Ambil Baiknya, Buang Buruknya
Ust. Adi Hidayat, Lc., MA.
Sabtu, 14 Juli 2018
Masjid Salman ITB
Temanya unik ya, ini berdasarkan fenomena viral di medsos yang terjadi akhir-akhir
ini.
📌Apakah fenomena itu?
Yang berbeda pemahaman/pendapat/pandangan
adalah para guru (ulama) tapi yang sibuk berdebat malah masanya.
Coba kita tiru kebiasaan ulama zaman dulu, ketika berbeda pendapat, para
ulama tersebut mau duduk bareng di suatu majlis untuk mendiskusikan dan
menghadirkan solusi, bahkan para jamaahnya melihat. Agar tidak menimbulkan
pertentangan dan perselisihan di kalangan jamaah seperti yang terjadi sekarang.
Indahnya kata-kata yang keluar dari mulut para ulama zaman dulu:
“jika apa yang saya nyatakan sesuai dengan Quran dan sunnah maka silahkan ambil, kalo tidak sesuai tinggalkan pendapat saya”.
Jadi kalo seorang ulama keliru, ia mengakui, dan mengatakan silahkan ambil
pendapat ulama yang itu (benar sesuai Quran dan sunnah).
Masya Allah para ulama dulu selalu
menghadirkan nilai-nilai kebaikan di antara teman-temannya. Imam Malik mengangkat
Imam Asy-Syafi’i, Imam Asy-Syafi’I kemudian memuji karena Allah pada Imam Ahmad
bin Hanbali. Tidak ada yang mengeluarkan kalimat yang tidak menyenangkan, apalagi
mengatakan ulama lain bid’ah, yang ada saling belajar antar ulama. Masya Allah…
Persoalan di level ustadz jangan
diturunkan kepada para jamaah, karena kadar ilmu pengetahuannya tidak sama.
Kalo diturunkan kepada jama’ah maka akan terjadi benturan-benturan dalam
keawamannya. Orang-orang awan pada
ribut, yang diributkan sama-sama tidak tahu, disitu bahayanya. Banyak kasus
seperti ini, meributkan sesuatu yang tidak dipahami.
Yuk luruskan niat, kalo kajian
kali ini bukan untuk senjata saling menyerang atau untuk berbantah-bantahan
atau untuk mengklarifikasi sesuatu, tapi kita ingin mengkaji ajaran kita secara
ilmiah dan utuh…
Bismillahirrahamanirrahiim…
🌻QS 59: 10
“Ya Allah mohon jaga hati kami, diri kami dari
sifat-sifat keburukan yang mampu membelenggu diri kami sehingga kami tidak bisa
berbuat baik pada saudara-saudara seiman kami.”
Minimal jika tidak bisa berbuat baik secara fisik, minimal memberikan senyuman yang memberikan ketenangan hati pada
saudara-saudara kita.
📌Kebanyakan keburukan terjadi bukan
hanya karena ada peluang, tapi karena cara berpikir yang tidak tepat.
Ketika cara berpikirnya salah maka muncul tindakan keliru dalam
kehidupan. Contohnya pelaku korupsi, mereka berpikir akan mendapatkan rezeqi
yang banyak dengan koruptor, itu salah!
Dengan cara yang baik pun rezeqi
akan datang karena sudah diatur sama Allah tidak akan tertukar, mustahil
itu! Jadi kalo bisa dengan cara yang baik kenapa harus dilakukan dengan cara
yang buruk? Rezeqi kita sudah diatur dan sifatnya pas sesuai kebutuhan kita.
Rezeqi tidak dapat hanya dihitung dari harta benda yang diperoleh, tenaga juga
rezeqi loh.
📌Apa masalah yang muncul dari
kalimat “Ambil Baiknya, Buang Buruknya” yang viral di media sosial?
1. Membandingkan logika ini dengan pencuri
sendal: ambil yang bagus sendalnya, tinggalkan yang buruk yang tadi dipake.
2. Membandingkan logika ini dengan perilaku
ular, logika hewan: ular mau makan landak karena landak ada baiknya
(dagingnya), tapi perut ular akan hancur karena ada duri landak. Durinya disebut
syubhat yang menyamar-nyamar. Durinya harus dipisahkan, dibuang.
📌Pernyataan “Ambil Baiknya, Buang
Buruknya” bukan pernyataan baru karena sesungguhnya bersumber dari Quran dan
sunnah.
Masa kita mau membandingkan para ulama dengan pencuri, apalagi dengan
hewan…
Kalau mau membandingkan suatu teori harus apple to apple, kanan dan kiri harus sama, mau
membandingkan pencuri ya harus dengan pencuri lagi, ustadz dengan ustadz lagi…
Tapi kalo seseorang membandingkan pernyataan ustadz dengan logika pencuri
atau logika hewan itu bukan sekedar logika
yang fatal, tapi ada yang salah dengan logika orang tersebut. Seakan-akan
menyamakan seorang ustadz dengan pencuri, bahkan dengan hewan, itu sudah sangat
keterlaluan!
📌Kata Imam Nawawi: jika ada
seorang pelajar yang belum mulai belajar tapi sudah berprasangka buruk pada
pengajarnya, maka ia tidak akan mendapat keberkahan dari ilmu tersebut.
Ketika kita menggunakan logika harus hati-hati. Karena itulah tadi yang
dikerjakan oleh para orientalis yang membuat kita salah memahami sesuatu. Dan
perkataan yang mengandung logika yang fatal tersebut biasanya disampaikan
dengan sangat cepat untuk membuat kita tidak sempat merenungkan makna dibalik
ucapan tersebut.
Pernyataan lain yang sering muncul saat pemilihan:
Pilih mana muslim yang koruptor
atau non-muslim yang jujur?
Pilihan itu ibadah, melahirkan maslahat.
Orang liberal sering mengucapkan ini dengan cepat, sebetulnya itu logika yang fatal cacat, karena kiri
dengan kanan gak seimbang.
Logika membandingkan itu apple to apple, jangan apple to terasi.
📌Analogi perbandingan yang tadi seperti menanyakan: enak mana apel malang dengan terasi?
Lah, kalo mau membandingkan apel dengan apel lagi, terasi dengan terasi
lagi.
Sama di sini muslim yang koruptor bandingkan dengan non-muslim yang
koruptor juga, non-muslim yang jujur bandingkan dengan muslim yang jujur lagi,
masa dari 200an juta rakyat Indonesia gak ada yang jujur lagi? Mayoritas muslim
loh… Itu namanya baru apple to apple.
Nah logika-logika seperti ini menyebar dan bahkan diadopsi menjadi teori
dalam beragama. Yang tidak ada di kaidah-kaidah dalam kitab-kitab fiqh ulama
terdahulu.
🌻
Allah
mengangkat derajat manusia dan tidak menyamakannya dengan hewan.
Manusia
tidak layak dibandingkan oleh hewan, sangat jauh fitrahnya.
Berhati-hatilah
dalam memposting sesuatu!
Apa
yang Allah muliakan jangan sampai kita rendahkan.
🌻
🌻QS 17: 70
>>> Semua anak cucu Adam,
telah dimuliakan oleh Allah SWT.
Mulia melekat pada semua anggota tubuh kita.
Anggota tubuh kita (mata, lisan, dll) tidak boleh digunakan untuk hal yang
tidak mulia.
Jadi fungsi mata bukan hanya untuk melihat, itu sama aja dengan mata
hewan, mata kita melihat hanya untuk
hal-hal mulia, nanti dihisab dan ditanya oleh Allah, beda dengan mata hewan
yang tidak akan dihisab.
🌻QS 17: 36
Pendengaran, penglihatan bahkan apa-apa yang kita pikirkan sungguh akan
dihisab di hadapan Allah SWT.
🌻QS Nuur 24
Mata yang bercahaya beda dengan yang
tidak bercahaya, karena hal-hal yang dilihatnya.
Lihatlah hal-hal yang diridhoi Allah.
Tanda Allah tidak ridho: hati kita
gelisah ketika melihat sesuatu.
Karena jiwa anda mulia, maka hati akan mengingatkan anda untuk berpaling.
Ayat 30 untuk laki-laki: saat melihat yang tidak mulia, palingkan.
🌻QS 49: 11-12
Lisan juga mulia.
Lisan orang mulia kata-katanya pasti mulia.
Orang beriman kata-katanya pasti
mulia.
Tidak layak keluar celaan dari mulutnya.
🌻QS 2: 3
Kata iman dibandingkan dengan
sholat.
Sholat menjadi indikator tingkat
keimanan seorang hamba.
Ketika suatu kalimat perintah diawali dengan seruan pada orang beriman,
maka isi selanjutnya merupakan indikator orang beriman tersebut.
Iman kuat: datang sebelum
adzan.
Iman standar: datang saat
adzan.
Iman lemah: datang setelah
adzan.
Lawannya, ketika suatu kalimat larangan dalam Quran diawali dengan seruan
pada orang beriman, maka isi selanjutnya juga merupakan indikator orang beriman
tersebut.
Kemampuan seseorang meninggalkan
larangan itu menunjukan tingkat kekuatan keimanan orang tersebut. Semakin
kuat ia meninggalkan larangan tersebut berarti semakin kuat imannya.
Contoh: semakin kuat imannya maka ia tidak akan mencela orang lain.
Ibadah ritual seharusnya tercermin
dalam nilai-nilai sosial dalam bentuk akhlak.
Rasulullah mengatakan apabila ada seseorang yang rajin ibadah ritualnya,
tapi ia buruk akhlaknya dalam sosial, maka
pahalanya akan pindah ke orang yang didosai tersebut.
Allah turunkan larangan mencela
itu untuk menjaga kemuliaan kita, agar tidak direndahkan oleh orang lain.
Hanya orang-orang hina yang mengeluarkan kata-kata hina. Kita diciptakan oleh
Allah >> mulia.
Jadi ketika lisan kita mencela maka kita sedang menurunkan kemuliaan kita
sendiri di hadapan Allah SWT.
🌻QS Al-‘Araf 7: 179
Allah hanya membuat perumpamaan menyandingkan manusia sama dengan hewan
bahkan di bawah hewan ketika semua fungsi
tubuhnya tidak mau menerima hidayah dari Allah SWT.
Orang yang layak diturunkan statusnya lebih rendah daripada hewan
>>> yang tidak mau mendekat pada Allah, contoh: diajak sholat alergi,
diajak sedekah takut miskin, dll.
Pintar di ilmu dunia, awan di ilmu agama.
Hati-hati keawanan itu bisa menurunkan status kepintaran sampai tidak
bisa mencerna logika yang sangat sederhana.
📌Pintar itu anugrah tapi bodoh itu
pilihan.
Logika selesaikan dengan logika
lagi.
Ingat bandingkan dengan yang
setara/sebanding.
Jangan ulama dibandingkan dengan
pencuri/hewan. Itu logika yang cacat!
Bagaimana cara mengupas dalil?
Agar sesuai dengan para ulama dan shalafus shalih.
Pahami dalil itu tidak bisa sendirian, harus belajar ke yang lebih ahli.
Belajar agama dengan sanad.
Apa itu sanad?
Sanad adalah jalur pengetahuan.
Kalo mau dapet pengetahuan yang
baik harus yang bersanad (terhubung dengan Rasulullah SAW).
Bagaimana bisa belajar tersambung dengan
Nabi?
Belajarlah dengan ulama yang tersambung sanadnya ke Rasulullah.
Ulama = penyambung para nabi.
Memahami nilai pengetahuannya yang
membimbing kita dalam beraktivitas, pengetahuannya disebut isnad.
Karena kalo misalnya salah > ad-diin kita juga bisa salah.
Apa itu Ad-Diin? Islam.
Apa itu Islam? Syahadat,
sholat, zakat, puasa, dan haji.
Jadi kalo mau belajar Ad-Diin, mau
belajar Islam, mau belajar sholat, cari yang pengetahuannya terhubung sampai
Rasulullah SAW.
Karena kalo misalnya salah > sholat kita juga bisa salah.
Para ulama akan menurunkan Quran
dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
Sekarang banyak istilah yang digunakan sehari-hari yang sebenarnya asing
bahkan bagi yang berpengetahuan. Misal manhaj.
Apa itu manhaj? Banyak yang
masih awam.
1. QS 4: 1
QS 49: 13 menyebar maknanya
QS 4: 163 diturunkan
ketetapan, diutus para Nabi untuk mengajarkan
QS 2: 151 diturunkan risalah
dari Adam - Muhammad >> ini yang menjadi manhaj.
QS 3: 103 dari sini kita
diminta untuk bersatu dalam kebaikan, jangan terpecah belah
QS 59: 9-10 sikap Rasulullah
dalam mempersaudarakan sampai muncul
persaudaraan yang luar biasa
QS 3: 31 kita diminta
mengikuti sunnah
QS 33: 21 ini tuntutan terbaik
yang dapat kita ikuti
QS 2: 148 ada potensi berbeda
mengamalkan Quran dan sunnah sepanjang mendekatkan diri pada Allah, kita bahkan
diperintahkan berlomba dalam perbedaan itu
QS 3: 19 ada hal-hal spesifik yang
tidak boleh berbeda, satu harus sama, misal tentang Diin
QS 4: 48 kalo berpaling dengan
Quran dan sunnah resikonya bisa neraka jahanam
QS 4: 140 kalo mengolok-olok,
memutarbalikkan tapi tidak keluar dari agama ini, maka statusnya berubah dari
muslim menjadi munafik, orang yang pertama masuk jahanam
📌Kajian Fikih Ikhtilaf =
menjembatani semua persoalan perbedaan sehingga bisa saling mengerti satu sama
lainnya.
Islam itu indah, Quran tidak
pernah mengatakan kalo kita memiliki perbedaan dengan orang lain maka marahi
orang itu, nggak ada kan dalam Quran?
Bahkan dengan orang non-muslim kita dilarang memaksakan agama kita pada
mereka QS 2: 256
Kita dilarang memaksa dengan cara halus, apalagi kasar, bahkan dengan
cara seperti membom, gunakan senjata dan lain sebagainya untuk memaksakan agama
kita pada yang lain.
🌻QS 4: 1
Ayat ini memberikan informasi kepada semua manusia (an-nas), tanpa
terkecuali.
Allah menciptakan 2 jenis manusia: laki-laki atau perempuan.
Cuma 2 jenis! Tidak ada yang
setengah laki-laki/perempuan.
Kalo ada orang yang merasa seperti itu, dia harus belajar melepaskan
sifat-sifat tersebut.
Kita harus bantu orang-orang yang merasa ada sifat-sifat kebalikan dari
jenisnya, jangan dicela, dukung untuk berubah, minimal do’akan, mereka juga
hamba Allah yang berhak masuk surga jika mau berubah.
Laki-laki dan perempuan diminta meningkatkan takwa kepada Allah.
🌻QS 3: 103
Kata surga dekat dengan kata takwa.
Bergegaslah kita istighfar, memperbaiki diri, berharap agar masuk surga
seluas langit dan bumi, untuk siapa
surga itu? Untuk orang takwa.
🌻QS 51: 15
Ada orang takwa yang ditinggal di taman surga-Nya dengan segala
keindahannya
🌻QS 65: akhir ayat 2 - awal ayat 3
Kenapa kita diminta takwa? Karena
dengan takwa maka hidup kita akan mudah.
Meningkatkan takwanya hidup akan bahagia, sukses, juga akan diberikan
ilmu pengetahuan yang lebih.
Allah mengirimkan Nabi dan Rasul
untuk membantu manusia meningkatkan takwa pada Allah SWT.
🌻QS 2: 151
Allah menurunkan Rasul, dalam ayat ini yaitu Nabi Muhammad, untuk
mendekatkan kita pada Allah dengan ayat-ayat Quran.
🌻QS 2: 185
Al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk pada manusia.
Sengaja diturunkan di Arab yang jahiliyah untuk menunjukkan Quran bisa
memajukan peradaban, bahkan di tempat yang paling terbelakang dan penuh dengan
perpecahan, akhirnya peradaban tersebut menjadi hebat dan maju bahkan
mengalahkan peradaban terhebat di masa itu, Persia dan Romawi.
🌻QS 3: 110
Kuntum khairu ummah = kalian
adalah umat terbaik.
Kenapa dulu Quran bisa mengubah
yang terpecah menjadi menyatu, padahal isinya persis sama, tapi kini kita yang
mengaku “kembali pada Quran” tapi hasilnya berbeda dengan yang dulu? Ada
sesuatu yang keliru… Kenapa kini banyak
yang mengaku muslim tapi bisa menjadi pencela?
🌻QS 3: 103
Bersatulah kalian dengan tali
Allah.
Mengapa dipilih kata tali dalam ayat ini?
Tali menguatkan sesuatu yang lemah, membangun jembatan jembatan.
Tali menjadi media dan jangan terpecah.
Tali yang dimaksudkan adalah
Quran.
Orang yang belajar Quran dengan
benar pasti cenderung menyatukan, menyelamatkan, membaguskan. Bukan solusi yang
memecah. Bukan jawaban yang mencela.
Silahkan direnungkan tanpa sibuk
mengurusi orang lain…
📌Bagaimana cara memahami isi Quran?
Dijawab di:
QS 3: 31
Kalian tidak bisa memahami Quran sendirian, maka Allah utus seorang Nabi,
Muhammad SAW.
Ikuti, maka kita akan mendapat bonus:
cinta Allah SWT.
🌻QS 33: 21
Uswatun hasanah >> pribadi
Rasulullah.
Uswah = Iswah = maknanya adalah keteladanan
yang berlanjut.
Yang kalo diikuti nanti yang
mengikuti jadi teladan juga, dst. Rantai role
model gitu.
Rasulullah >> khulafaur rasyidin >> tabiin tabiat >> dst
para ulama hingga saat ini.
Kalo kita pengusaha maka ikutilah pengusaha zaman Nabi yang mengikuti
Nabi.
Kalo para IRT maka ikutilah istri-istri
Nabi yang pasti meneladani Nabi.
Keluarkan ayat-ayat tentang rumah tangga.
Saat Nabi diutus untuk menerangkan Quran, bagaimana penjelasan Nabi
kepada kita semua?
Jalur semua penjelasan Nabi yang
dijelaskan kepada para sabahat dan diteruskan terus sampai kini >> manhaj.
Manhaj berasal dari kata nahaja =
jalan yang terang/jelas.
Cara beragama yang tersambung pada Nabi Muhammad >> manhaj dalam
pengertian agama.
Jadi kalo 1 manhaj = 1 Nabi,
Muhammad SAW. Jadi, kita semua ya 1
manhaj.
Karena kalo ada yang bilang kita beda manhaj = kita beda Nabi.
📌Jadi bagaimana isi manhaj disampaikan kepada kita?
Dibagi jadi 2 bagian.
1. Bagian yang tidak perlu
diperselisihkan. Semua sama jadi tidak ada peluang untuk diperselisihkan.
Dibagi 2: aqidah dan fikih.
Akidah>> keyakinan>> Islam. (Tingkat yang paling tinggi)
Sepanjang Islam maka itu artinya 1
manhaj.
Sesama umat Islam pasti 1 manhaj.
Fikih>> syariat>> cara ibadah satu dalil satu contoh.
Contoh: mengucapkan “Allahu Akbar” saat takbir, dari dulu seperti itu,
tidak ada yang mengucap “Allahu Rahman/Jabbar”, dari dulu tetap bahasa Arab
tidak boleh bahasa yang lain, termasuk bahasa nusantara.
Kalo ada yang tidak sesuai Quran, bagaimana cara mengajaknya?
🌻QS 16: 125
Ajak orang yang belum paham dengan cara
yang bijak, dengan nilai-nilai hikmah, cara-nilai mulia, jangan divonis.
Barangkali dia belum mendapat pengetahuan yang benar sejak lahir.
Orang yang tidak tahu wajib diberi tahu, jangan dimarahi apalagi langsung
dengan cara fisik.
Katakan yang baik kalo tidak mampu maka diam.
2. Bagian yang dapat menimbulkan
perselisihan/perbedaan, jika tidak dipahami dengan baik, bahwa memang ada
beberapa dasarnya.
Khususnya dalam bab fikih.
Nabi mengajarkan dengan cara yang beragam, dalilnya tidak 1.
Contoh: cara membaca Al-Quran, dalam hal sholat bisa berbeda-beda cara
baca, karena dialek bawaan yang memang tidak bisa dipaksakan. Yang penting
maknanya sama, tapi cara mengungkapkannya berbeda. Misal membaca shirotol mustaqim, ada yang menggunakan syin, ada yang shod, bahkan ada yang zai
>> zirotol mustaqim. Tapi itu tidak salah, memang lidahnya gak bisa
dipaksakan, yang penting maknya tetap mengarah ke hal yang sama.
Ada kelompok tertentu yang karena dialek tidak bisa mengucapkan a jadi e,
dll.
Oleh karena itulah Allah berikan
kemudahan, karena tidak semua orang dapat mengucapkan hal yang sama.
Manhaj ini ketika diturunkan
kemudian dibacakan tidak semua orang memilih yang sama.
Kemudahan bagi seseorang bisa berbeda dengan kemudahan orang lain, ini
yang mendasari pemilihan tersebut.
Maka ketika kita memilih salah
satunya, orang Arab mengatakan: “Mazhabailaihi…” = hal yang cenderung dipilih
untuk dipraktikkan dalam proses ibadah.
Nah inilah yang akhirnya oleh orang kita disingkat menjadi mazhab = hal yang cenderung kami pilih.
Sama seperti bismillahirrahmanirrahiim
yang dapat disingkat menjadi basmallah,
alhamdulillahirabbil’alamiin = hamdalah.
📌Mazhab >> kemudahan yang
dipilih.
Jadi mazhab bukan kelompok.
Ada 4 mazhab:
Mazhab Hanafi pilihan imam Abu
Hanifah.
Mazhab Hambali pilihan imam
Ahmad bin Hanbal.
Mazhab Syafi’i pilihan imam
Syafi’i.
Mazhab Maliki pilihan imam
Malik.
Misalnya: saat basmallah sebelum
al-Fatihah, ada yang mengucapkan dengan jelas (jahr), ada yang lembut (shir),
ada yang hanya di dalam hati, ada yang diucapkan hanya di raka’at pertama saja.
4 cara ini 70 hadist dari Rasulullah.
Semua ulama sepakat semua cara ini benar karena bersumber dari
Rasulullah.
📌Jadi 4 mazhab ini 1 manhaj.
Semua imam tahu ada berbagai macam cara, nah tapi kemudian masing-masing
memilih satu, karena mustahil milih keempat-empatnya. Jangan sampai kita menuduh yang bukan-bukan (disebut bid’ah/sesat)
karena kurangnya pengetahuan kita. Contoh yang jadi perdebatan: dalam hal
qunut ada yang melakukan ada yang tidak, turun saat sujud menggunakan lutut
dulu/telapak tangan dulu.
📌Istilah lain yang juga sering
diperdebatkan dan banyak yang salah paham: Salaf dan khalaf.
Salaf itu orang yang lahir di kisaran di bawah 200 H.
Contohnya Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad.
Imam-imam tersebut semuanya salaf. Pengikutnya disebut salafi.
Sedangkan yang di atas 200 H disebut khalaf.
Kita lahirnya jelas bukan di kisaran 200 H, berarti kita bukan salaf,
kita khalaf.
Salafi bukan kelompok, tapi orang-orang
yang berusaha mengikuti tuntunan sampai ke Rasulullah.
Kita bisa mempraktikkan salah satu mazhab sesuai kemudahan saat
mengucapkan basmallah sebelum al-Fatihah, qunut/tidak qunut saat sholat shubuh.
🌻
Dari sanalah muncul ungkapan: kalo
anda sepakat dengan cara ini ayo ambil sepanjang ada dalilnya, kalo tidak
sepakat tinggalkan yang tidak sepakat, ambil nilai-nilai baiknya, tapi yang
tidak sepakat bukan artinya kotor/jelek/buruk, yang tidak disepakati itu karena
ketidaksanggupan kita untuk mengamalkannya.
🌻
📌Jadi sebenarnya ungkapan ini
kurang tepat juga “Ambil baiknya, buang buruknya”
Sebenarnya tidak ada buruknya
karena semua berdasarkan dalil.
Kecuali kalo tidak sholat itu yang buruk. Nah ini yang boleh
ditinggalkan: tidak sholat.
Sedangkan qunut/tidak qunut sama-sama baik, masing-masing ada dalilnya.
🌻
Jangan sampai kekurangan
pengetahuan Anda dijadikan peluru untuk menghantam orang lain yang lebih paham
daripada Anda.
Jangan tutupi ketidakpahaman Anda
dengan mencela orang lain.
🌻
📌Kesimpulan:
1. Bedakan manhaj dan mazhab.
2. Turunan pembahasan mazhab ditemukan di kitab fikih ikhtilaf.
3. Kalo dalam hal usul/pokok kita harus sama. Sholat itu pokok, yang
tidak sholat itu yang salah. Boleh berbeda di hal furo/yang bukan pokok sepanjang
ada dalilnya. Contoh cara membaca Al-Qur’an.
🌻
Renungkan lingkungan kita, kerja
samalah dalam hal kebaikan, saling menasihatilah untuk menjauhi yang buruk =
ambil yang baik yang telah disepakati, tinggalkan yang tidak disepakati dengan
cara yang baik pula.
Pelajaran hari ini tidak digunakan
untuk menyerang dan mencela orang lain.
Tapi untuk merenungkan diri sendiri, sejauh ini sudah benar belum cara
belajar kita?
Carilah guru-guru yang benar yang jalurnya
ke Rasulullah.
🌻🌻🌻
Wallahu a'lam Bishawab
0 Komentar