Ambil Baiknya, Buang Buruknya
Ust. Adi Hidayat, Lc., MA.
Sabtu, 14 Juli 2018
Masjid Salman ITB


Temanya unik ya, ini berdasarkan fenomena viral di medsos yang terjadi akhir-akhir ini.
📌Apakah fenomena itu?
Yang berbeda pemahaman/pendapat/pandangan adalah para guru (ulama) tapi yang sibuk berdebat malah masanya.

Coba kita tiru kebiasaan ulama zaman dulu, ketika berbeda pendapat, para ulama tersebut mau duduk bareng di suatu majlis untuk mendiskusikan dan menghadirkan solusi, bahkan para jamaahnya melihat. Agar tidak menimbulkan pertentangan dan perselisihan di kalangan jamaah seperti yang terjadi sekarang.

Indahnya kata-kata yang keluar dari mulut para ulama zaman dulu: 
“jika apa yang saya nyatakan sesuai dengan Quran dan sunnah maka silahkan ambil, kalo tidak sesuai tinggalkan pendapat saya”.

Jadi kalo seorang ulama keliru, ia mengakui, dan mengatakan silahkan ambil pendapat ulama yang itu (benar sesuai Quran dan sunnah).

Masya Allah para ulama dulu selalu menghadirkan nilai-nilai kebaikan di antara teman-temannya. Imam Malik mengangkat Imam Asy-Syafi’i, Imam Asy-Syafi’I kemudian memuji karena Allah pada Imam Ahmad bin Hanbali. Tidak ada yang mengeluarkan kalimat yang tidak menyenangkan, apalagi mengatakan ulama lain bid’ah, yang ada saling belajar antar ulama. Masya Allah…

Persoalan di level ustadz jangan diturunkan kepada para jamaah, karena kadar ilmu pengetahuannya tidak sama. Kalo diturunkan kepada jama’ah maka akan terjadi benturan-benturan dalam keawamannya. Orang-orang awan pada ribut, yang diributkan sama-sama tidak tahu, disitu bahayanya. Banyak kasus seperti ini, meributkan sesuatu yang tidak dipahami.

Yuk luruskan niat, kalo kajian kali ini bukan untuk senjata saling menyerang atau untuk berbantah-bantahan atau untuk mengklarifikasi sesuatu, tapi kita ingin mengkaji ajaran kita secara ilmiah dan utuh…
Bismillahirrahamanirrahiim…

🌻QS 59: 10
“Ya Allah mohon jaga hati kami, diri kami dari sifat-sifat keburukan yang mampu membelenggu diri kami sehingga kami tidak bisa berbuat baik pada saudara-saudara seiman kami.”
Minimal jika tidak bisa berbuat baik secara fisik, minimal memberikan senyuman yang memberikan ketenangan hati pada saudara-saudara kita.

📌Kebanyakan keburukan terjadi bukan hanya karena ada peluang, tapi karena cara berpikir yang tidak tepat.
Ketika cara berpikirnya salah maka muncul tindakan keliru dalam kehidupan. Contohnya pelaku korupsi, mereka berpikir akan mendapatkan rezeqi yang banyak dengan koruptor, itu salah!
Dengan cara yang baik pun rezeqi akan datang karena sudah diatur sama Allah tidak akan tertukar, mustahil itu! Jadi kalo bisa dengan cara yang baik kenapa harus dilakukan dengan cara yang buruk? Rezeqi kita sudah diatur dan sifatnya pas sesuai kebutuhan kita. Rezeqi tidak dapat hanya dihitung dari harta benda yang diperoleh, tenaga juga rezeqi loh.

📌Apa masalah yang muncul dari kalimat “Ambil Baiknya, Buang Buruknya” yang viral di media sosial?
1. Membandingkan logika ini dengan pencuri sendal: ambil yang bagus sendalnya, tinggalkan yang buruk yang tadi dipake.
2. Membandingkan logika ini dengan perilaku ular, logika hewan: ular mau makan landak karena landak ada baiknya (dagingnya), tapi perut ular akan hancur karena ada duri landak. Durinya disebut syubhat yang menyamar-nyamar. Durinya harus dipisahkan, dibuang.

📌Pernyataan “Ambil Baiknya, Buang Buruknya” bukan pernyataan baru karena sesungguhnya bersumber dari Quran dan sunnah.
Masa kita mau membandingkan para ulama dengan pencuri, apalagi dengan hewan…
Kalau mau membandingkan suatu teori harus apple to apple, kanan dan kiri harus sama, mau membandingkan pencuri ya harus dengan pencuri lagi, ustadz dengan ustadz lagi…

Tapi kalo seseorang membandingkan pernyataan ustadz dengan logika pencuri atau logika hewan itu bukan sekedar logika yang fatal, tapi ada yang salah dengan logika orang tersebut. Seakan-akan menyamakan seorang ustadz dengan pencuri, bahkan dengan hewan, itu sudah sangat keterlaluan!

📌Kata Imam Nawawi: jika ada seorang pelajar yang belum mulai belajar tapi sudah berprasangka buruk pada pengajarnya, maka ia tidak akan mendapat keberkahan dari ilmu tersebut.

Ketika kita menggunakan logika harus hati-hati. Karena itulah tadi yang dikerjakan oleh para orientalis yang membuat kita salah memahami sesuatu. Dan perkataan yang mengandung logika yang fatal tersebut biasanya disampaikan dengan sangat cepat untuk membuat kita tidak sempat merenungkan makna dibalik ucapan tersebut.

Pernyataan lain yang sering muncul saat pemilihan:
Pilih mana muslim yang koruptor atau non-muslim yang jujur?
Pilihan itu ibadah, melahirkan maslahat.
Orang liberal sering mengucapkan ini dengan cepat, sebetulnya itu logika yang fatal cacat, karena kiri dengan kanan gak seimbang.
Logika membandingkan itu apple to apple, jangan apple to terasi.

📌Analogi perbandingan yang tadi seperti menanyakan: enak mana apel malang dengan terasi?
Lah, kalo mau membandingkan apel dengan apel lagi, terasi dengan terasi lagi.
Sama di sini muslim yang koruptor bandingkan dengan non-muslim yang koruptor juga, non-muslim yang jujur bandingkan dengan muslim yang jujur lagi, masa dari 200an juta rakyat Indonesia gak ada yang jujur lagi? Mayoritas muslim loh… Itu namanya baru apple to apple.
Nah logika-logika seperti ini menyebar dan bahkan diadopsi menjadi teori dalam beragama. Yang tidak ada di kaidah-kaidah dalam kitab-kitab fiqh ulama terdahulu.

🌻
Allah mengangkat derajat manusia dan tidak menyamakannya dengan hewan.
Manusia tidak layak dibandingkan oleh hewan, sangat jauh fitrahnya.
Berhati-hatilah dalam memposting sesuatu!
Apa yang Allah muliakan jangan sampai kita rendahkan.
🌻

🌻QS 17: 70
>>> Semua anak cucu Adam, telah dimuliakan oleh Allah SWT.
Mulia melekat pada semua anggota tubuh kita.
Anggota tubuh kita (mata, lisan, dll) tidak boleh digunakan untuk hal yang tidak mulia.
Jadi fungsi mata bukan hanya untuk melihat, itu sama aja dengan mata hewan, mata kita melihat hanya untuk hal-hal mulia, nanti dihisab dan ditanya oleh Allah, beda dengan mata hewan yang tidak akan dihisab.

🌻QS 17: 36
Pendengaran, penglihatan bahkan apa-apa yang kita pikirkan sungguh akan dihisab di hadapan Allah SWT.

🌻QS Nuur 24
Mata yang bercahaya beda dengan yang tidak bercahaya, karena hal-hal yang dilihatnya.
Lihatlah hal-hal yang diridhoi Allah.
Tanda Allah tidak ridho: hati kita gelisah ketika melihat sesuatu.
Karena jiwa anda mulia, maka hati akan mengingatkan anda untuk berpaling.
Ayat 30 untuk laki-laki: saat melihat yang tidak mulia, palingkan.

🌻QS 49: 11-12
Lisan juga mulia.
Lisan orang mulia kata-katanya pasti mulia.
Orang beriman kata-katanya pasti mulia.
Tidak layak keluar celaan dari mulutnya.

🌻QS 2: 3
Kata iman dibandingkan dengan sholat.
Sholat menjadi indikator tingkat keimanan seorang hamba.
Ketika suatu kalimat perintah diawali dengan seruan pada orang beriman, maka isi selanjutnya merupakan indikator orang beriman tersebut.
Iman kuat: datang sebelum adzan.
Iman standar: datang saat adzan.
Iman lemah: datang setelah adzan.

Lawannya, ketika suatu kalimat larangan dalam Quran diawali dengan seruan pada orang beriman, maka isi selanjutnya juga merupakan indikator orang beriman tersebut.
Kemampuan seseorang meninggalkan larangan itu menunjukan tingkat kekuatan keimanan orang tersebut. Semakin kuat ia meninggalkan larangan tersebut berarti semakin kuat imannya.
Contoh: semakin kuat imannya maka ia tidak akan mencela orang lain.

Ibadah ritual seharusnya tercermin dalam nilai-nilai sosial dalam bentuk akhlak.
Rasulullah mengatakan apabila ada seseorang yang rajin ibadah ritualnya, tapi ia buruk akhlaknya dalam sosial, maka pahalanya akan pindah ke orang yang didosai tersebut.
Allah turunkan larangan mencela itu untuk menjaga kemuliaan kita, agar tidak direndahkan oleh orang lain. Hanya orang-orang hina yang mengeluarkan kata-kata hina. Kita diciptakan oleh Allah >> mulia.
Jadi ketika lisan kita mencela maka kita sedang menurunkan kemuliaan kita sendiri di hadapan Allah SWT.

🌻QS Al-‘Araf 7: 179
Allah hanya membuat perumpamaan menyandingkan manusia sama dengan hewan bahkan di bawah hewan ketika semua fungsi tubuhnya tidak mau menerima hidayah dari Allah SWT.
Orang yang layak diturunkan statusnya lebih rendah daripada hewan >>> yang tidak mau mendekat pada Allah, contoh: diajak sholat alergi, diajak sedekah takut miskin, dll.

Pintar di ilmu dunia, awan di ilmu agama.
Hati-hati keawanan itu bisa menurunkan status kepintaran sampai tidak bisa mencerna logika yang sangat sederhana.
📌Pintar itu anugrah tapi bodoh itu pilihan.

Logika selesaikan dengan logika lagi.
Ingat bandingkan dengan yang setara/sebanding.
Jangan ulama dibandingkan dengan pencuri/hewan. Itu logika yang cacat!

Bagaimana cara mengupas dalil? Agar sesuai dengan para ulama dan shalafus shalih.
Pahami dalil itu tidak bisa sendirian, harus belajar ke yang lebih ahli.
Belajar agama dengan sanad.
Apa itu sanad?
Sanad adalah jalur pengetahuan.

Kalo mau dapet pengetahuan yang baik harus yang bersanad (terhubung dengan Rasulullah SAW).

Bagaimana bisa belajar tersambung dengan Nabi?
Belajarlah dengan ulama yang tersambung sanadnya ke Rasulullah.
Ulama = penyambung para nabi.
Memahami nilai pengetahuannya yang membimbing kita dalam beraktivitas, pengetahuannya disebut isnad.
Karena kalo misalnya salah > ad-diin kita juga bisa salah.

Apa itu Ad-Diin? Islam.
Apa itu Islam? Syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji.
Jadi kalo mau belajar Ad-Diin, mau belajar Islam, mau belajar sholat, cari yang pengetahuannya terhubung sampai Rasulullah SAW.
Karena kalo misalnya salah > sholat kita juga bisa salah.
Para ulama akan menurunkan Quran dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.

Sekarang banyak istilah yang digunakan sehari-hari yang sebenarnya asing bahkan bagi yang berpengetahuan. Misal manhaj.
Apa itu manhaj? Banyak yang masih awam.

1. QS 4: 1
QS 49: 13 menyebar maknanya
QS 4: 163 diturunkan ketetapan, diutus para Nabi untuk mengajarkan
QS 2: 151 diturunkan risalah dari Adam - Muhammad >> ini yang menjadi manhaj.
QS 3: 103 dari sini kita diminta untuk bersatu dalam kebaikan, jangan terpecah belah
QS 59: 9-10 sikap Rasulullah dalam mempersaudarakan sampai muncul persaudaraan yang luar biasa
QS 3: 31 kita diminta mengikuti sunnah
QS 33: 21 ini tuntutan terbaik yang dapat kita ikuti
QS 2: 148 ada potensi berbeda mengamalkan Quran dan sunnah sepanjang mendekatkan diri pada Allah, kita bahkan diperintahkan berlomba dalam perbedaan itu
QS 3: 19 ada hal-hal spesifik yang tidak boleh berbeda, satu harus sama, misal tentang Diin
QS 4: 48 kalo berpaling dengan Quran dan sunnah resikonya bisa neraka jahanam
QS 4: 140 kalo mengolok-olok, memutarbalikkan tapi tidak keluar dari agama ini, maka statusnya berubah dari muslim menjadi munafik, orang yang pertama masuk jahanam

📌Kajian Fikih Ikhtilaf = menjembatani semua persoalan perbedaan sehingga bisa saling mengerti satu sama lainnya.
Islam itu indah, Quran tidak pernah mengatakan kalo kita memiliki perbedaan dengan orang lain maka marahi orang itu, nggak ada kan dalam Quran?
Bahkan dengan orang non-muslim kita dilarang memaksakan agama kita pada mereka QS 2: 256
Kita dilarang memaksa dengan cara halus, apalagi kasar, bahkan dengan cara seperti membom, gunakan senjata dan lain sebagainya untuk memaksakan agama kita pada yang lain.

🌻QS 4: 1
Ayat ini memberikan informasi kepada semua manusia (an-nas), tanpa terkecuali.
Allah menciptakan 2 jenis manusia: laki-laki atau perempuan.
Cuma 2 jenis! Tidak ada yang setengah laki-laki/perempuan.
Kalo ada orang yang merasa seperti itu, dia harus belajar melepaskan sifat-sifat tersebut.
Kita harus bantu orang-orang yang merasa ada sifat-sifat kebalikan dari jenisnya, jangan dicela, dukung untuk berubah, minimal do’akan, mereka juga hamba Allah yang berhak masuk surga jika mau berubah.
Laki-laki dan perempuan diminta meningkatkan takwa kepada Allah.

🌻QS 3: 103
Kata surga dekat dengan kata takwa.
Bergegaslah kita istighfar, memperbaiki diri, berharap agar masuk surga seluas langit dan bumi, untuk siapa surga itu? Untuk orang takwa.

🌻QS 51: 15
Ada orang takwa yang ditinggal di taman surga-Nya dengan segala keindahannya

🌻QS 65: akhir ayat 2 - awal ayat 3
Kenapa kita diminta takwa? Karena dengan takwa maka hidup kita akan mudah.
Meningkatkan takwanya hidup akan bahagia, sukses, juga akan diberikan ilmu pengetahuan yang lebih.

Allah mengirimkan Nabi dan Rasul untuk membantu manusia meningkatkan takwa pada Allah SWT.

🌻QS 2: 151
Allah menurunkan Rasul, dalam ayat ini yaitu Nabi Muhammad, untuk mendekatkan kita pada Allah dengan ayat-ayat Quran.

🌻QS 2: 185
Al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk pada manusia.
Sengaja diturunkan di Arab yang jahiliyah untuk menunjukkan Quran bisa memajukan peradaban, bahkan di tempat yang paling terbelakang dan penuh dengan perpecahan, akhirnya peradaban tersebut menjadi hebat dan maju bahkan mengalahkan peradaban terhebat di masa itu, Persia dan Romawi.

🌻QS 3: 110
Kuntum khairu ummah = kalian adalah umat terbaik.
Kenapa dulu Quran bisa mengubah yang terpecah menjadi menyatu, padahal isinya persis sama, tapi kini kita yang mengaku “kembali pada Quran” tapi hasilnya berbeda dengan yang dulu? Ada sesuatu yang keliru… Kenapa kini banyak yang mengaku muslim tapi bisa menjadi pencela?

🌻QS 3: 103
Bersatulah kalian dengan tali Allah.
Mengapa dipilih kata tali dalam ayat ini?
Tali menguatkan sesuatu yang lemah, membangun jembatan jembatan.
Tali menjadi media dan jangan terpecah.
Tali yang dimaksudkan adalah Quran.
Orang yang belajar Quran dengan benar pasti cenderung menyatukan, menyelamatkan, membaguskan. Bukan solusi yang memecah. Bukan jawaban yang mencela.
Silahkan direnungkan tanpa sibuk mengurusi orang lain…

📌Bagaimana cara memahami isi Quran?
Dijawab di:
QS 3: 31
Kalian tidak bisa memahami Quran sendirian, maka Allah utus seorang Nabi, Muhammad SAW.
Ikuti, maka kita akan mendapat bonus: cinta Allah SWT.

🌻QS 33: 21
Uswatun hasanah >> pribadi Rasulullah.
Uswah = Iswah = maknanya adalah keteladanan yang berlanjut.
Yang kalo diikuti nanti yang mengikuti jadi teladan juga, dst. Rantai role model gitu.
Rasulullah >> khulafaur rasyidin >> tabiin tabiat >> dst para ulama hingga saat ini.
Kalo kita pengusaha maka ikutilah pengusaha zaman Nabi yang mengikuti Nabi.
Kalo para IRT maka ikutilah istri-istri Nabi yang pasti meneladani Nabi.
Keluarkan ayat-ayat tentang rumah tangga.

Saat Nabi diutus untuk menerangkan Quran, bagaimana penjelasan Nabi kepada kita semua?
Jalur semua penjelasan Nabi yang dijelaskan kepada para sabahat dan diteruskan terus sampai kini >> manhaj.
Manhaj berasal dari kata nahaja = jalan yang terang/jelas.
Cara beragama yang tersambung pada Nabi Muhammad >> manhaj dalam pengertian agama.
Jadi kalo 1 manhaj = 1 Nabi, Muhammad SAW. Jadi, kita semua ya 1 manhaj.
Karena kalo ada yang bilang kita beda manhaj = kita beda Nabi.

📌Jadi bagaimana isi manhaj disampaikan kepada kita?
Dibagi jadi 2 bagian.
1. Bagian yang tidak perlu diperselisihkan. Semua sama jadi tidak ada peluang untuk diperselisihkan.
Dibagi 2: aqidah dan fikih.
Akidah>> keyakinan>> Islam. (Tingkat yang paling tinggi)
Sepanjang Islam maka itu artinya 1 manhaj.
Sesama umat Islam pasti 1 manhaj.
Fikih>> syariat>> cara ibadah satu dalil satu contoh.
Contoh: mengucapkan “Allahu Akbar” saat takbir, dari dulu seperti itu, tidak ada yang mengucap “Allahu Rahman/Jabbar”, dari dulu tetap bahasa Arab tidak boleh bahasa yang lain, termasuk bahasa nusantara.

Kalo ada yang tidak sesuai Quran, bagaimana cara mengajaknya?
🌻QS 16: 125
Ajak orang yang belum paham dengan cara yang bijak, dengan nilai-nilai hikmah, cara-nilai mulia, jangan divonis. Barangkali dia belum mendapat pengetahuan yang benar sejak lahir.
Orang yang tidak tahu wajib diberi tahu, jangan dimarahi apalagi langsung dengan cara fisik.
Katakan yang baik kalo tidak mampu maka diam.

2. Bagian yang dapat menimbulkan perselisihan/perbedaan, jika tidak dipahami dengan baik, bahwa memang ada beberapa dasarnya.
Khususnya dalam bab fikih.
Nabi mengajarkan dengan cara yang beragam, dalilnya tidak 1.
Contoh: cara membaca Al-Quran, dalam hal sholat bisa berbeda-beda cara baca, karena dialek bawaan yang memang tidak bisa dipaksakan. Yang penting maknanya sama, tapi cara mengungkapkannya berbeda. Misal membaca shirotol mustaqim, ada yang menggunakan syin, ada yang shod, bahkan ada yang zai >> zirotol mustaqim. Tapi itu tidak salah, memang lidahnya gak bisa dipaksakan, yang penting maknya tetap mengarah ke hal yang sama.
Ada kelompok tertentu yang karena dialek tidak bisa mengucapkan a jadi e, dll.
Oleh karena itulah Allah berikan kemudahan, karena tidak semua orang dapat mengucapkan hal yang sama.

Manhaj ini ketika diturunkan kemudian dibacakan tidak semua orang memilih yang sama.
Kemudahan bagi seseorang bisa berbeda dengan kemudahan orang lain, ini yang mendasari pemilihan tersebut.
Maka ketika kita memilih salah satunya, orang Arab mengatakan: “Mazhabailaihi…” = hal yang cenderung dipilih untuk dipraktikkan dalam proses ibadah.
Nah inilah yang akhirnya oleh orang kita disingkat menjadi mazhab = hal yang cenderung kami pilih.
Sama seperti bismillahirrahmanirrahiim yang dapat disingkat menjadi basmallah, alhamdulillahirabbil’alamiin = hamdalah.

📌Mazhab >> kemudahan yang dipilih.
Jadi mazhab bukan kelompok.
Ada 4 mazhab:
Mazhab Hanafi pilihan imam Abu Hanifah.
Mazhab Hambali pilihan imam Ahmad bin Hanbal.
Mazhab Syafi’i pilihan imam Syafi’i.
Mazhab Maliki pilihan imam Malik.

Misalnya: saat basmallah sebelum al-Fatihah, ada yang mengucapkan dengan jelas (jahr), ada yang lembut (shir), ada yang hanya di dalam hati, ada yang diucapkan hanya di raka’at pertama saja.
4 cara ini 70 hadist dari Rasulullah. 
Semua ulama sepakat semua cara ini benar karena bersumber dari Rasulullah.

📌Jadi 4 mazhab ini 1 manhaj.
Semua imam tahu ada berbagai macam cara, nah tapi kemudian masing-masing memilih satu, karena mustahil milih keempat-empatnya. Jangan sampai kita menuduh yang bukan-bukan (disebut bid’ah/sesat) karena kurangnya pengetahuan kita. Contoh yang jadi perdebatan: dalam hal qunut ada yang melakukan ada yang tidak, turun saat sujud menggunakan lutut dulu/telapak tangan dulu.

📌Istilah lain yang juga sering diperdebatkan dan banyak yang salah paham: Salaf dan khalaf.
Salaf itu orang yang lahir di kisaran di bawah 200 H.
Contohnya Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad.
Imam-imam tersebut semuanya salaf. Pengikutnya disebut salafi.
Sedangkan yang di atas 200 H disebut khalaf.
Kita lahirnya jelas bukan di kisaran 200 H, berarti kita bukan salaf, kita khalaf.
Salafi bukan kelompok, tapi orang-orang yang berusaha mengikuti tuntunan sampai ke Rasulullah.

Kita bisa mempraktikkan salah satu mazhab sesuai kemudahan saat mengucapkan basmallah sebelum al-Fatihah, qunut/tidak qunut saat sholat shubuh.

🌻
Dari sanalah muncul ungkapan: kalo anda sepakat dengan cara ini ayo ambil sepanjang ada dalilnya, kalo tidak sepakat tinggalkan yang tidak sepakat, ambil nilai-nilai baiknya, tapi yang tidak sepakat bukan artinya kotor/jelek/buruk, yang tidak disepakati itu karena ketidaksanggupan kita untuk mengamalkannya.
🌻

📌Jadi sebenarnya ungkapan ini kurang tepat juga “Ambil baiknya, buang buruknya”
Sebenarnya tidak ada buruknya karena semua berdasarkan dalil.
Kecuali kalo tidak sholat itu yang buruk. Nah ini yang boleh ditinggalkan: tidak sholat.
Sedangkan qunut/tidak qunut sama-sama baik, masing-masing ada dalilnya.

🌻
Jangan sampai kekurangan pengetahuan Anda dijadikan peluru untuk menghantam orang lain yang lebih paham daripada Anda.
Jangan tutupi ketidakpahaman Anda dengan mencela orang lain.
🌻

📌Kesimpulan:
1. Bedakan manhaj dan mazhab.
2. Turunan pembahasan mazhab ditemukan di kitab fikih ikhtilaf.
3. Kalo dalam hal usul/pokok kita harus sama. Sholat itu pokok, yang tidak sholat itu yang salah. Boleh berbeda di hal furo/yang bukan pokok sepanjang ada dalilnya. Contoh cara membaca Al-Qur’an.

🌻
Renungkan lingkungan kita, kerja samalah dalam hal kebaikan, saling menasihatilah untuk menjauhi yang buruk = ambil yang baik yang telah disepakati, tinggalkan yang tidak disepakati dengan cara yang baik pula.
 🌻
Pelajaran hari ini tidak digunakan untuk menyerang dan mencela orang lain.
Tapi untuk merenungkan diri sendiri, sejauh ini sudah benar belum cara belajar kita?
Carilah guru-guru yang benar yang jalurnya ke Rasulullah.


🌻🌻🌻
Wallahu a'lam Bishawab
Tags: Adi Hidayat

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama