Fitrah Based Education (FBE)
“Menjadi Orangtua Hebat, Mendidik Anak Sesuai Fitrah”
Ust. Harry Santosa
Wisuda dan Seminar Parenting - IIP Banten
Kebon Kubil Serang
Sabtu, 18-08-2018

Allah Maha Baik… Alhamdulillahirabbil’alamiin…
Ceritanya aku baru pindah ke Serang, terus gak lama kemudian ada seminar parenting ini, Alhamdulillah dimudahkan untuk bisa datang dan mendapatkan pencerahan ilmu dari ust. Harry…
Pertama kali tahu tentang ust. Harry Santosa dan buku Fitrah Based Education-nya dari salah satu materi kuliah saat Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Sejak saat itu penasaran banget pengen denger konsep FBE langsung dari beliau atau baca bukunya. Tapi sampe sekarang belum punya bukunya, harus nabung dulu karena harganya lumayan, tapi emang sebanding dengan isi bukunya yang luar biasa bergizi.😍

✏✏✏
Oke, berikut catatan seminar beberapa hari yang lalu, semoga bisa bermanfaat ya (boleh banget di-share)!

🌱Fitrah anak >> suka bergerak >> suka bermain, bener gak?
Tapi seringkali orangtua meminta anaknya untuk cicing (Bahasa Sunda >> diam).

🌱Fitrah bayi >> bangun shubuh bahkan dini hari, bener gak?
Tapi kebanyakan orangtua bilang ke anaknya “tidur lagi aja... masih malem/gelap…”

🌱Fitrah anak >> suka berbicara, nanya ini itu “Itu apa?” “Ini apa?” belum selesai dijawab nanya yang lain lagi, bener gak?
Tapi banyak orangtua zaman now lebih asyik dengan gadget-nya atau mereka membawa pekerjaan kantor ke rumah sehingga tidak sempat menjawab apalagi ngajak ngobrol anaknya.

Sesungguhnya Allah sudah meng-install berbagai hal ke diri kita, sejak lahir!
Contoh:
Kebersihan. Bayi akan otomatis menangis ketika poop atau pipis.
Tapi seringkali fitrah itu tidak diikuti dengan tindakan yang tepat.
Penyimpangan fitrah contohnya: penggunaan pampers yang bahkan lebih dari batas waktu toleransi. Awalnya mungkin anak merasa risih, tapi lama-kelamaan jadi terbiasa. Salah siapa? Ini padahal efek jangka panjangnya bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah kanker.

Orangtua itu penting, makanya Allah ciptakan pernikahan.
Jangan serahkan sepenuhnya pada lembaga/sekolah.
Lembaga/sekolah itu fungsinya untuk ta’lim atau pengajaran.

🌱Jadi, apa tempat yang paling tepat untuk menumbuhkan fitrah anak?
RUMAH!
Rumah adalah tempat untuk menumbuhkan gairah belajar.
Rumah adalah tempat untuk menumbuhkan fitrah-fitrah anak.

Coba tanyakan pada diri sendiri!
“Mana yang lebih penting antara bisa membaca atau suka membaca?”
Jawabannya pasti suka membaca. Karena dengan suka membaca maka anak akan dengan sendirinya bisa membaca, suka buku, dekat dengan dunia literasi.

Jangan menjadi orangtua yang lebay!
Kalo lebay nanti anak bisa bosan/menolak fitrahnya.
Ust. Harry cerita tentang ada anak yang diajarkan Al-Quran dengan metode yang “aneh”. Anak tersebut dipaksa harus berada di dalam suatu ruangan, gak boleh gerak, hanya diam mendengarkan Al-Qur’an. Akhirnya dia mengalami trauma psikologis, setiap didengarkan Al-Qur’an dia mengerang kesakitan. Astaghfirullaah…kasihan…

Cerita lainnya ada anak yang setiap mau mengerjakan worksheet, dia akan muntah-muntah. Penyebabnya ternyata sejak kelas 1 dia dipaksa dan mendapat nilai yang buruk.
Apa pelajaran yang dapat diambil dari 2 cerita tersebut?
Setiap keterampilan itu ada masanya, sesuai perkembangan anak. Anehnya banyak orangtua yang bangga anaknya masuk SD di bawah batas usia ketentuan. Padahal anaknya belum siap.

Allah perintahkan sholat untuk anak usia 7 tahun.
Kenapa?
Karena di bawah 7 tahun adalah pusat imajinasi dan kreativitas.

🌸
“Tugas orangtua adalah membuat anak terpesona dengan kebaikan, suka pada kebenaran.”
🌸

🌱Yakinlah bahwa setiap anak memiliki peran istimewa di masa depannya.
Apapun sifatnya harus disyukuri, lihat dari sisi cerahnya, bukan sisi “gelap”nya.

Misalnya:
Anak baperan >>> empati tinggi, orang-orang yang bekerja dengan hati: perawat, volunteer, pekerja sosial dan kemanusiaan, tim penanggulangan bencana.
Anak cerewet >>> presenter, contohnya mamah Dedeh, pasti masa kecilnya cerewet banget dan didukung sama orangtuanya.
Anak sensitif/suka disebut “cengeng” >>> penulis tema romantis, contohnya Kang Abik terlihat kan dari tulisan karya novelnya yang menyentuh banget dan gak jarang bikin berkaca-kaca terus mewek… Gak mungkin kalo penulisnya gak “cengeng”.
Anak keras kepala >>> pemimpin, contohnya Muhammad Al-Fatih (Sultan Mehmed II), coba baca sejarah beliau, saat masih kecil sudah terlihat sifat keras kepalanya.
Anak curigaan = waspada, teliti >>> penyidik, auditor. Coba bayangkan kalo tim penyidik/auditor gak curigaan, setuju-setuju aja, wah bisa repot nanti gak bener hasil pemeriksaannya.

Jangan menyebut anak dengan sebutan “nakal”.
Kenapa?
“Kenakalan itu disebabkan potensi yang belum nampak atau anak bingung mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.”
Apa solusinya?
Pejamkan mata, kemudian ingat kebaikan-kebaikan anak.
Umar bin Khatthab pernah berpesan: “Jika kalian melihat anakmu atau anak didikmu berbuat baik, maka pujilah dan catatlah. Dan apabila anakmu atau anak didikmu berbuat buruk, tegurlah dan jangan pernah engkau mencatatnya.”
Perhatikan QS. Luqman!
Beliau bukan Nabi apalagi Rasul tapi dialog-dialog dengan anaknya diabadikan di dalam Al-Qur’an.
Berarti kalo kita mau mendidik anak dengan keren di mata Allah, maka ayat-ayat tersebut harus kita pelajari.

🌸
Apapun sifat anak-anak kita: syukuri, jangan lebay, apalagi alay!
🌸

“Jangan pernah khawatir dengan peran sekecil apapun, kalo dikerjakan dengan sepenuh jiwa bisa dahsyat efeknya.”
Contoh:
Cleaning service >> perusahaan besar di Swiss.
Waste management >> perusahaan besar di China.

-Adab dan Fitrah-
Merupakan tanggung jawab orangtua, bukan tanggung jawab sekolah.
Yang ditanya di akhirat nanti adalah orangtua, bukan sekolah.

Istilah remaja tidak ada di dalam Islam, istilah ini muncul di abad 20.
Islam hanya mengenal fase: pra-aqil baligh dan aqil baligh.

Sibuklah memandirikan anak daripada sibuk mencari uang untuk mereka (hingga tidak sempat berinteraksi dengan anak) >> saat anak usia 0-15 tahun.
Fokuslah pada pendidikan anak di usia 0-15 tahun, karena itu merupakan tanggung jawab orangtua.

✏✏✏
Banyak masalah yang terjadi pada keluarga zaman now, apa penyebabnya?
1. Kurang merenung
2. Fitrah yang tidak tumbuh

📌Orangtua zaman sekarang jarang merenung
Kebanyakan mereka ikut-ikutan arus, misalnya: sekolah Islam Terpadu (IT), sekolah alam, sekolah kuttab Al-Fatih.
Bukan artinya sekolah-sekolah tersebut tidak baik, hanya saja ketika memiih sekolah untuk anak harus sesuai dengan misi keluarga.
Jadi yang jadi pertanyaan adalah setiap keluarga sudah punya misi masing-masing belum? Misi yang unik!
Membua misi pendidikan keluarga merupakan peran ayah.
Ayah harus menemukan gen keluarganya!
Jangan ikut-ikutan jadi gen halilintar semua...

Kisah Inspiratif
Kisah Pak Habibie >> misi keluarganya: membangun Indonesia dengan dirgantara (sejak kecil hingga kini, beliau konsisten dan fokus pada mimpi tersebut) Pak Habibie sangat dekat dengan istrinya, Ibu Ainun (Yang udah baca buku-buku beliau pasti tahu betapa dalam dan tulus cinta mereka berdua). Bu Ainun lah yang menurunkan misi keluarga menjadi kurikulum keluarga, hingga kedua anaknya juga menempuh jalan yang sama.
Kisah Keluarga Gen Halilintar >> misi keluarganya: menjadi keluarga pengusaha.

Contoh istri yang mendukung penuh suami:
Siti Hajar >> Ibrahim a.s. Rela ditinggalkan di gurun karena Allah.
Khadijah >> Muhammad SAW. Rela menyerahkan harta untuk dakwah, wanita yang sangat kuat sekaligus lembut.
Itulah definisi Ibu Profesional dari sudut pandang Islam.

“Suami-istri yang sibuk dengan hal-hal besar maka akan fokus pada hal-hal besar tersebut.“
Setiap keluarga harus memiliki family mission.
Islam mengajak kita untuk berpikir besar.

📌Fitrah yang tidak tumbuh
Fitrah: Ibu-ibu >> multi-tasking; bapak-bapak >> single tasking.
Fitrah wanita >> minta dipahami, suka berbicara. Bener gak?

Perbedaan antara laki-laki dengan wanita ketika berbicara:
Wanita >> implisit
Pria >> eksplisit

Kalo anak laki-laki tidak dekat dengan ibunya nanti ketika dia dewasa, jadi susah memahami perempuan, efeknya? Playboy (karena butuh pengakuan).
Kalo anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya nanti ketika dia dewasa akan mencari-cari sosok pengganti peran ayah, efeknya? Pacaran (karena mencari kasih sayang sosok laki-laki), lesbian, suka sama yang tomboy.

Anak laki-laki membutuhkan peran ayah 75% dan peran ibu 25%.
Anak perempuan membutuhkan peran ibu 75% dan peran ayah 25%.

Perah ayah = menumbuhkan ego = sang raja tega.
Peran ibu = menumbuhkan kelembutan = sang pembasuh luka.
🌱Jalankan peran masing-masing, agar anak tumbuh sesuai fitrahnya!

Kalo fitrah belajar tidak tumbuh, maka akibatnya = salah jurusan, salah karir.
Kalo fitrah iman tidak tumbuh, maka akibatnya = beragama, tapi tidak berakidah.
Kalo fitrah seksualitas tidak tumbuh, maka akibatnya = LGBT.
Jadi ketika fitrah tidak tumbuh dengan baik >> masalah akan semakin besar.
 ✏✏✏

“Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya“
-Perkataan Gurunya Imam Syafi’i-

Ilmu akan menjadi energi yang menggerakkan organ tubuh berbuat kebaikan.
Ia akan berpendar dalam ruang gelap.
Ilmu itu untuk menjadikan kita human being, bukan sekedar human thinking dan human doing.

GENERASI MILENIALS
Mereka belajarnya hebat, pencapaian akademiknya bagus, tapi sayang fitrah iman dan psikologisnya kurang.
Balighnya cepat (biologis) tapi tidak dibarengi dengan aqil (psikologis).

Akar Permasalahan Remaja
Puber >> 11-12 tahun
Mulai aqil baligh >> 15 tahun
Matang aqil baligh >> 20-25 tahun
Ada kesenjangan yang sangat besar antara kedewasaan biologis (baligh) pada usia 11-12 tahun dengan kedewasaan psikologis dan sosial (aqil) pada usia 20-25 tahun.

Ada sesuatu yang hilang di generasi sekarang.
Apa yang hilang?
Generasi yang hebat ketika di masa kecil, tapi hancur ketika masa aqil baligh-nya.
Mereka mengenal kebaikan tidak dari hati. Banyak fitrah yang tidak tumbuh.

“Kitalah orangtua versi terbaik untuk anak-anak kita.”
Allah akan memampukan orang-orang yang terpanggil.
Sambutlah panggilan itu!

Banyak contoh pemuda hebat di Islamic Golden Age (Masa Keemasan Islam)
Siapa sajakah mereka?
Usama bin Zaid. Di usianya yang 15 tahun menadi panglima perang yang memimpin 10.000 pasukan.
Imam Syafi’i. Usia 11 tahun menjadi mahasiswa, usia 14 tahun menjadi dosen.
Muhammad Al-Fatih.
Al-Khawarizmi.
Imam Ghazali.

🌸
Ada seorang ibu yang mendidik 5 anaknya sendiri karena menganggap anak itu ibarat “berlian”.
Hanya orang “gila” yang menitipkan berlian pada orang lain.
🌸

“Jika Allah menitipkan 10 anak kepadamu maka Allah juga menginstall ilmu parenting sejumlah anak tersebut.”
Jadi jangan khawatir berlebihan, minta tolonglah sama Allah…

Pernikahan bukanlah sebuah kebetulan >> sudah Allah rencanakan.
Di balik pernikahan tersebut pasti ada tugas yang Allah titipkan pada kita.
Tugas umum setiap manusia = beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah di bumi-Nya.
Tapi ada juga tugas spesifik, setiap kita punya tugas masing-masing, tugas sebagai indivudu dan bagian dari keluarga.
Temukan the mission of life!

🌸
Di 1/3 malam >> tahajud.
Di 1/3 Ramadhan >> lailatul qadr.
Di 1/3 kehidupan Rasulullan >> Islam tegak!
Maka di 1/3 hidup muslim >> hidup semakin terpacu untuk produktif.
Semakin menjelang akhir kehidupan, grafiknya semakin eksponensial.
🌸

LANDSCAPE PERADABAN
Allah menciptakan:
Human >> Allah ciptakan untuk menjalankan tugas.
Earth >> Allah siapkan alam untuk menusia dengan mewafatkan dinasaurus. Kebayang gak kalo di zaman sekarang Brontosaurus atau T-Rex masih berkeliaran?
Time >> Allah berikan waktu/zaman.
Al-Qur’an >> Allah berikan kitabullah, sebagai pedoman.

🌱Apa itu fitrah?
Fitrah adalah kesiapan manusia untuk menerima syariah, kitabullah.

"Anak-anak yang jatuh cinta pada Allah di masa dininya maka dia akan ikhlas beribadah, maka dia akan menikmati sholatnya."
Tumbuhkan cinta >> intra-motivation.

Kalo berangkat dari dalam = intrinsik >> niat Innamal A'malu Bin Niyat >> bab awal kitab fikih.
Pentingnya niat, dorongan dari dalam. Ingat! Islam bukan sekedar ritual.

3R syarat agar beramal dengan konsisten dan ikhlas:
Relevan dengan fitrah
Relation = bangun cinta
Reason = alasan yang kuat kenapa harus melakukan itu

Syariah harus dimulai dengan akidah >> muhabbah (cinta)
Bergairah dengan dirinya sendiri, dengan agamanya, dan dengan Pencipta-Nya.

Pendidik sejati adalah Allah.
Allah yang menyediakan semua itu.
Wahai ortu dan pendidik, just follow the fitrah. Pandu dengan kitabullah.

🌱The “Still Face” Experiment
Dr. Ed Tronick, director of UMass Boston's Infant-Parent Mental Health Program melakukan riset tentang baby-parent:

Dr. Richard Cohen, director of Project ABC at the Children's Institute juga melakukan riset yang sama tapi ibu diganti dengan ayah.


Dari riset tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Ayah dan ibu sama-sama pentingnya dalam pengasuhan.”
The experiment clearly show how profoundly babies read and react to their social surroundings.😍 Prolonged lack of attention can move a baby from good socialization to bad.

Fenomena lainnya:
Anak pertama >> pola pengasuhan lebay.
Anak bungsu >> pola pengasuhan lalai.
Ditambah lagi adanya salah pola asuh.

Di Al-Qur’an, ayah bukan mencari uang tapi diceritakan tentang dialog-dialog antara ayah-anak.
Tugas utama ayah >> mendidik anak.

🌱Apakah bayi memiliki moral?
Berdasarkan pertanyaan di atas dilakukan sebuah penelitian.
Babies at Yale University's Infant Cognition Center, also known as "The Baby Lab," respond to "naughty" and "nice" puppets.

Ternyata berdasarkan riset tersebut, bayi itu fitrahnya suka yang baik loh.
🌱“Bayi bukan kertas kosong, mereka sudah diinstall macam-macam kebaikan oleh Allah.”

Jadi, pertanyaan yang coba kita ajukan pada diri sendiri:
“Mana yang lebih mudah: mendidik anak menjadi shalih atau nakal?”
Ternyata shalih itu fitrahnya setiap anak, setiap kita juga berarti pada dasarnya suka dengan kebaikan. Maka dengarkan kata hatimu… Dengarkan fitrahmu…

FITRAH PERSONAL POTENCY
🌱Fitrah iman
🌱Fitrah bakat
🌱Fitrah belajar
🌱Fitrah estetika dan bahasa
🌱Fitrah individual dan sosial
🌱Fitrah seksualitas
🌱Fitrah perkembangan
🌱Fitrah jasmani

Tidak ada cerita anak yang salah gaul, adanya anak yang salah pola asuh.
Anak-anak yang diasuh dengan benar >> memiliki imunitas pada lingkungannya.
Anak-anak yang selesai dengan dirinya >> dia hanya akan mengakses kebaikan-kebaikan.

🌱Fitrah yang diasuh dengan baik akan menjadikan seorang “agent of change” >> change maker >> lahir peran dalam peradaban.
Gak ada orang yang gak suka belajar, semua orang suka belajar >> fitrah.

Fitrah iman + fitrah belajar >> ghiroh melakukan perubahan dalam kebenaran dan kebaikan, lalu menghasilkan karya yang solutif dan sebuah inovasi.

Semua fitrah harus tumbuh bersama, kalo ada yang kurang satu maka akan menjadi masalah.

🌱How to grow the fitrah?
Gak tiba-tiba fitrah berubah menjadi cita-cita/peran.
Usia 0-6 tahun >> Ajak anak jatuh cinta dengan Allah, Rasulullah, belajar, dan ortu. Hargai individualitasnya. Amati sifatnya.
Usia 7-10 tahun >> Cobalah berbagai macam aktivitas yang relevan dengan sifat anak sehingga tumbuh penyadaran potensi. Temukan aktivitas yang membuat anak: enjoy-easy-earn. Pengamat terbaik setiap anak adalah orangtua masing-masing. Bisa menggunakan tools = talents mapping.
Usia 11-14 tahun >> Kokohkan dengan ujian kehidupan, misalnya biarkan anak merantau, latihan investasi. Orangtua harus tega! Tega boleh tapiii kalo tahap sebelumnya beres ya.
Usia >15 tahun >> Biarkan anak mandiri = analoginya dibiarkan tumbuh di tanah seperti pohon, mereka sudah bukan tunas lagi.

🌸
“Fokuslah pada cahaya anak, bukan pada kegelapannya.”
🌸

🌱FITRAH terdiri dari:
¼ genetis
¼ tempat dilahirkan (Indonesia)
¼ zaman ia hidup (abad 21)
¼ kitabullah

Syariah = proses dari aqidah.
Fenomena:
Orangtua jatuh cinta pada aqidah, kebaikan dan kebenaran di masa mudanya. Tapi ketika mereka sudah berkeluarga, mereka mengajarkan aqidah pada anak-anaknya dengan cara pemaksaan. Mereka mau instan, padahal itu butuh proses. Bangun aqidah di masa awal dengan cara yang lembut dan halus.

🌸
Karena kepatuhan tanpa kecintaan maka akan pudar.
🌸

Jangan sampaikan agama dengan keras, biarkan agama menyentuh hati. Inilah yang menumbuhkan niat = sesuatu yang tumbuh dari dalam.
✏✏✏


🌱KESIMPULAN🌱
1. Mendidik anak adalah tugas orangtua
Bukan tugas sekolah/lembaga les, dsb. Sekolah itu adalah tempat pengajaran.
Jangan pernah serahkan sepenuhnya pendidikan anak pada lembaga.

2. Syarat mendidik anak = syukur.
Sifat-sifat anak itu harus disyukuri >> lihat sisi cerahnya.
Tidak mungkin Allah menciptakan anak tanpa masa depan yang cerah.

3. Kita adalah versi terbaik orangtua untuk ana-anak kita.
Jika Allah memberikan 10 anak >> Allah juga menginstall ilmu parenting dalam diri kita sejumlah anak tersebut.

4. Raise your child, raise your self.
Jangan pernah salahkan masa lalu, misalnya kita tidak suka dengan pola pengasuhan orangtua kita >> berdamailah dengan masa lalu.

Ingatlah ini:
“It takes a village to raise a child.”
-African proverb-

Penutup:
Deraskan maknamu, bukan tinggikan suaramu.
Karena hujanlah yang menumbuhkan bunga-bunga, bukan petir dan guruhnya.
-Ust. Harry Santosa-
🌸
Tags: Parenting

Posting Komentar

22 Komentar

  1. Jazaakillaahu khoiron tulisannya bagus sekali. Merangkum semuanya. Bahasanya sederhana dan mudah dipahami. Semoga mjd amal jariyah ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waiyyaki Mba Lia :). Aamiin Yaa Mujiib :) Alhamdulillah semoga bermanfaat yaa mba... Makasiiih mba, udah mampir ke sini ^-^

      Hapus
  2. Alhamdulillah, makasiiih Mba Fitriani... Semoga bermanfaat ya mba :)

    BalasHapus
  3. Jazakillah khair teh Miranti utk rangkumannya.. Masyaallah enak bacanya berwarna.. Hihi
    Barakallah yaa mba

    BalasHapus
  4. Jazakillah khair teh Miranti utk rangkumannya.. Masyaallah enak bacanya berwarna.. Hihi
    Barakallah yaa mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah waiyyaki mbak Yulia... Aamiin☺️🌹

      Hapus
  5. Mba, syukron jazakillaah yaaa... Merangkum inti dari fitrah based education. Dan bisa jd pengingat2 lagi saat ini disaat sy keluar jalur mendidik anak... Pengingat dikala lupa tergerus masa... Semoga mjd amal jariyah ya, mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waiyyaki mba Leni :). Alhamdulillah... Aamiin, makasih banget mba do'anya :)

      Hapus
  6. Jazakillah khayraa mba miranti..bahasanya ringan dan mudah dipahami. Izin untuk share kembali ilmunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa jazakillah khairan mba, Alhamdulillah Barakallah, silakan boleh bangettt mba :)

      Hapus
  7. Suka sama tulisannya bun. Mudah dimengerti.

    Jazakillahu khairan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah... Alhamdulillah :) Wa jazakillah khairan mba :)

      Hapus
  8. Makasih mba tulisan nya bagus banget .. rangkumannya menyentuh yg membaca nya

    BalasHapus
  9. MasyaAllah... Bersyukur bisa menemukan tulisan mbak Miranti... Semoga setelah pandemi berakhir bisa mengikuti seminar FBE dan ketemu langsung dengan Ust.Harry Santoso.. Aaamiiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mba Nisa, semoga bisa menjadi bekal dan diaplikasikan ya Mba :) Aamiin yaa Rabb

      Hapus
  10. Masyaallah...penjelasannya bagus dan mudah dimengerti....🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah terima kasih Mba... semoga bisa bermanfaat Mba dan siapapun yang baca catatan ini 🤗

      Hapus
  11. Jazakillahu khoir umm.
    Izin save ya.utk dibaca offline

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa jazakillahu khairan Mba Aries... Silakan Mba...semoga berkah bermanfaat yaa :)

      Hapus
  12. Bismillaah... MasyaaAllaah alhamdulillaah... Keren banget rangkumannya. Smg jadi amal jariyah ya mba. Barakallah fiik. Jazakillaah khayr.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...aamiin yaa Rabb, terima kasih mba sudah mampir ke sini :) Barakallahu fiik, wa jazakillahu khairan :)

      Hapus

Langsung ke konten utama