Bismillahirrahmanirrahiim, setelah sekian purnama gak menulis di blog, akhirnya bisa setor tulisan lagi. Bukan tulisan fresh sebenarnya, ini tulisan yang mulai ditulis beberapa bulan yang lalu tapi butuh waktu untuk diendapkan dan diresapi.
Karena siapa sih yang gak mbrebes mili kalau lagi nyimak kisah Rasulullah SAW💗.

9-11-2019 adalah hari penuh rasa rindu. 
Hari yang mengingatkanku bahwa ada seorang manusia dengan akhlak mulia dan fisik sempurna yang hidup 1441 tahun yang lalu, yang begitu dalam cintanya kepada kita. Can you feel it?
Ah, sudahkah kita merindunya?
Sudahkah kita membalas cintanya?
Atau jangan-jangan kita mengecewakannya?

Tentang cinta, kita semua pasti pernah merasakannya.
(Terus kok tiba-tiba keingetan bukunya Alvi Syahrin yang berjudul “Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta”, apa hubungannya coba…, oke abaikan dulu, kapan-kapan ditulis ceritanya, insya Allah.)
Saat mencintai seseorang, biasanya kita akan terus-terusan berpikir tentang dia.

Apa sih yang bisa menyebabkan kita mencintai seseorang?
Mungkin… Cinta muncul karena rasa kagum, karena seseorang itu (kita anggap) keren.
Bahkan sangking kagumnya bisa loh saat bertemu dengan “seseorang” itu lalu membuat kita menitikkan air mata. Pernah mengalami atau pernah melihat seperti itu? Hmm, yang kekinian banget contohnya yang terjadi dengan para fans (berat) Korean Idols. Jujur ni, aku suka gak habis pikir kok bisa sekagum dan sebaper itu sama Idols. Iya, kadang suka sedih dan heran dan kasihan kalo ngelihat para fans bersikap berlebihan gitu, mengoleksi berbagai barang yang identik dengan para Idols, atau pas nonton konser mereka sampai menjerit-jerit, manarik paksa, bahkan kalau ada kesempatan bisa-bisa aja memeluk dan mencium, astaghfirullah.

Kalau kita perhatikan lebih dekat, there is something missing….
Mungkin gak para Idols itu melakukan hal yang sama untuk fans-nya?
Pasti semua setuju untuk menjawab: ya nggak lah ya, emang loe siapa?
You’re not special #jleb. Dia kenal kamu aja nggak #makinjleb.

Eits tapi jangan salah, ada loh yang pernah menangisi kita karena rasa sayangnya yang begitu dalam pada kita. Percaya gak? Bahkan kita udah ditangisi sebelum kita lahir di dunia ini. Ya Rabb….😭😭😭 Siapakah dia?

Tangisannya begitu dahsyat, walaupun sebenernya yang menangisi kita ini adalah seorang manusia yang jauuuh lebih spesial, jauuuh lebih berharga, jauuuh lebih mulia daripada aku, kamu, dan semua manusia di muka bumi ini!
Siapakah dia?

Dia adalah seorang lelaki yang mampu berdiri semalaman sampai kulit kakinya pecah-pecah untuk berdo’a dengan penuh harap agar kita --umatnya yang tak pernah melihat dirinya-- bisa bersamanya kelak.
Dia adalah seorang lelaki yang air wudhunya diperebutkan oleh para sahabatnya.
Dia adalah seorang lelaki yang begitu dicintai rakyatnya melebihi Raja Persia, Roma, dan Abyssinia (Ethiopia).
Dia adalah seorang lelaki yang rela disakiti, diusir, difitnah, dipermalukan, dihina, dan perlakuan buruk lainnya tapi tidak pernah mau membalas selain dengan do’a dan kelembutan akhak. Bahkan menyimpan do’a mustajabnya untuk kita.
Dialah lelaki yang menangis untuk kita!

Apakah dia tidak pantas mendapat tangisan dari kita?
Selama ini air mata kita sudah keluar seberapa banyak untuk menangisi orang yang kita cintai tapi belum tentu mencintai kita juga?
Ah, sudahkah kita merindunya hingga air mata kita menetes?

Ya Rabb…, bantu aku untuk belajar mencintai kekasih-Mu melebihi aku mencintai diriku sendiri dan keluargaku.
Ya Rasulullah, aku sedang belajar untuk merindu dan mencintaimu.

Saat Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, Allah mengizinkanku menyimak kajian Usth. Halimah Alaydrus, dalemmm banget pesannya, aku coba tuliskan ulang. Semoga bisa menjadi pengingat diri di kala lupa cara mencintai Rasulullah dan semoga bisa bermanfaat juga bagi siapapun yang baca.

Di zaman now ini, kita gak bisa nyampe ke Allah karena sholat yang khusyuk, duh ini tuh susaaah banget, baru takbiratul ihram udah keingetan macem-macem, belum ngerjain inilah itulah, raka’at kedua dikira raka’at ketiga, astaghfirullah.

Kita juga gak bisa nyampe ke Allah karena banyaknya sedekah, why? Soalnya kita masih kurang ikhlas dan penuh perhitungan kalo mau sedekah. Ada yang warna merah, biru, dan ijo, pilih mana yang mau disedekahkan?

Tapiii tenang bukan berarti kita gak mungkin nyampe ke Allah di era penuh distraksi ini.
Caranya adalah dengan mencintai Rasulullah SAW.
Wait, apa hubungannya?

Saat kita mencintai Rasulullah, itu artinya kita sering-sering memanggilnya. Posisi Rasulullah itu ada di tangga tertinggi kedekatan dengan Allah kan ya. Sooo itu tuh dekettt pake bangettt.
Maka insya Allah, Rasulullah sendiri loh yang akan turun datang untuk memapah kita menuju Allah. Ya Rabb… jadi rindu pulang ke jannah-Mu😭😭😭.

Jadi belajarlah untuk mencintai Rasulullah, merindu Rasulullah, kangen terus sama Rasulullah, hingga berderai air mata kita (jangan kalah sama tangisan kalo lagi nonton dorama atau drakor atau drama-drama lainnya ya). Kita harus berusaha untuk menghadirkan Rasulullah di setiap akhlak kita, mikirin beliau terus, bahkan hingga susah tidur karena terus memikirkannya.
Jadi rumusnya: “Kalo kita mencintai Rasulullah, Allah pasti akan mencintai kita.”
Dan ketahuilah sahabat, bahwa sebelum kita mencintai Rasulullah, beliau duluan yang telah mencintai kita. 1441 tahun yang lalu!

Oiya yang lebih luar biasanya lagi adalah ketika kita mencintai Rasulullah, maka cinta kita gak akan bertepuk sebelah tangan, rindu kita tak akan pernah tertolak, dan kasih sayang kita tak akan pernah tak terbalas. Ngerasa gak kalo kita diperlakukan seperti itu? Hiks.

Bahkan ada sebuah kisah, Rasulullah bilang ke para sahabat kalo beliau lagi kangennn berat sama saudara-saudaranya. Lah terus para sahabat bingung dong, kok bisa kangen padahal mereka ada di dekat Rasulullah #GRmodeON, hehe.
Lalu Rasulullah menjawab saudara-saudaraku bukan kalian, tapi orang-orang yang tak pernah berjumpaku, yang datang sesudah zaman ini, namun mereka tetap menghidupkan sunnah-sunnahku.😭😭😭
Masya Allah ini tuh bikin para sahabat yang mendengar langsung cemburuuu banget.
Nah ternyata KITA dicemburuin sama para sahabat loh, masya Allah.

Percayakah kita bahwa Rasulullah kini sedang menanti kita di depan telaganya. Mau gak nanti kita dijemput beliau? Dijamin adegannya lebih sweet, lebih romantis, lebih baperrr dibanding drama duniawi yang pernah kita bayangkan!

Kata Usth. Halimah Alaydrus lagi… Kalau kita mencintai Rasulullah, nanti di padang Mahsyar, Rasulullah sendiri yang akan mencari kita, bukan kita yang mencari Rasulullah.
Kebayang gak nanti pas di sana, Rasulullah manggil-manggilin nama kita, “Mana Miranti ya?” gituuu, masya Allah….😭😭😭 #bapertothemax

Bahkan saat sakaratul maut kita akan didatangi beliau loh. Mau gak? ((Mauuu))

Terakhir Usth. Halimah Alaydrus ngingetin: "Sungguh rasa lelah, sakit, dan tak dipedulikan di dunia ini bukanlah apa-apa. Ingatlah bahwa ada Rasulullah SAW yang selalu mempedulikan dan mengakui kita: “Kamu adalah umatku.”."
Itu merupakan tiket keselamatan kita di akhirat.

Andai kelak tak ada satu pun yang mengakuimu di akhirat, gak apa-apa, gak apa-apa dear, gak apa-apa…. Kita bisa selamat jika kita (hanya) diakui sama Rasulullah SAW.

Berjuanglah terus sahabat, agar kita kembali ke surga untuk bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya, bisa memandang wajah Allah dan Rasul-Nya, bahkan mendapat salam langsung dari Allah dan Rasul-Nya💖.


Serang, 9 Sept 2019 - Jakarta, 14 Feb 2020

Tags: Catatan Kajian Islam

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama