Fitrah Based Education (FBE)
“Menjadi Orangtua Hebat, Mendidik Anak
Sesuai Fitrah”
Ust.
Harry Santosa
Wisuda dan Seminar Parenting - IIP Banten
Kebon Kubil Serang
Sabtu, 18-08-2018
Wisuda dan Seminar Parenting - IIP Banten
Kebon Kubil Serang
Sabtu, 18-08-2018
Allah
Maha Baik… Alhamdulillahirabbil’alamiin…
Ceritanya
aku baru pindah ke Serang, terus gak lama kemudian ada seminar parenting ini, Alhamdulillah dimudahkan untuk bisa
datang dan mendapatkan pencerahan ilmu dari ust. Harry…
Pertama
kali tahu tentang ust. Harry Santosa dan buku Fitrah Based Education-nya
dari salah satu materi kuliah saat Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Sejak saat itu penasaran banget pengen denger
konsep FBE langsung dari beliau atau baca bukunya. Tapi sampe sekarang belum
punya bukunya, harus nabung dulu karena harganya lumayan, tapi emang sebanding
dengan isi bukunya yang luar biasa
bergizi.😍
✏✏✏
Oke,
berikut catatan seminar beberapa hari yang lalu, semoga bisa bermanfaat ya
(boleh banget di-share)!
🌱Fitrah anak >> suka bergerak >>
suka bermain, bener gak?
Tapi
seringkali orangtua meminta anaknya untuk cicing
(Bahasa Sunda >> diam).
🌱Fitrah bayi >> bangun shubuh bahkan
dini hari, bener gak?
Tapi
kebanyakan orangtua bilang ke anaknya “tidur
lagi aja... masih malem/gelap…”
🌱Fitrah anak >> suka berbicara, nanya
ini itu “Itu apa?” “Ini apa?” belum selesai dijawab nanya yang lain lagi, bener gak?
Tapi
banyak orangtua zaman now lebih asyik
dengan gadget-nya atau mereka membawa
pekerjaan kantor ke rumah sehingga tidak sempat menjawab apalagi ngajak ngobrol
anaknya.
Sesungguhnya Allah sudah meng-install berbagai hal ke diri kita, sejak
lahir!
Contoh:
Kebersihan. Bayi
akan otomatis menangis ketika poop
atau pipis.
Tapi seringkali
fitrah itu tidak diikuti dengan tindakan yang tepat.
Penyimpangan fitrah contohnya: penggunaan
pampers yang bahkan lebih dari batas waktu toleransi. Awalnya mungkin anak
merasa risih, tapi lama-kelamaan jadi terbiasa. Salah siapa? Ini padahal efek jangka panjangnya bisa menimbulkan
berbagai macam penyakit, salah satunya adalah kanker.
Orangtua itu penting, makanya Allah ciptakan
pernikahan.
Jangan
serahkan sepenuhnya pada lembaga/sekolah.
Lembaga/sekolah
itu fungsinya untuk ta’lim atau
pengajaran.
🌱Jadi, apa tempat yang paling tepat untuk
menumbuhkan fitrah anak?
RUMAH!
Rumah adalah tempat untuk menumbuhkan
gairah belajar.
Rumah adalah tempat untuk menumbuhkan
fitrah-fitrah anak.
Coba tanyakan pada diri sendiri!
“Mana
yang lebih penting antara bisa membaca atau suka membaca?”
Jawabannya
pasti suka membaca. Karena dengan
suka membaca maka anak akan dengan sendirinya bisa membaca, suka buku, dekat
dengan dunia literasi.
Jangan menjadi orangtua yang lebay!
Kalo lebay nanti anak bisa bosan/menolak
fitrahnya.
Ust.
Harry cerita tentang ada anak yang diajarkan Al-Quran dengan metode yang
“aneh”. Anak tersebut dipaksa harus berada di dalam suatu ruangan, gak boleh
gerak, hanya diam mendengarkan Al-Qur’an. Akhirnya dia mengalami trauma
psikologis, setiap didengarkan Al-Qur’an dia mengerang kesakitan. Astaghfirullaah…kasihan…
Cerita
lainnya ada anak yang setiap mau mengerjakan worksheet, dia akan muntah-muntah. Penyebabnya ternyata sejak kelas
1 dia dipaksa dan mendapat nilai yang buruk.
Apa
pelajaran yang dapat diambil dari 2 cerita tersebut?
Setiap keterampilan itu ada masanya, sesuai
perkembangan anak. Anehnya banyak orangtua yang bangga anaknya
masuk SD di bawah batas usia ketentuan. Padahal anaknya belum siap.
Allah perintahkan sholat untuk anak usia 7
tahun.
Kenapa?
Karena di
bawah 7 tahun adalah pusat imajinasi dan kreativitas.
🌸
“Tugas orangtua adalah membuat anak
terpesona dengan kebaikan, suka pada kebenaran.”
🌸
🌱Yakinlah bahwa setiap anak memiliki peran
istimewa di masa depannya.
Apapun sifatnya harus disyukuri, lihat dari
sisi cerahnya, bukan sisi “gelap”nya.
Misalnya:
Anak baperan >>> empati
tinggi, orang-orang yang bekerja dengan hati: perawat, volunteer, pekerja sosial dan kemanusiaan, tim penanggulangan
bencana.
Anak cerewet >>>
presenter, contohnya mamah Dedeh, pasti masa kecilnya cerewet banget dan
didukung sama orangtuanya.
Anak sensitif/suka disebut “cengeng”
>>> penulis tema romantis, contohnya Kang Abik
terlihat kan dari tulisan karya novelnya yang menyentuh banget dan gak jarang
bikin berkaca-kaca terus mewek… Gak mungkin kalo penulisnya gak “cengeng”.
Anak keras kepala >>> pemimpin,
contohnya Muhammad Al-Fatih (Sultan Mehmed II), coba baca sejarah beliau, saat
masih kecil sudah terlihat sifat keras kepalanya.
Anak curigaan = waspada, teliti >>>
penyidik, auditor. Coba bayangkan kalo tim penyidik/auditor gak curigaan,
setuju-setuju aja, wah bisa repot nanti gak bener hasil pemeriksaannya.
Jangan menyebut anak dengan sebutan “nakal”.
Kenapa?
“Kenakalan itu disebabkan potensi yang belum
nampak atau anak bingung mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.”
Apa solusinya?
Pejamkan mata, kemudian ingat
kebaikan-kebaikan anak.
Umar bin Khatthab pernah berpesan: “Jika kalian melihat anakmu atau anak didikmu berbuat baik, maka pujilah dan catatlah. Dan apabila anakmu atau anak didikmu berbuat buruk, tegurlah dan jangan pernah engkau mencatatnya.”
Perhatikan QS. Luqman!
Beliau bukan Nabi apalagi Rasul tapi dialog-dialog dengan anaknya
diabadikan di dalam Al-Qur’an.
Berarti
kalo kita mau mendidik anak dengan keren
di mata Allah, maka ayat-ayat tersebut harus kita pelajari.
🌸
Apapun sifat anak-anak kita: syukuri, jangan
lebay, apalagi alay!
🌸
“Jangan pernah khawatir dengan peran sekecil
apapun, kalo dikerjakan dengan sepenuh jiwa bisa dahsyat efeknya.”
Contoh:
Cleaning service
>> perusahaan besar di Swiss.
Waste management
>> perusahaan besar di China.
-Adab dan Fitrah-
Merupakan
tanggung jawab orangtua, bukan tanggung jawab sekolah.
Yang
ditanya di akhirat nanti adalah orangtua, bukan sekolah.
Istilah remaja tidak ada di dalam Islam,
istilah ini muncul di abad 20.
Islam
hanya mengenal fase: pra-aqil baligh
dan aqil baligh.
Sibuklah memandirikan anak daripada sibuk mencari
uang untuk mereka (hingga tidak sempat berinteraksi dengan anak)
>> saat anak usia 0-15 tahun.
Fokuslah
pada pendidikan anak di usia 0-15 tahun, karena itu merupakan tanggung jawab
orangtua.
✏✏✏
Banyak masalah yang terjadi pada keluarga
zaman now, apa penyebabnya?
1. Kurang
merenung
2. Fitrah yang
tidak tumbuh
📌Orangtua zaman sekarang jarang merenung
Kebanyakan
mereka ikut-ikutan arus, misalnya: sekolah Islam Terpadu (IT), sekolah alam,
sekolah kuttab Al-Fatih.
Bukan
artinya sekolah-sekolah tersebut tidak baik, hanya saja ketika memiih sekolah untuk
anak harus sesuai dengan misi keluarga.
Jadi yang jadi pertanyaan adalah setiap
keluarga sudah punya misi masing-masing belum? Misi yang unik!
Membua
misi pendidikan keluarga merupakan peran ayah.
Ayah harus menemukan gen keluarganya!
Jangan ikut-ikutan jadi gen halilintar
semua...
Kisah Inspiratif
Kisah Pak Habibie >> misi
keluarganya: membangun Indonesia dengan dirgantara (sejak kecil hingga kini,
beliau konsisten dan fokus pada mimpi tersebut) Pak Habibie sangat dekat dengan
istrinya, Ibu Ainun (Yang udah baca buku-buku beliau pasti tahu betapa dalam
dan tulus cinta mereka berdua). Bu Ainun
lah yang menurunkan misi keluarga menjadi kurikulum keluarga, hingga kedua
anaknya juga menempuh jalan yang sama.
Kisah Keluarga Gen Halilintar >> misi
keluarganya: menjadi keluarga pengusaha.
Contoh istri yang mendukung penuh suami:
Siti Hajar >> Ibrahim a.s. Rela
ditinggalkan di gurun karena Allah.
Khadijah >> Muhammad SAW. Rela
menyerahkan harta untuk dakwah, wanita yang sangat kuat sekaligus lembut.
Itulah
definisi Ibu Profesional dari sudut
pandang Islam.
“Suami-istri yang sibuk dengan hal-hal besar
maka akan fokus pada hal-hal besar tersebut.“
Setiap
keluarga harus memiliki family mission.
Islam
mengajak kita untuk berpikir besar.
📌Fitrah yang tidak tumbuh
Fitrah:
Ibu-ibu >> multi-tasking; bapak-bapak >> single tasking.
Fitrah
wanita >> minta dipahami, suka berbicara. Bener gak?
Perbedaan
antara laki-laki dengan wanita ketika berbicara:
Wanita
>> implisit
Pria
>> eksplisit
Kalo anak laki-laki tidak dekat dengan
ibunya nanti ketika dia dewasa, jadi susah memahami perempuan, efeknya?
Playboy (karena butuh pengakuan).
Kalo anak perempuan tidak dekat dengan
ayahnya nanti ketika dia dewasa akan mencari-cari sosok pengganti peran ayah,
efeknya? Pacaran (karena mencari kasih sayang sosok laki-laki), lesbian, suka
sama yang tomboy.
Anak
laki-laki membutuhkan peran ayah 75% dan peran ibu 25%.
Anak
perempuan membutuhkan peran ibu 75% dan peran ayah 25%.
Perah ayah = menumbuhkan ego = sang raja tega.
Peran ibu = menumbuhkan kelembutan
= sang pembasuh luka.
🌱Jalankan peran masing-masing, agar anak
tumbuh sesuai fitrahnya!
Kalo
fitrah belajar tidak tumbuh, maka akibatnya = salah jurusan, salah karir.
Kalo
fitrah iman tidak tumbuh, maka akibatnya = beragama, tapi tidak berakidah.
Kalo
fitrah seksualitas tidak tumbuh, maka akibatnya = LGBT.
Jadi ketika fitrah tidak tumbuh dengan baik
>> masalah akan semakin besar.
✏✏✏
“Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya“
-Perkataan
Gurunya Imam Syafi’i-
Ilmu akan menjadi energi yang menggerakkan
organ tubuh berbuat kebaikan.
Ia akan
berpendar dalam ruang gelap.
Ilmu itu untuk menjadikan kita human being, bukan
sekedar human thinking dan human doing.
GENERASI MILENIALS
Mereka
belajarnya hebat, pencapaian akademiknya bagus, tapi sayang fitrah iman dan
psikologisnya kurang.
Balighnya
cepat (biologis) tapi tidak dibarengi dengan aqil (psikologis).
Akar Permasalahan Remaja
Puber
>> 11-12 tahun
Mulai
aqil baligh >> 15 tahun
Matang
aqil baligh >> 20-25 tahun
Ada kesenjangan yang sangat besar antara
kedewasaan biologis (baligh) pada usia 11-12 tahun dengan kedewasaan psikologis
dan sosial (aqil) pada usia 20-25 tahun.
Ada sesuatu yang hilang di generasi
sekarang.
Apa yang
hilang?
Generasi
yang hebat ketika di masa kecil, tapi hancur ketika masa aqil baligh-nya.
Mereka
mengenal kebaikan tidak dari hati. Banyak
fitrah yang tidak tumbuh.
“Kitalah orangtua versi terbaik untuk anak-anak
kita.”
Allah
akan memampukan orang-orang yang terpanggil.
Sambutlah
panggilan itu!
Banyak contoh pemuda hebat di Islamic Golden Age (Masa Keemasan Islam)
Siapa sajakah mereka?
Usama bin Zaid. Di
usianya yang 15 tahun menadi panglima perang yang memimpin 10.000 pasukan.
Imam Syafi’i. Usia
11 tahun menjadi mahasiswa, usia 14 tahun menjadi dosen.
Muhammad Al-Fatih.
Al-Khawarizmi.
Imam Ghazali.
🌸
Ada
seorang ibu yang mendidik 5 anaknya sendiri karena menganggap anak itu ibarat “berlian”.
Hanya orang “gila” yang menitipkan berlian
pada orang lain.
🌸
“Jika Allah menitipkan 10 anak kepadamu maka
Allah juga menginstall ilmu parenting sejumlah anak tersebut.”
Jadi jangan khawatir berlebihan, minta
tolonglah sama Allah…
Pernikahan bukanlah sebuah kebetulan
>> sudah Allah rencanakan.
Di balik
pernikahan tersebut pasti ada tugas yang Allah titipkan pada kita.
Tugas
umum setiap manusia = beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah di bumi-Nya.
Tapi ada
juga tugas spesifik, setiap kita punya tugas masing-masing, tugas sebagai
indivudu dan bagian dari keluarga.
Temukan the
mission of life!
🌸
Di 1/3 malam >> tahajud.
Di 1/3 Ramadhan >> lailatul qadr.
Di 1/3 kehidupan Rasulullan >> Islam
tegak!
Maka di 1/3 hidup muslim >> hidup semakin
terpacu untuk produktif.
Semakin
menjelang akhir kehidupan, grafiknya semakin eksponensial.
🌸
LANDSCAPE PERADABAN
Allah menciptakan:
Human >> Allah
ciptakan untuk menjalankan tugas.
Earth >> Allah
siapkan alam untuk menusia dengan mewafatkan dinasaurus. Kebayang gak kalo di zaman sekarang Brontosaurus atau T-Rex masih berkeliaran?
Time >> Allah
berikan waktu/zaman.
Al-Qur’an >> Allah
berikan kitabullah, sebagai pedoman.
🌱Apa itu fitrah?
Fitrah
adalah kesiapan manusia untuk menerima syariah, kitabullah.
"Anak-anak yang jatuh cinta pada Allah di
masa dininya maka dia akan ikhlas beribadah, maka dia akan menikmati sholatnya."
Tumbuhkan
cinta >> intra-motivation.
Kalo
berangkat dari dalam = intrinsik >> niat “Innamal A'malu Bin Niyat”
>> bab awal kitab fikih.
Pentingnya
niat, dorongan dari dalam. Ingat! Islam bukan sekedar ritual.
3R syarat agar beramal dengan konsisten dan
ikhlas:
Relevan dengan fitrah
Relation =
bangun cinta
Reason =
alasan yang kuat kenapa harus melakukan itu
Syariah harus dimulai dengan akidah >>
muhabbah (cinta)
Bergairah
dengan dirinya sendiri, dengan agamanya, dan dengan Pencipta-Nya.
Pendidik sejati adalah Allah.
Allah
yang menyediakan semua itu.
Wahai
ortu dan pendidik, just follow the fitrah. Pandu dengan kitabullah.
🌱The “Still Face” Experiment
Dr. Ed
Tronick, director of UMass Boston's Infant-Parent Mental Health Program melakukan
riset tentang baby-parent:
Dr.
Richard Cohen, director of Project ABC at the Children's Institute juga
melakukan riset yang sama tapi ibu diganti dengan ayah.
Dari
riset tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Ayah dan ibu sama-sama pentingnya dalam
pengasuhan.”
The
experiment clearly show how profoundly babies read and react to their social
surroundings.😍 Prolonged lack of attention can move a baby from good
socialization to bad.
Fenomena lainnya:
Anak
pertama >> pola pengasuhan lebay.
Anak
bungsu >> pola pengasuhan lalai.
Ditambah
lagi adanya salah pola asuh.
Di
Al-Qur’an, ayah bukan mencari uang tapi diceritakan tentang dialog-dialog
antara ayah-anak.
Tugas utama ayah >> mendidik anak.
🌱Apakah bayi memiliki moral?
Berdasarkan
pertanyaan di atas dilakukan sebuah penelitian.
Babies
at Yale University's Infant Cognition Center, also known as "The Baby
Lab," respond to "naughty" and "nice" puppets.
Ternyata
berdasarkan riset tersebut, bayi itu
fitrahnya suka yang baik loh.
🌱“Bayi bukan kertas kosong, mereka sudah
diinstall macam-macam kebaikan oleh Allah.”
Jadi,
pertanyaan yang coba kita ajukan pada diri sendiri:
“Mana
yang lebih mudah: mendidik anak menjadi shalih atau nakal?”
Ternyata
shalih itu fitrahnya setiap anak, setiap kita juga berarti pada dasarnya suka
dengan kebaikan. Maka dengarkan kata
hatimu… Dengarkan fitrahmu…
FITRAH PERSONAL POTENCY
🌱Fitrah
iman
🌱Fitrah
bakat
🌱Fitrah
belajar
🌱Fitrah
estetika dan bahasa
🌱Fitrah
individual dan sosial
🌱Fitrah
seksualitas
🌱Fitrah
perkembangan
🌱Fitrah
jasmani
Tidak ada cerita anak yang salah gaul,
adanya anak yang salah pola asuh.
Anak-anak
yang diasuh dengan benar >>
memiliki imunitas pada lingkungannya.
Anak-anak
yang selesai dengan dirinya >> dia hanya akan mengakses
kebaikan-kebaikan.
🌱Fitrah yang diasuh dengan baik akan
menjadikan seorang “agent of change” >> change
maker >> lahir peran dalam
peradaban.
Gak ada
orang yang gak suka belajar, semua orang suka belajar >> fitrah.
Fitrah iman + fitrah belajar
>> ghiroh melakukan perubahan dalam kebenaran dan kebaikan, lalu
menghasilkan karya yang solutif dan sebuah inovasi.
Semua
fitrah harus tumbuh bersama, kalo ada yang kurang satu maka akan menjadi
masalah.
🌱How to grow the fitrah?
Gak tiba-tiba fitrah berubah menjadi
cita-cita/peran.
Usia 0-6 tahun >> Ajak
anak jatuh cinta dengan Allah, Rasulullah, belajar, dan ortu. Hargai
individualitasnya. Amati sifatnya.
Usia 7-10 tahun >> Cobalah
berbagai macam aktivitas yang relevan dengan sifat anak sehingga tumbuh
penyadaran potensi. Temukan aktivitas yang membuat anak: enjoy-easy-earn. Pengamat terbaik setiap anak adalah orangtua
masing-masing. Bisa menggunakan tools =
talents mapping.
Usia 11-14 tahun >>
Kokohkan dengan ujian kehidupan, misalnya biarkan anak merantau, latihan
investasi. Orangtua harus tega! Tega boleh tapiii kalo tahap sebelumnya beres
ya.
Usia >15 tahun >> Biarkan
anak mandiri = analoginya dibiarkan tumbuh di tanah seperti pohon, mereka sudah
bukan tunas lagi.
🌸
“Fokuslah pada cahaya anak, bukan pada
kegelapannya.”
🌸
🌱FITRAH terdiri dari:
¼
genetis
¼ tempat
dilahirkan (Indonesia)
¼ zaman
ia hidup (abad 21)
¼
kitabullah
Syariah = proses dari aqidah.
Fenomena:
Orangtua
jatuh cinta pada aqidah, kebaikan dan kebenaran di masa mudanya. Tapi ketika
mereka sudah berkeluarga, mereka mengajarkan aqidah pada anak-anaknya dengan
cara pemaksaan. Mereka mau instan,
padahal itu butuh proses. Bangun aqidah di masa awal dengan cara yang
lembut dan halus.
🌸
Karena kepatuhan tanpa kecintaan maka akan
pudar.
🌸
Jangan sampaikan agama dengan keras, biarkan
agama menyentuh hati. Inilah yang menumbuhkan niat = sesuatu yang
tumbuh dari dalam.
✏✏✏
🌱KESIMPULAN 🌱
1. Mendidik anak adalah tugas orangtua
Bukan
tugas sekolah/lembaga les, dsb. Sekolah itu adalah tempat pengajaran.
Jangan
pernah serahkan sepenuhnya pendidikan anak pada lembaga.
2. Syarat mendidik anak = syukur.
Sifat-sifat
anak itu harus disyukuri >> lihat sisi cerahnya.
Tidak
mungkin Allah menciptakan anak tanpa masa depan yang cerah.
3. Kita adalah versi terbaik orangtua untuk
ana-anak kita.
Jika
Allah memberikan 10 anak >> Allah juga menginstall ilmu parenting dalam
diri kita sejumlah anak tersebut.
4. Raise your child, raise your self.
Jangan
pernah salahkan masa lalu, misalnya kita tidak suka dengan pola pengasuhan
orangtua kita >> berdamailah dengan masa lalu.
Ingatlah ini:
“It takes a village to raise a child.”
-African
proverb-
Penutup:
Deraskan
maknamu, bukan tinggikan suaramu.
Karena
hujanlah yang menumbuhkan bunga-bunga, bukan petir dan guruhnya.
-Ust. Harry Santosa-
🌸
Jazaakillaahu khoiron tulisannya bagus sekali. Merangkum semuanya. Bahasanya sederhana dan mudah dipahami. Semoga mjd amal jariyah ya mba.
BalasHapusWaiyyaki Mba Lia :). Aamiin Yaa Mujiib :) Alhamdulillah semoga bermanfaat yaa mba... Makasiiih mba, udah mampir ke sini ^-^
HapusAlhamdulillah, makasiiih Mba Fitriani... Semoga bermanfaat ya mba :)
BalasHapusJazakillah khair teh Miranti utk rangkumannya.. Masyaallah enak bacanya berwarna.. Hihi
BalasHapusBarakallah yaa mba
Jazakillah khair teh Miranti utk rangkumannya.. Masyaallah enak bacanya berwarna.. Hihi
BalasHapusBarakallah yaa mba
Alhamdulillah waiyyaki mbak Yulia... Aamiin☺️🌹
HapusMba, syukron jazakillaah yaaa... Merangkum inti dari fitrah based education. Dan bisa jd pengingat2 lagi saat ini disaat sy keluar jalur mendidik anak... Pengingat dikala lupa tergerus masa... Semoga mjd amal jariyah ya, mba...
BalasHapusWaiyyaki mba Leni :). Alhamdulillah... Aamiin, makasih banget mba do'anya :)
HapusJazakillah khayraa mba miranti..bahasanya ringan dan mudah dipahami. Izin untuk share kembali ilmunya
BalasHapusWa jazakillah khairan mba, Alhamdulillah Barakallah, silakan boleh bangettt mba :)
HapusSuka sama tulisannya bun. Mudah dimengerti.
BalasHapusJazakillahu khairan
Masya Allah... Alhamdulillah :) Wa jazakillah khairan mba :)
HapusMakasih mba tulisan nya bagus banget .. rangkumannya menyentuh yg membaca nya
BalasHapusAlhamdulillah, semoga bermanfaat ya Mba Diah :)
HapusMasyaAllah... Bersyukur bisa menemukan tulisan mbak Miranti... Semoga setelah pandemi berakhir bisa mengikuti seminar FBE dan ketemu langsung dengan Ust.Harry Santoso.. Aaamiiin..
BalasHapusAlhamdulillah Mba Nisa, semoga bisa menjadi bekal dan diaplikasikan ya Mba :) Aamiin yaa Rabb
HapusMasyaallah...penjelasannya bagus dan mudah dimengerti....🤗
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih Mba... semoga bisa bermanfaat Mba dan siapapun yang baca catatan ini 🤗
HapusJazakillahu khoir umm.
BalasHapusIzin save ya.utk dibaca offline
wa jazakillahu khairan Mba Aries... Silakan Mba...semoga berkah bermanfaat yaa :)
HapusBismillaah... MasyaaAllaah alhamdulillaah... Keren banget rangkumannya. Smg jadi amal jariyah ya mba. Barakallah fiik. Jazakillaah khayr.
BalasHapusAlhamdulillah...aamiin yaa Rabb, terima kasih mba sudah mampir ke sini :) Barakallahu fiik, wa jazakillahu khairan :)
Hapus