasi ke TaCita! Juga sengaja mau booster iman “mencari ketenangan di tengah kesibukan” di tempat favorit😍😌.


Apa itu TaCita?

TaCita (Pesta Cerita Anak) adalah media yang mempertemukan kreator dan pemerhati buku anak (penulis, ilustrator, pendongeng, editor, penerbit, pengajar, ortu, dan anak-anak!), untuk bisa mendapatkan kesempatan berbagi lewat literasi anak.

Acara ini diadakan di Galeri Soemardja dan beberapa ruang kelas FSRD-ITB. Programnya berupa pameran, kelas dan bincang literasi, bahkan pitching naskah!

Aku mendaptakan info acara ini dari IG-nya Teh Dece “Ibu Jerapah” *teteh panutanque dalam bidang Literasi Anak dan Keluarga😘. Saat itu juga langsung berniat mau dateng! Alhamdulillah, walaupun sempat tertunda seminggu karena sakit, bersyukur akhirnya bisa hadir di 2 hari terakhir.

Pas banget di hari penutupan kemaren ada kelas yang emang diidam-idamkan karena pengisinya adalah LITARA! Oiya sebenarnya saat acara penutupan kemaren, ada launching 5 buku baru LITARA, sayang gak bisa lihat langsung karena harus buru-buru balik ke Tangerang.

Oke, ini catatan oleh-oleh dari kelas LITARA:

“Kelas Keluarga: Menulis Cerita Anak bersama LITARA"

Di kelas ini, kami sangat dianjurkan mengajak anggota keluarga (ayah/ibu/adik/kakak/anak) untuk diajak menulis bersama😍.


Sebenarnya kemaren sempet hampir telat, khawatir ketinggalan ilmunya, jadi buru-buru naik ke lantai 2. Sempet berpapasan sama ibu-ibu yang juga nyari kelas yang sama di lantai 1. Ternyata oh ternyata, ibu yang berpapasan tadi adalah ibu yang menjadi narasumber.
Saat masuk ke kelas serasa kuliah lagi *flashback* tapi beda gedung dan tentu saja beda suasana, hehe. Kalau pas kuliah ya rata-rata temannya seumuran atau kalau ada mahasiswa S3 yang lagi sit-in di kelas tentu usianya lebih senior. Nah, kali ini sekelasnya juga sama bocah-bocah!😁

Untungnya aku tidak sendirian -yang belum bawa anak-, ada seorang perempuan (Mbak Monik) yang juga datangnya sendirian, jadi akhirnya kami berpasangan, hehe. Kalau peserta yang lain, berpasangan sama anaknya masing-masing. Dan ternyata setelah berkenalan dan ngobrol-ngobrol, Mbak Monik adalah seorang Asisten Editor di Mizan!😎 Masya Allah, langsung semakin semangat ngobrolnya kalau ketemu sama yang punya pengalaman di dunia buku dan penerbitan gini.

Kelas ini dibawakan oleh Ibu Anna. Cara beliau membawakan kelas terasa enjoy banget, jadi sangat membantu untuk rileks sehingga ide dan imajinasi bisa mengalirrr.

Saat membuka kelas, Bu Anna bertanya kepada para peserta kelas:
WHY? Ngapain sih ngambil kelas ini? Gak random memilih atau salah klik kan ya? Hwehehe.

Kalau jawabanku sih, karena tertarik mencoba hal baru. Alasannya karena Alhamdulillah pernah merasakan menjadi guru, terus waktu itu ruanganku (Science Room) bersebelahan sama Library, jadi kalau lagi butuh inspirasi atau bosen di ruangan bisa langsung ngesot ke ruang sebelah!😆

Nah, sejak itulah aku menyadari kalau sekarang tuh buku anak-anak beragam dan semakin keren-keren banget, walaupun sebagian besar yang keren-keren itu adalah buku impor atau terjemahan. Aku merasa mendapat tantangan untuk bisa menulis cerita anak berbahasa Indonesia yang berkualitas dan tentunya buatan dalam negeri (lebih oke lagi kalau bisa mengangkat kearifan lokal). Oiya satu lagi, motif di balik kenapa mengambil kelas ini, yaitu investasi untuk nanti ketika menjalani peran seorang “Ibu”.💕

Setelah menyimak jawaban beberapa peserta, Ibu Anna mengingatkan kami bahwa kegiatan menulis bersama ini tujuan utamanya bukan menghasilkan karya bareng loh. Tapi yang lebih esensial adalah insya Allah untuk menguatkan ikatan antar keluarga, dalam hal ini karena yang datang adalah ibu-ibu semua jadi ikatan antara ibu-anak, tapi bisa juga antara ayah-anak, kakak-adik. Yup, the point is to stronger the family bonding, we must enjoy the process.

Selanjutnya adalah sesi materi (baca: teori), yang kata Bu Anna, biar kayak kelas beneran, hehe, ini mah syarat doang, tapi sebagian besar waktu kami habiskan dengan praktik menulis.

HOW DOES IT WORK?
Iya, bagaimana sih caranya menulis cerita bersama keluarga.
Berikut poin-poin yang aku dapatkan:

1. EXPLORE
Galilah ide anak sebanyak-banyaknya!
Emang sih ya tidak semua anak bisa langsung menumpahkan ide-idenya, ada juga anak yang perlu dipancing-pancing dulu. Jadi sebagai orangtua, harus pinter-pinter menggali ide anak, pastikan anak tetap merasa nyaman yaa, jangan malah dia stress gara-gara target harus menghasilkan sebuah karya. Ingat: enjoy the process.
Oiya ada hal penting yang aku catat: Let them lead!
Biarkan anak-anak yang mengarahkan ceritanya mau kemana dan bagaimana, jangan sampai nanti malah menjadi karya emaknya, bukan karya anak, hehe.
Tugas sang ibu adalah memandu (saja). Serta jadikan kegiatan ini sebagai kerjasama tim.

2. ENRICH
Selanjutnya ibu bisa bertanya sebanyak-banyaknya pada anak agar ceritanya semakin berkembang. Ibu bisa membantu untuk memberikan tambahan kosa kata dan istilah-istilah baru pada anak.
Kalau misalnya ada tata bahasa yang salah, biarkan saja dahulu. Serahkan itu nanti pada editor, hehe.
Kalau misalnya ceritanya terasa impossible juga biarkan saja dulu, biarkan mengalir semua dari pikiran anak yang biasanya superrr ajaib! Setuju?

3. MAKE IT HAPPEN

Kalau tahap-tahap yang sebelumnya sudah diikuti, siap-siap terkaget-kaget dengan apa yang bisa seorang anak hasilkan ya!

4. CELEBRATE
Waktunya merayakan hasil karya yang telah dibuat bersama! Bisa dengan makan es krim bersama mungkin (?), hehe. Atau ada ide lain?
Oiya ingat ya poin yang “enjoy the process” tadi, fokusnya bukan tentang result. Ada target boleh-boleh saja, tapi cobalah untuk membungkus target tadi dengan cara-cara yang menyenangkan, bukan kayak dikejar-kejar deadline #upsitumahaku.




Notes:
Ibu Anna memberikan ide yang superb banget menurut aku. Nanti karya-karya bersama anak ini bisa dikumpulkan loh. Lalu dibundel jadi portofolio gitu. Dannn dibungkus dengan cantik sebagai gift ketika nanti anak kita menikah.
*Hwooow, keren ya idenya! Tapi aku dulu, Bu, yang nikah (aamiin), baru nanti punya anak (aamiin), bisa nulis bareng sama anak (aamiin), terus baru deh bisa dibuat portofolioya dan dijadikan gift (aamiin).

Fyi, kemaren kelasnya (terasa) privat (hanya ber-10), jadi bisa bebas berkonsultasi ke beliau, Alhamdulillah😍.

Terima kasih banyak ya, LITARA atas ilmu dan inspirasinya!💖💖💖
Dannn… Selamat Ulang Tahun yang ke-5! *Kalau anak-anak usia segitu, pas lagi aktif-aktifnya yaaa…
Semoga LITARA selalu menebarkan kebaikan dan kebahagiaan ke seluruh anak-anak, di Indonesia dan di negara-negara luar sana! Keep shining and unique ya, LITARA!

Cerita tambahan:
Selain kelas menulis, aku juga sempet nyobain bermain boardgames di TaCita!

Yeay, akhirnya maen boardgames lagi😍. Kali ini teman bermainku adalah para bocah.
Rencana awal sih mau maen bareng temen-temen Mutbun, tapi ternyata kita ketemuannya ganti hari.
Jadi "terjebaklah" aku dengan teman-teman kecil ini😅😍. *Happy!

Apa saja boardgames yang kami mainkan?
1. DIFFERENCE
Ini terdari dari kartu-kartu bergambar sama tapi beda dikit😁.
Jadi setiap mengambil kartu baru, harus mencari apa perbedaannya.
Semakin banyak kartu yang diambil, semakin menantang pula perbedaan yang harus ditemukan.
💡Ketelitian & kesabaran😇

2. IMAGIDICE
Ini terdiri dari 12 dadu yang membantu anak untuk berimajinasi.
Setiap dadu memiliki gambar yang berbeda di setiap sisinya.
Awalnya seperti bermain dadu biasa: dikocok, dilempar, lalu diambil.
Nah, bagian yang paling seru adalah ketika setiap anak membuat cerita dari gambar pada dadu pilihannya, dan ceritanya harus bersambung antar anak!
Wow, kebayang ya bakal bertebaran imajinasi anak yang "ajaib-ajaib"😍 💡Kemampuan berimajinasi & bercerita🌈

3. SPEED CUPS
Ini termasuk permainan yang kompetitif!
Jadi mainnya cepet-cepetan gitu.
Setiap anak akan mendapatkan cups warna-warni.
Nanti akan ada kartu bergambar yang menunjukkan cups harus disusun seperti apa, vertikal/horizontal sesuai warna pada gambar yang ditunjukkan.
Anak yang paling cepat selesai, segera menekal bell!
💡Koordinasi & konsentrasi😎



Dan ada banyak lagi loh boardgames seru koleksi milik shuffle(dot)id.
Silakan mampir ke library boardgames mereka!
Bisa jadi pilihan wisata edukatif saat berkunjung ke Bandung😍
Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama