Kelas Inspirasi Serang #2 - Serang Rasa Takut, Wujudkan Mimpi Anak Negeri | Cerita Hari Inspirasi dari SDN Jaha, Anyer


Kelas Inspirasi 19.01.19 - Bagaimana jadinya jika orang-orang dari beragam profesi (yang baru kenal satu sama lain) kemudian disatukan menjadi satu tim untuk berbagi inspirasi dalam satu hari kepada anak-anak SD?

Bisa, nggak, bisa, nggak, ....
Bisa nggak yaaa?

👧: Kan baru kenal, gimana cara koordinasinya, emang bisa sering-sering ketemu?
👦: Hey, sekarang kan zaman udah canggih, bisa pake teknologi dong, via WA, dkk!

👧: Biasanya tiap orang dewasa pasti punya ego masing-masing, gimana cara menyatukannya?
👦: Ah ego, iya sih pasti ada, tapi kalau udah bergabung di KI katanya sih hati kita bakal menyatu dengan sendirinya, semuanya punya cita-cita yang sama untuk 'bekerja' demi pendidikan anak-anak Indonesia yang lebih baik, ya kan?!

👧: Terus nanti kalau tempatnya di pelosok bangettt, gimana cara kesananya?
👦: Tenang ajaa, ada panitia lokasi (yang beberapa diantaranya akamsi 'anak kampung sini') dan temen-temen satu tim yang baik hati dan rajin menabung #eh. Pasti saling bantu kok. You're not alone, guys!

Nah, sebenernya ada banyak rentetan kekhawatiran yang kalau diikutin gak bakal habis-habis daftar pertanyaannya, tapi Alhamdulillah bisa dijawab dengan suara-suara dari lubuk hati yang terdalam #ceile, yang dapat menenangkan diri sendiri.

Yup, intinya sebelum mendaftar Kelas Inspirasi, aku berusaha meyakinkan diri sendiri dulu, meluruskan niat dan menguatkan tekad. *newbie mode: ON*

Salah satu kutipan yang selalu berhasil membuatku untuk ikut lagi dan lagi kegiatan relawan semacam ini adalah:
“Volunteers don't get paid, not because they're worthless, but because they're priceless.” ― Sherry Anderson
Jadiii setelah berdialog dengan diri sendiri dan merasa semakin mantep, Bismillahirrahmanirrahiim baru deh aku mengisi form pendaftaran, lalu menunggu beberapa minggu....
Alhamdulillah mendapat kabar gembira: LULUS seleksi sebagai Inspirator di Kelas Inspirasi Serang #2

Tak berapa lama kemudian, diundanglah aku ke grup "KIS2 SDN JAHA".
*Grup = tempat perkenalan, basa-basi, ‘ngegombal’, berbagi quotes yang bikin baper #ckck, ngobrol dari yang retceh sampe diskusi printilan buat persiapan hari H (nah, ini sih intinya, 😅😅😅).*
Ini lah timku (baca: keluarga baru), para relawan super yang ditakdirkan bersama-sama mengukir senyum dan menebar semangat bersama anak-anak SDN Jaha:

Fasilitator:
1. Kak Ina
2. Kak Chamdi
3. Kak Andy

Dokumentator:
1. Kak Thara/ Ciledug, Serang/ @tharandaa/ VG
2. Kak Febi/ Tangerang/ @febrianalee/ FG
3. Kak Adilla/ Serang/ @adildla/ FG

Inspirator:
1. Kak Dora/ Ciputat/ @annisa_dora_nurul/ Laboratorium
2. Kak Mei/ Rangkasbitung/ @meidamakarsa/ Perawat
3. Om Condro/ Cipulir Kebayoran Lama / @cwidjiasto/ Konsultan Ahli Medik "Master of Jaha"
4. Kak Uchi/ Jakpus/ @suchi.atika/ QC
5. Kak Lilis/ Ciledug - Tangerang/ @liliartaa/ Tutor ABK
6. Kak Budi/ Cisauk - Tangerang/ @budionox/ Karyawan Bank
7. Kak Deby/ Cilegon/ @debymarchiano/ Environment Engineer
8. Kak Marwah/ Serang/ @marwahm85/ Writer
9. Kak Syibro/ JakTim/ @syibroahmad/ Wiraswasta "Pak Ketua Tim!"
10. Kak Syifa/ Serang/ @dimatussyifa/ Polri
11. Kak Kiky/ Jakarta/ @kydianti/ Junior Analyst
12. Miranti/ Serang (tapi sekarang udah pindah ke Tangerang)/ @banyubumi/ Former Science Teacher
13. Kak Ruhandi/ Desa Warungbanten - Lebak/ Kades Warungbanten
14. Kak Revi Naldi/ Serang/ Tukang Sunat😎 = Pak Dokter
15. Kak Laras/ Kelapa Gading - Jakut/@laras.saty/ Marcomm "Bu Sekre"
16. Kak Monik/ Ciledug - Tangerang/ @monikmocil/ TV Creative "Bu Menkeu"
17. Kak Ega/ Kebon Jeruk - JakBar/ @egagp/ Pengawas Lingkungan Hidup
18. Kak Anisa/ Cengkareng - Jakarta Barat/ @anisa_sholiha/ Flight Attendant GA
19. Kak Adha/ Serang/ @adhapr/ Processing Engineer
20. Kak Fantri/ Kuningan - Jakarta Selatan/ @binfanteri/ Data Analyst

Yeaaay, tak sabar main-main sama bocah lagi.😎😍
Lalu selanjutnya apa?
Gak mungkin langsung ujug-ujug datang dan mengajar anak-anak kan yaaa.
Yup, sebelum Hari Inspirasi 19.01.19 (tanggal cantik), 1 minggu sebelumnya kami melakukan briefing dulu.

Oiya, intinya di Hari Inspirasi nanti, kami akan memperkenalkan profesi masing-masing, profesi yaaa bukan nama instansi tempat bekerja. Jadi kalau ada logo atau atribut instansi, SOP-nya adalah harus ditutup biar gak kayak promosi, hehe.

Kenapa mengenalkan profesi?
Karena kami ingin mengajak anak-anak untuk bermimpi setinggi-tingginya dan seluas-luasnya, "Kalian bisa menjadi apa yang kalian inginkan, Nak!" *Dengan seizin Allah tentunya*. Harapannya semoga anak-anak yang kami temui akan terbuka wawasannya akan pilihan profesi yang bisa dijadikan cita-cita.

Apa profesi yang akan kukenalkan ke anak-anak?
Science Teacher "Guru IPA"
((Walaupun statusku sekarang udah bukan guru lagi))
Iya, sebenernya aku ikut Kelas Inspirasi karena aku kangen mengajar bocah-bocaaah.
Eits, bukan berarti karena aku pernah menjadi guru, terus ikut KI jadi gak degdegan, haha, teteup degdegan loh dan excited pastinya.
Apalagi yang kupahami adalah setiap anak pasti punya karakter yang unik, jadi kebayang aja baru kenal terus langsung ngajar dan waktunya (hanya) 30 menit!
Huwaaa, gimana caranyaaa?
Perkenalan aja biasanya menghabiskan waktu 20 menit, apalagi kalau pake games😝.
Ini mah opening, main activity, dan closing harus di-super-padat-kan!
Tantangan banget kan😅
Tantangan lainnya adalah tipe anak yang diajar berbeda!
Saat masih mengajar, anak-anak didikku bisa dibilang tipe "anak kota", tapi kali ini aku akan mengajar tipe "anak desa". Yang kalau denger cerita dari temen-temen yang sudah pernah ikutan KI, mereka lebih polos, hehe, benarkah?
Mari nanti kita buktikan bersama😜.

Sebelum aku cerita tentang Hari Inspirasi, flash back dulu ya, tentang persiapan menjelang hari H!

Cerita Tentang Briefing Kelas Inspirasi
"Gelisah"
Itu mungkin satu kata yang tepat untuk dijadikan alasan kalau dapet pertanyaan:
"Ngapain ikut kelas inspirasi?"

Iya, karena kita 'gelisah' melihat kondisi pendidikan di negeri tercinta ini.
Karena kita 'gelisah' melihat daftar panjaaang masalah pendidikan yang gak akan habis-habis kalau mau ditulis.
Karena (bukankah) sekarang hidup kita Alhamdulillah nyaman (?), tapiii kita tahu di luar sana masih banyak guru-guru yang berjuang mengajar generasi muda Indonesia dengan segala keterbatasan.😭

Jadi, apa yang bisa kita perbuat?
Kita gak boleh menutup mata atas kenyataan itu, kita gak boleh menghindar dari masalah itu, kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi?
Mau menunggu sampai kapan?

Saat briefing kemaren, aku bersyukur banget mendapatkan hujan motivasi dan inspirasi dari Kang Dimmy & Kak Hikmat. Aku juga bersyukur bisa kenalan sama kakak-kakak super keren (panitia, fasilitator, inspirator, dan dokumentator) yang mau menjadi relawan di sini.😍
Terharuuu bisa dipersatukan dengan rasa 'gelisah' yang sama, sama-sama ingin ikut "bekerja" demi pendidikan Indonesia yang lebih baik. Masya Allah...



Iya..., mungkin efek kegiatan ini gak bisa dilihat setahun atau dua tahun, tapi puluhan tahun mendatang! Insya Allah.
Apa yang kami bayangkan adalah Indonesia di masa depan.
Yap, perjalanan emang masih panjaaang, temans!
Target kami bukan sekedar meningkatkan nilai UN/PISA, tapi kami ingin menanamkan akhlak baik pada generasi penerus bangsa.

Oiya ada kutipan oleh-oleh briefing yang masih terngiang-ngiang sampe sekarang:
Satu-satunya motif lain yang diperbolehkan ketika mendaftar Kelas Inspirasi ini hanyalah "mencari jodoh"!
Hahaha, kenapa kenapaaa?
Karena, coba bayangkan saja seandainya Ayah-Bundanya sama-sama punya jiwa relawan yang tinggi, bakal seperti apa generasi yang lahir selanjutnya😍
#Aaaks, baper mode ON!

Selain mendapat suntikan motivasi, kami juga dibekali materi tentang Mitigasi Bencana dan Psiko-Sosial.

Apa itu Mitigasi Bencana?
Upaya pengurangan resiko bencana.
Ada dua pertanyaan yang diajukan Pak Abdul Malik (narasumber dari Muhammadiyah Disaster Management Center) pada kami:
1. Apa saja ancaman yang ada sejauh 5 km dari titik sekolah?
2. Bagaimana kapasitas warga sekolah terhadap peluang bencana di sana?
Jawaban dari timku:
1. Longsor, banjir bandang (karena deket kali), tsunami (6 km dari bibir pantai), gempa, bencana yang diakibatkan industri (karena sekolah yang akan kami kunjungi termasuk area industri yang padat).
2. Ada yang sudah tahu, tapi belum semuanya.

Tips dari Pak Abdul Malik:
  • Ketahui jalur evakuasi ‘early warning system
  • Langkah awal ketika terjadi bencana: JANGAN PANIK! Harus menenangkan diri sendiri dulu, baru menenangkan orang lain.
  • Latihan evakuasi bisa dimasukkan ke dalam kegiatan ice breaking, jadi gak kerasa paniknya.
  • Berlatihlah mengendalikan stress, karena salah satu penyebab meninggal dunia saat bencana adalah stress karena tidak mampu mengendalikan diri sendiri.
  • Kalau mau menjadi relawan, harus sadar dengan kemampuan diri yaa, misal punya keahlian: memasak, SAR, mengajar, jadi tahu apa yang mau dilakukan, jangan malah menjadi beban relawan lain, heu.

Apa itu Psiko-Sosial?
Ternyata itu istilah yang telah disepakati bersama sebagai pengganti kata "Trauma Healing".
Karena yang lebih berhak untuk melakukan trauma healing adalah yang ahli di bidang tersebut, kalau kita yang gak punya background di bidang medis, lebih tepat menggunakan kata "Psiko-sosial". Seseorang dapat dikatakan trauma adalah jika ia telah melalui observasi sekitar 30-60 hari.
Selain itu kata “korban” tidak digunakan untuk yang masih hidup, mereka disebut “penyintas = survivor”.
Karena waktunya hanya tersisa 15 menit, Pak Abdul Malik berusaha memadatkan materi untuk kami.

Berikut poin-poin penting tentang psiko-sosial yang kucatat:
  • Sebagai orang awam yang melakukan psychological first aid, kita harus berhati-hati jangan terlalu hanyut dalam emosi orang yang mau kita bantu. Kita gak harus jadi problem solver segalanya.
  • Perhatikan pemilihan kata ketika berkomunikasi, konfirmasi kembali sebelum meneruskan pesan yang didapat.
  • Kegiatan psiko-sosial ini bukan sekedar hit and run = datang bawa bantuan, terus foto-foto pemberian bantuan, terus langsung kabur. No! Harus ada koordinasi yang jelas agar tidak terjadi bantuan ganda (mubazir) atau tak terdistribusi dengan baik.
  • Sebelum memberikan bantuan, penting loh dilakukan assessment = kajian awal tentang lokasi yang akan dikunjungi, agar tepat sasaran.

Wah, ternyata emang gak gampang yah menjadi relawan itu, harus punya bekel keahlian yang mumpuni agar misinya dapat terlaksana dengan baik, bukan malah menambah beban daerah yang dikunjungi.

Oke, lanjut ke cerita selanjutnya yaa ((masih panjang looh, hehe)).

Cerita Menjelang Hari Inspirasi
Jadi sebenarnya seminggu sebelum Hari Inspirasi adalah minggu pertamaku kerja di tempat yang baru. Yup, H-1minggu (tepatnya setelah briefing Kelas Inspirasi) aku pindahan dari Serang ke Tangerang. Nah, bisa dibilang aku masih berjuang untuk beradaptasi dengan jobdesc baru, teman-teman baru, lingkungan baru, dsb.

Karena masih anak baru (lagi training), kemaren gak enak kalau mau izin cuti setengah hari sebelum Hari Inspirasi. Bahkan kepikiran yaudah gapapa nanti ke Anyernya sendirian aja, kata Kak Ina (kakak fasilitator kami yang superrr care) masih ada angkot kok sampe jam Cinderella gitu, jadi info ini cukup 'menenangkanku'. Meski teteup ada rasa (sedikit) khawatir sih dalam hati, tapi aku berusaha untuk memberanikan diri dan mengingatkan diri kalau ini adalah konsekuensi karena udah daftar, ya harus dijalani dong apapun kondisinya.

Tapiii Alhamdulillah, Allah Maha Baik, realitanya aku gak harus sendirian pergi malem-malem ke Anyer, karena Papa dan Mama mau nganterin, "Kasihan..." kata Papaku😂, hehehe. Terus kata Papa “Biar kebagian pahalanya”, aamiin. Yup, akhirnya setelah pulang kantor jam 5-an dari Daan Mogot, langsung naik bus ke Serang, pulang ke rumah dulu, setelah itu baru deh dianter ke Anyer.
((Dan ternyata oh ternyataaa, rombongan dari Tangerang gak jadi berangkat jam 3 sore karena terjebak hujan deresss. Jadi pas aku udah naik bus ke Serang sekitar jam 5-an, aku WA Kak Lilis menanyakan posisi, kirain udah sampe, eeh masih di Tangerang jugaa, wkwk))

Bersyukur banget dianter karena ternyata rumah Kak Ina jauuuh dari jalan utama, bahkan beberapa ratus meter mendekati rumah Kak Ina, jalannya gak ke-detect sama gmaps (kebayang dong kalau sendirian😶, panic mode: ON), juga sempet ngelewatin jalan yang kiri-kanannya gelappp dikira hutan ternyata sawah, eh tiba-tiba ada lampu lagi, ada rumah lagi, Alhamdulillah. *Makasiiih Kak Ina udah dipandu pake videocall*

Oiya sebelum berangkat ke rumah Kak Ina, kami mendapatkan kabar sedih dari Kakak Ketua Tim, Kak Syibro, dia beserta istri dan kedua bayi dalam kandungan istrinya mengalami kecelakaan motor. Alhamdulillah Kak Syibro dan istrinya selamat, tapi kedua bayi kembarnya harus segera kembali ke sisi Allah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Al-Fatiha untuk alm & almh bayi Kak Syibro....

Sampai rumah kak Ina, say hello ke temen-temen yang udah datang duluan, terus langsung membaur aja, ternyata masih banyak yang harus dikerjakan: headband dan pesawat kertas. Aaah jadi kangen hobi origami, kangen pernah bikin boomerang paper airplane and dancing cubes bareng tim COSMIC!



Tak terasa udah jam 3 dini hari *eh terasa sih tapi daritadi dipaksain nahan kantuk demi performa yang maksimal esok hari untuk anak-anak, hehe* akhirnya kami semua pada tepar ((terus ada kakak yang ter-cyduck sedang tidur gaya bebas dan para fotografer dadakan langsung heboh mengabadikan moment langka itu😅)), lumayan bisa tidur sekejap sebelum menyambut mentari pagiii *yang ternyata tertutup awan karena hujannn di pagi hari*.

Cerita Tentang Hari Inspirasi 19.01.19
This is the day!
Setelah bangun dalam kondisi kaget dan sempet sepersekian detik berpikir "Ini di mana?", terus ngumpulin nyawa sebentar, ngantri mandi, mandi, dandan #biargakkucel, sarapan nasi uduk, packing barang-barang, Bismillahirrahmanirrahiim kamipun berangkat!
Oiya sempet hujan deres loh pagi-pagi *Allahumma shoyyiban naafi'an* Insya Allah berkaaah untuk kegiatan kami.
Yeay JAHA SQUAD siap menyambut anak-anak SDN Jaha.

Sesampainya kami di sekolah, kami disambut dengan hangat, senyuman dimana-mana dan tatapan dari mata-mata kecil yang penuh rasa ingin tahu. Bahagianyaa bertemu anak-anak dan para ibu serta bapak guru yang the one and only, hehe.
Inilah hal yang kukangeni dari mengajar, senyum polos dan tatapan mata yang berbinar dari bocah-bocah di pagi hariii. Contagious!

Setelah opening (sambutan dari Ibu Kepsek, sambutan dari Perwakilan Fasil, perkenalan kakak-kakak Inspirator), tibalah kegiatan utama: Waktunya masuk kelas!
Aku kebagian masuk di 3 kelas, yaitu: kelas 6, 2, dan 4.
Note: awalnya aku pikir, kami akan dipanggil dengan sebutan “Kakak”, tapi ternyata kami harus memperkenalkan diri sebagai “Ibu/Bapak” karena ceritanya kan mengajar seperti Ibu dan Bapak Guru beneran, hehe.

🌼Bagaimana rasanya masuk ke kelas 6?
Langsung kerasa hawa-hawa mau Ujian Nasional, haha. "Bentar lagi ya, Nak!" Kok aku ngerasa wajah-wajah mereka tegang ya, apa akunya kali ya yang tegang karena ini kelas pertama (setelah hampir 6 bulan gak ngajar anak-anak lagi). Seperti biasa kalau baru masuk kelas biar mencairkan suasana, aku mengajak anak-anak main dulu, bermain tepuk tangan kombinasi biar fokus.
Terus nyoba salah satu permainan favorit dulu: "Monkey time!"

Seperti apa permainanannya?
  • Anak-anak diminta duduk di kursi masing-masing dan membentuk satu lingkaran besar. Ceritanya setiap pemain menjadi ‘monkey’. Kursi seolah-olah menjadi pohon tempat bergelantungan.
  • Jadi nanti anak-anak akan berpindah dari satu kursi (pohon) ke kursi (pohon) lain, dengan syarat yang bisa pindah adalah yang cocok dengan instruksi yang diberikan. Misalnya dapet instruksi "yang tadi pagi jalan kaki" maka yang tadi pagi jalan kaki harus pindah ke kursi (pohon) lain.
  • Tantangannya adalah ketika salah satu kursi diambil, maka akan ada satu anak yang gak kebagian kursi, nah yang gak kebagian ini lah jadi pemberi instruksi selanjutnya.
  • Sebenernya sih kalo mau lebih heboh dikasih "tugas" dulu yang gak kebagian kursi ini, hehe. Tapi berhubung waktuuu terbatas, yasudah langsung memberi instruksi selanjutnya aja.
  • Ternyata ketika permainan ini dilakukan di kelas 6, sebagian besar anak masih pada malu-malu terutama perempuan dan entah kenapa yang gak kebagian kursi selalu perempuan, haha. Akhirnya aku harus ikut campur, meminta gantian siapa laki-laki yang mau mencoba memberi instruksi.
Setelah permainan usai, aku bertanya pada anak-anak: “Pelajaran apa yang didapat dari permainan ini?”
Jawaban mereka beragam:
Cepat bergerak!
Konsentrasi!
Jujur!
*Bener semua, Nak.*
Setelah main-main, baru deh masuk ke inti, aku mengajak mereka diskusi tentang “plastik atau bumi?” karena terinspirasi dari Natgeo Kids tentang sampah plastik yang semakin mengerikan keberadaannya!

Saat jam istirahat tiba, kami terbagi menjadi dua ‘kelompok’ berdasarkan energi yang ada, hehe. Ada ‘kelompok’ yang nemenin anak-anak main di lapangan, ini kakak-kakak yang punya energi cadangan berlebih nih! Seru kayaknya, pengen ikutan nari-nari bareng mereka, tapi aku mikir masih ada dua kelas lagi setelah ini jadi harus nyimpen energi dulu. Dan ‘kelompok’ yang memilih beristirahat sejenak di ruang serba guna sambil nyemal-nyemil dan ngobrol sharing pengalaman di kelas sebelumnya, aku termasuk kelompok yang ini, haha.

Kelas selanjutnya yang kukunjungi adalah kelas bawah = kelas 2!
🌼Bagaimana rasanya masuk ke kelas 2?
Dibandingkan dua kelas lainnya, ini yang paling menyedot banyak energi deh, wkwk! Anak laki-lakinya super aktif gak mau diem, kepooo banget sama laptop yang kubawa. Mereka bisa mendengarkan instruksi hanya beberapa detik terus buyarrr lagi konsentrasinya. Hahaha, tantangan sih ini sebenernya.

Jomplang banget sikap mereka sama para anak perempuan, yang bisa tertib, mau mendengarkan instruksi, dan sangat kooperatif! Sampai-sampai aku sadar agak mengabaikan mereka karena riweuh menertibkan anak laki-laki, tersadarkannya oleh ucapan salah satu anak perempuan "Ibu, ayooo...." #jleb. Oiya dari tadi anak-anak perempuan udah nungguin aku bercerita.

Dan ternyataaa, saat aku mulai bercerita tentang “Perjalanan Mr. Plastic”, anak laki-laki otomatis konsentrasinya teralihkan dari laptop ke cerita yang aku bawakan. Ohlala, ternyata daritadi susah-susah pake games ini itu, mempannya pake dongeng tho... Terus aku baru menyadari kalau Kak Chamdi dari tadi udah ngode-ngode dari jendela. Yaaah, udah mau habis aja waktunya. 30 menit emang sebentar bangettt, heuheu, baru aja dapet flow-nya, yah udah harus say good bye deh ke mereka.

Yang lucunya adalah saat salah satu anak perempuan pengen minta si Mr. Plastic, kayaknya berkesan banget ya bagi dia... Padahal ya itu cuma kantong kresek pink yang aku gambar wajah gitu, hehe. Bahagianya anak-anak tuh emang sederhana yaa, terkadang kitalah para orang dewasa yang lupa bagaimana cara bahagia dari hal-hal yang sederhana. Nah, bagiku saat-saat berinteraksi dengan anak-anak seperti inilah kita jadi diingatkan untuk menyederhanakan bahagia kita.

Dan kelas terakhir yang kukunjungi adalah kelas 4!
🌼Bagaimana rasanya masuk ke kelas 4?
Ini kelas terakhirku, udah degdegan aja ni bakal gimana ya anak-anaknya. Ternyata Alhamdulillah kelas yang paling tertib dan enjoy banget main sama mereka. Permainan yang aku mainkan di sini sama dengan yang di kelas 6, yaitu monkey time!
Kalau di kelas 6 anak-anaknya udah mulai malu-malu karena (mungkin) menjelang puber, tapi di sini di kelas 4 mereka ekspresif semua!

Moment yang paling berkesan dan bikin terharu adalah saat ada salah satu anak yang kebagian memberi instruksi. Kalau anak-anak lain yang mereka ucapkan "yang suka main bola", "yang tadi pagi makan nasi", "yang suka es krim", nah anak perempuan ini malah bilang "yang suka belajar", sempet beberapa detik aku pikir kayaknya cuma beberapa nih yang pindah, eh ternyataaa semua anak dong pindah kursi! Masya Allah, jadi teringat materi Fitrah Based Education-nya Ust. Harry Santosa, emang yaaa suka belajar itu mah fitrah loh.

Nah yang jadi masalah adalah kenapa semakin bertambah usia, anak-anak malah semakin gak suka belajar? Mungkin mereka mengalami pengalaman belajar yang membosankan jadinya gak suka belajar, hiks. Emang pendidikan di negeri ini harus menata diri yaa, untuk bisa membuat anak suka belajar, bukan terpaksa belajar. Kalau udah suka mah, mau belajar apa aja, hayuuu aja!

Oiya setelah cerita tentang Mr. Plastic, di setiap kelas aku juga menunjukkan video yang menceritakan tentang seekor penyu yang hidungnya kemasukan sampah sedotan plastik, karena waktunya udah mau habis jadi dipercepat menontonnya. Hampir sama dengan kelas-kelas sebelumnya, ekspresi mereka sedih dan beberapa udah berkaca-kaca. Kalau nonton full video, bisa jadi ada yang nangis kayaknya.

Semoga ya, walau pertemuan bersama anak-anak ini sebentar banget tapi yang aku sampaikan bisa berkesan di hati dan pikiran mereka. Semoga mereka menjadi generasi yang lebih bijaksana dalam menggunakan plastik, terutama plastik sekali pakai. Semoga mereka menjadi generasi yang lebih sayang dan peduli pada bumi.


Agenda Tambahan Hari Inspirasi: Materi Psiko-sosial dan Mitigasi Bencana (Banjir-Gempa-Tsunami-Longsor-Gunung Meletus)
Sebenarnya materi ini agak dipaksakan sih menurut aku, kebayang aja 6 materi dalam waktu 30 menit dengan target anak yang berbeda usia. Kasihan melihat sikap anak-anak udah mulai gak fokus dan gak nyaman duduk di lapangan, udah bergerak ke sana kemari. Apalagi yang anak laki-laki, udah mulai iseng menerbangkan pesawat yang seharusnya nanti ditempel. Kalau anak perempuan masih lebih kalem dan duduk manis sambil selonjoran, tapi gak tahu juga sih pikirannya pada kemana, hehe.
Walaupun aku tahu niat panitia pasti baik ingin membekali anak-anak agar lebih sigap bencana *berhubung beberapa minggu sebelumnya gak jauh dari tempat ini termasuk area yang terkena tsunami*.
Kalau boleh memberi saran, mungkin untuk ke depannya materi ini bisa dipikirkan dan disiapkan dengan lebih matang, misalnya ada tambahan jam untuk penyampaian materi ini atau dibuat jadwal khusus di hari lain atau dikemas dengan menarik seperti drama musikal agar lebih mudah dicerna oleh anak-anak.

Agenda Penutup Hari Inspirasi: Menempelkan Pesawat Cita-cita
Terharuuu pas baca cita-cita yang dituliskan anak-anak, kebanyakan yang kubaca: dokter, guru, polisi, pemain sepak bola, ada juga yang menuliskan ustadzah. Aamiin, semoga yaa Nak, semesta memeluk mimpi-mimpi kalian!
Dannn setelah menemani anak-anak menempelkan pesawat kertas yang sudah ditulis cita-cita masing-masing di baliho acara, aku menyadari yaaah udah menit-menit terakhir aja nih....😭😭😭

Yang bikin makin terharu tuh, ada beberapa anak yang gak langsung pulang ke rumah, tapi ngeliatin kami yang masih ngobrol-ngobrol dengan ibu-bapak guru (plus foto-foto dan akhirnya salaman). Kayaknya mereka gak rela kami dateng cuma sebentar dan sesungguhnya kamipun masih pengen berlama-lama di siniii...huhuhu.
Insya Allah ibu-bapak guru 'dadakan' bakal balik lagi ke sini ya, Nak! Di acara "Back to School" nanti kita bakal bermain dan belajar bersama lagi.

Yang juga bikin terharu lagi ((aaah kayaknya banyak banget kejadian yang bikin hati ini mellow)), selama kegiatan meskipun Kakak Ketua Tim ‘Kak Syibro’ tidak bisa hadir karena masih berduka dan masa pemulihan, tapi tetep selalu aktif di grup, ngasih semangat ke kami. Juga 2 kakak yang qadarullah belum bergabung di Hari Inspirasi, Kak Anisa dan Kak Kiky, mereka tetep hadir di grup. Bener banget seperti kata Kak Syifa:
"Pokonyaa jangan ada sungkan diantara kitaa yaaaa karena kita ini udah lahirnya bareng di kelompok ini."
Ternyata bisa yaa orang-orang yang baru kenal tapi langsung 'klik', menjadi keluarga baruuu💙💙💙

Lagi-lagi aku bersyukur banget bisa gabung di keluarga besar Kelas Inspirasi💙💚💛, insya Allah mau lagi daftar Kelas Inspirasi di daerah lain. Karena ini salah satu caraku untuk melakukan sesuatu bagi pendidikan negeri ini.😍😍😍

***
P.S.= tulisan ini masih akan di-update dengan foto-foto kece kami, hehe, masih menunggu dari kakak-kakak dokum yang sepertinya masih menyeleksi, hihihi.
***
Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Baperrr abisss.....bacaan berkualitas inii...30 hari dirangkum dalam sebaris tulisan yg cantikk...thanks kakak sayaaang 😍😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah,, samaaa2 Kak Inaaa sayang 💐💐💐😘😘😘

      Can't wait for BTS yeaaah

      Hapus
  2. Terharu... sampe merinding bacanya 😣. Semangat terus untuk menginspirasi ka 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwaaa aku juga terharu baca komentar kakak... Sippp Kak Chamdii, samaaa2 semoga juga terus menebar semangat untuk menginspirasiii😍

      Hapus
  3. Oh jadi ini berlangsung selama 30 hari, Miranti?
    Tiap hari ngajar atau bergantian?

    Asik banget yhaa...
    Pengalaman dan sst....uda dapet jodohnya belom?

    Hahhah~
    Kidding, honey...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma sehari kok mbak ngajarnyaaa, hehehe.

      30 hari itu plus persiapannyaa😅

      Ahahaha, belom nih mbakku, do'ain yhaaa😘😘😘

      Hapus

Langsung ke konten utama