📚Eksplorasi Perpustakaan: Berkelana di Rimba Baca


Kalo lagi me time di Jakarta, enaknya kemana ya?
Bagi book lovers📚, yuk kita menjelajah ke salah satu perpustakaan keren di ibu kota!

Berawal dari beberapa hari yang lalu, ada seorang teman di grup WA komunitas menulis ODOPfor99days yang berbagi foto ini:

Setelah melihat foto tersebut, hal pertama yang terlintas di pikiranku (selain "Kenapa Indonesia bisa terbawah banget?"😢) adalah "Kenapa yang di urutan teratas semuanya negara Nordik?"

Hmm, karena penasaran, aku pun bertanya ke Fitri, sahabatku yang sedang menetap di Finlandia.

Ini jawaban dari Fitri:
"Kalo yang aku amati, supporting system-nya dari pemerintah ngedukung banget, setiap hamil, anak-anak di Finland dikasih bingkisan perlengkapan bayi dari pemerintah, salah satu isinya adalah buku anak. Jadi dari awal secara nggak langsung pemerintah sudah meng-encourage orangtua buat bacain bukunya. Dan nggak aneh aku lihat di bis, orangtua baca buku atau bahkan anaknya maen di stroller dengan buku. 

Yang kedua setiap kecamatan pasti ada perpustakaan. Dan perpustakaan itu dibuat sebagai meeting point. Jadi jangan bayangin kalo perpustakaan itu tempat yang boring, tempatnya dibuat nyaman banget, dan area untuk anak-anak dari bayi, toddler, sampai anak SD terfasilitasi. Ada bagian buat lesehannya. Ada mainan, kursi-kursi khusus buat anak-anak, bahkan perpustakaannya pun nyediain pensil warna dan alat tulis kalo anak-anak mau ngegambar. Koleksi bukunya pun luar biasa, mulai dari yang berbahasa Finland sendiri sampai koleksi bahasa Inggris. Makanya nggak heran klo mereka jago-jago bahasa Inggrisnya. 

Terus sistem perpustakaan yang terintegrasi. Kalo kita mau cari buku, bisa cek dulu ke website perpustakaan, klo di perpustakaan yang deket rumah kita nggak ada, kita bisa pinjam dari perpustakaan lain, dan nanti tinggal ambil di perpustakaan yang deket rumah.

Library sekolah juga nggak kalah koleksinya. Dapet cerita dari temen yang anaknya udah dimasukin ke sekolah, saking sama buku itu udah jadi keseharian, anak-anak pun bisa baca tanpa diajakin. Tau-tau pas jalan-jalan, anaknya bisa baca sendiri sambil nunjuk tulisan di mobil.

Hebatnya lagi, perpustakaan ada juga di mall-mall besar, biasanya perpustakaan yang di mall-mall ini yang punya koleksi buku bahasa Inggris paling banyak.

Terus, yang nggak kalah bikin wow, tahun kemaren Finland ultah yang ke 100, sebagai kado ulang tahun buat masyarakat, Finland buat perpustakaan baru di tengah kota dengan konsep yang beda. Keren banget ya.  

Jadi kalo ditanya kenapa mereka suka banget baca buku. Ya karena udah jadi budaya, dari kecil mereka udah diajarin untuk cinta buku, lanjut di sekolah juga, ditambah pemerintah memfasilitasi mereka. Jadi nggak ada alasan yang miskin itu bodoh, toh pemerintah sudah memfasilitasi untuk semua penduduk baik itu orang Finland sendiri atau pun imigran semuanya sama.

Denger cerita temen yang di Swedia juga sistemnya hampir mirip sama Finland."

Wow wow wooow! 😍😍😍
"Iri" banget gak sih, pemerintah Finland peduli banget ke masyarakatnya untuk menumbuhkan rasa cinta pada buku dan membudayakan rasa suka untuk membaca! *jadi pengen pindah ke Finland #eh

Kapan ya pemerintah kita juga menaruh perhatian sebegitu besar untuk menghidupkan literasi di negeri ini. Semoga yaa perlahan tapi pasti kita bergerak ke arah sana, sudah lumayan kelihatan sih di beberapa perpustakaan yang ada di kota semakin memperbaiki sistem dan suasana ruangannya jadi lebih nyaman. Harapannya semoga perbaikan-perbaikan tersebut juga akan diikuti di perpustakaan-perpustakaan yang ada di daerah. Aamiin.

Baca juga: Yuk berkunjung ke Perpustakaan Umum Jawa Barat 

Intinya setelah membaca jawaban dari Fitri, aku jadi kangen nongkrong di perpustakaan yang nyaman dan koleksi bukunya banyak+bervariasi.
Nah, pas banget kemaren Mamaku lagi ada rapat di Depok, jadi sekalian nebeng mau nginep di rumah Eyang, mau me time aaah di perpustakaan!

Awalnya sih aku kepikiran ke Perpusnas RI (lagi), karena waktu itu belum sempet mengeksplor semua lantai. *gempor kalo dalam waktu sehari ngeksplor 24 lantai!😅
Tapi ternyata lumayan jauh kalau dari rumah Eyang di Pasar Minggu dan waktu yang aku punya cuma dari jam 10-14 (menyesuaikan dengan jadwal rapat Mama). Kalo pake Grab Bike, bisi pegel di jalan, kalo naik Trans Jakarta bisi lama di jalan.

Akhirnya aku iseng browsing dengan keywords: "Perpustakaan keren di Jakarta". Nemulah artikel di Klasika Kompas yang berjudul "8 Perpustakaan Keren di Jakarta". Setelah mempertimbangkan beberapa hal dan mampir ke resensinya di blog Productive Mamas, pilihanku jatuh pada perpustakaan RIMBA BACA.

Ternyata lokasi Rimba Baca cukup dekat dengan rumah Eyang, hanya sekitar 6 km dari Pasar Minggu. Lokasinya di daerah Cilandak, ngelewatin sekolah Cikal, deket RS Fatmawati, alamat lengkapnya: Jln. RSPP No. 21 B, masuk ke dalam perumahan gitu.

Sesampai di sana, sempet konyol sih mencet bell beberapa kali tapi kok gak dibuka-buka ya, terus terasnya kayak belum disapu gitu... Apa gak ada orang yaaa... Eh, tapi ada 2 motor yang parkir sih. Terus coba dorong pintunya, ternyata kebuka! Lah, kirain harus pencet bell dulu, soalnya bentuknya kayak rumah gitu, gak ada tanda "We're open" juga di depan, hehe, jadi aku ragu-ragu kalo langsung buka pintu. Nah pelajaran nih teman-teman, kalo main ke sini dan baru pertama kali, jangan ragu langsung masuk aja,baru ucapkan salam dan berikan senyum manismu ya😊 *seperti yang tertulis di pintunya, hehe.

Setelah masuk ke dalam, disambut oleh 3 mbak-mbak yang ramah di resepsionis. Mereka langsung memberikan kesan "Silahkan masuk, anggap rumah sendiri, dan selamat berpetualang di Rimba Baca!" 💖

Di sebelah meja resepsionis ini, ada area kantin mini, di sini kita bisa membeli makanan ringan dan minuman dingin. Serta tersedia tempat duduk panjang untuk menikmati kudapan tersebut, karena ternyata gak boleh makan di dalam ruang baca. 
*Tapi aku kemaren belum tahu info itu, jadinya bener-bener merasa kayak di rumah sendiri, baca buku sambil ngemil tanpa merasa bersalah, hwehehe.
Hmm sayangnya gak ada makanan berat ya, jadi pelajaran kalo lain kali ke sini lagi, harus bawa bekel makanan berat biar perut gak krucuk-krucuk kalo mau seharian di sini.

Fyi, buat berkunjung di sini kita harus membayar 30k.
Mahal? Nggak kok, sebanding dengan pengalaman yang akan dirasakan.😎
Kalo rumahku deket sih, aku bakal daftar jadi anggota, kita harus membayar 350k (sudah termasuk biaya masuk 1 anak dan 2 orangtua) buat kunjungan kapanpun kita mau selama 1 tahun dan tentu saja bisa pinjam buku! *Aaargh, I wish I could.

Kesan pertamaku saat melihat bagian dalam perpustakaan ini adalah:
SUKAAA BANGET💗💗💗, duh pengen cepet-cepet duduk di salah satu kursi unyu yang kulihat di ruang buku anak terus ambil satu buku dan duduk manis membaca, tapi keinginan itu dikalahkan oleh rasa penasaran untuk mengeksplor ruang atas yang khusus ruang baca dewasa!

Sebenarnya saat pertama membaca nama perpustakaan ini, aku langsung membayangkan dekorasi perpustakaan yang seperti hutan, ala-ala rumah pohon gitu, dengan warna dominan hijau.
Tapi... Ternyata gak gitu.
Kecewa?
Nggak... Karena yang perpustakaan ini sajikan gak kalah menarik dengan imajinasiku kok, hehe.

📣Aku akan mencoba mendeskripsikan seperti apa perpustakaan Rimba Baca ini:

Dari luar, perpustakaan ini seperti rumah biasa, gak ada tanda yang besar dan mencolok kalo ini adalah perpustakaan. Setelah masuk ke dalam, barulah aku menyadari bahwa ini adalah rumah berlantai 2 yang semua bagiannya benar-benar diubah untuk para pecinta buku!

📚LANTAI PERTAMA
Lantai pertama adalah ruang baca anak, yang terdiri dari:

Ruang utama yang besar dan plong dengan rak-rak buku yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu untuk anak usia 0-3 tahun, 4-8 tahun, dan 9-12 tahun. Di tengah ruangan ada beberapa kursi unyu, bantal duduk yang fluffy, dan boneka-boneka besar yang memanggil-manggil untuk dipeluk untuk menemani kita membaca. Karpetnya pun gak kalah lucu, berbentuk atau bermotif binatang/makhluk fantasi yang pasti bikin anak-anak betah. Juga terdapat beberapa meja besar dan mainan edukatif dari kayu di atasnya, jadi kalo anak-anak bosen membaca, butuh break, bisa sambil main dulu. 

Selain ruangan utama ini, ada 1 toilet di ujung ruangan, garasi yang diubah jadi ruang kreasi anak (bisa jadi alternatif kegiatan selain membaca, anak-anak bisa mewarnai atau menggambar di sini, disediakan kertas, pensil warna, dan krayon. Kalo karyanya sudah selesai bisa langsung dipajang loh di gantungan pada dinding), serta ada musholla + ruang menyusui juga.
Lantai pertama ini suasananya ceria dan warna-warni, dijamin bikin gak mau cepet-cepet pulang.

Oiya di deket pintu menuju garasi, aku melihat gantungan yang berisi berbagai macam boneka tangan dan properti seperti topi-topi unyu, aaah lucunya! 
Iya, kalo yang kulihat di instagram @rimbabaca, setiap weekend mereka suka ngadain acara gitu, bisa acara edukatif untuk anak-anak atau kelas berbagi bagi para orangtua, salah satunya acara mendongeng, kebayang ya seru banget ngedongeng sambil pake boneka tangan. Juga ada family date dan cooking class, seru ya!

Kemudian ada halaman belakang, di sana ada kandang kelinci beserta 2 ekor penghuninya yang gembul nan menggemaskan *tapi lupa difoto. Makin lengkap kan alasan gak pengen cepet-cepet beranjak dari sini!

Aaah pokoknya family friendly banget deh perpustakaan ini.💖
Kalo udah jadi ibu-ibu, ini cocok banget sebagai tempat playdate!

📚LANTAI DUA
Lanjut ke atas, lantai 2 adalah ruang baca dewasa. Ada ruang utama juga yang terdiri dari deretan rak buku yang sebagian besar adalah novel! Duh, makin gak pengen pulang kalo baca judul-judulnya, haha. Genrenya beragam, dari tentang parenting, detektif, biografi, romantis, sampai komik juga ada!

Selain ruang utama ada beberapa ruang kecil yang juga digunakan sebagai ruang baca yang sepertinya didekor sesuai kepribadian pembaca, ada yang cerah dan ada yang formal kayak khusus untuk para pembaca serius. Terus kemaren nemu buku yang oke banget berisi tips untuk menulis dengan baik, judulnya Guide to Good Writing.

📙Buku apa yang kubaca?
Kalo di area buku dewasa, aku sempet baca buku berjudul Wonder, tapi hanya beberapa bab. Ini karena aku udah pernah nonton filmnya, jadi penasaran aja kayak gimana versi aslinya. Pas baca, jadi terbayang lagi scene-scene yang ada di film, jujur aku suka banget sama tokoh utama buku/film ini August Pullman. Seorang anak dengan disorder sejak lahir (yang dia sendiri susah untuk mengejanya) -Mandibulofacial Dysostosis atau Treacher Collins syndrome (TCS)- sehingga ia harus menjalani banyak operasi untuk memperbaiki wajahnya, seorang anak yang tangguh! 

Tapi meskipun sudah menjalani banyak operasi, wajahnya belum bisa "senormal" anak lain. Awalnya August homeschooling bersama ibunya, tapi ketika ia mau kelas 5, keluarganya memutuskan bahwa ia harus bersekolah di sekolah umum. Nah, di sinilah berbagai tantangan kehidupannya dimulai. Bermula dari tatapan aneh yang ia dapat dari teman-teman sekolahnya, hingga akhirnya ia berhasil memiliki sahabat tapi ternyata ketulusan sahabatnya itu sempat ia ragukan. Bagaimana kelanjutannya? Harus baca/nonton langsung yaa, hehe.

Kenapa aku suka August? Karena pada dasarnya dia anak yang humoris dan PD, dia juga cerdas di pelajaran sains. Yup, selalu ada kelebihan bersama kekurangan kan? Selain itu, keluarganya juga sangat mencintainya dengan memperlakukan ia seperti anak normal.
Such a sweet family movie.
Auggie is a hero for the ages, one who proves that you can't blend in when you were born to stand out.

Kalo di area buku anak, aku sempet baca beberapa buku: Charlie and the Chocolate Factory - Roald Dahl, Bob the Artist - Marion Deuchars, dan It's a Book - Lane Smith.

Di antara ke-3 buku tersebut, yang paling berkesan adalah buku terakhir: "It's a Book".
Ceritanya sederhana banget sebenernya. Tentang 2 orang teman yang sibuk dengan "buku"-nya masing-masing. Tokoh pertama dengan notebook-nya dan tokoh kedua dengan the real book.
Tokoh pertama bertanya-tanya pada tokoh kedua: apakah bukumu bisa berbunyi? Bisa nge-tweet? Ada Wi-Fi? Mana mouse-nya? Dst... Dst... Dst...
Yang berkali-kali dijawab: "No, it is book."
Sampai akhirnya tokoh pertama ini penasaran dengan buku yang dimiliki tokoh kedua, akhirnya dipinjamkan deh, dan ternyata ... (Jeng jeng jeng) kalo mau tahu, harus baca "buku"! Haha.

Btw, koleksi buku anaknya yang berbahasa asing bukan hanya bahasa Inggris loh, kalo yang kemarin aku lihat, ada bahasa Arab, Jerman, Prancis, Turki, Jepang, Mandarin, Korea, Italia, hmmm kayaknya ada lagi tapi yang teridentifikasi sama mataku baru itu saja, hehe. Menarik deh jadi bisa sekalian belajar budaya dari negara yang berbeda.

Oiya berhubung aku dateng ke sini pas weekday, jadi perpustakaan ini sepiii. Tapi bukan berarti gak ada orang yah.
Saat pertama aku dateng, ada seorang ibu muda dengan anak perempuannya yang ceriwis banget.
Ibunya membacakan nyaring (read aloud) beberapa buku berbahasa Inggris, dan anaknya aktif banget nanya-nya. Pas aku mau sholat di lantai bawah, anak itu penasaran sama aku, dia malu-malu ngedeketin, terus aku ajak kenalan, namanya Aurora!

Baca juga: [Notes from IIBF] Read Aloud! Membaca Nyaring dengan Buku Digital Menstimulasi Kreativitas Anak bersama Roosie Setiawan

Setelah sholat Dzuhur, ada lagi seorang ibu dengan dua anak perempuannya dateng. Lagi-lagi instingku untuk berinteraksi sama bocah langsung ON, hehe.
Kalo yang sama anak yang pertama tadi cuma kenalan, yang ini sempet aku ajak main pake boneka tangan. Karena dia pake baju balet berwarna pink, akhirnya aku pilih boneka tangan kuda pony berwarna pink pula. Hehe, sukses menarik perhatiannya, lalu kami berimajinasi sedang kejar-kejaran antara kuda pony vs burung rangkong (boneka tangan pilihannya). Aaah bocaaah, thank you for made my day so much fun today!

Yah, intinya kunjunganku kali ini membuatku makin jatuh hati pada buku dan perpustakaan dan dunia anak-anak.💕
Salut banget sama perpustakaan milik pribadi yang dijadikan perpustakaan umum seperti ini, yang mau berbagi kebahagiaan melalui buku, yang menjadikan perpustakaan sebagai salah satu wisata edukasi keluarga.

Semoga suatu hari nanti bisa juga punya perpustakaan yang sekaligus menjadi ruang berbagi seperti ini! Aamiin💕

✏Note: 
Tulisan ini spesial untuk merayakan keberhasilan para ODOPers dalam tantangan menulis rutin di bulan November! Ada yang 10 hari, 20 hari, dan 30 hari. 
Yippie! We did it, fellas

Mari kita lanjutkan kekonsistenan ini dengan semangat berbagi kebaikan melalu tulisan-tulisan kita!
Keep writing!

Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

8 Komentar

  1. TeeimkasTer shasharing Teh Miranti, di rumah saya juha sedang merintis perpustakaan semacam rimba baca dan pustakallab. Tapi koleksinya masih sedikit. Bismillah semangat 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa sama-sama Mbak Nurul :). Masya Allah, semoga semakin bertambah koleksinya ya mbak biar yang dateng juga makin seneng :D Keren deh merintis perpustakaan sendiri, ada tulisan cerita tentang perpustakaannya mbak? Mau donk dishare buat jadi inspirasiku ;)

      Hapus
  2. Saya juga udah baca wonder , nangis.. huhuu.. bekum nonton filmnya sih. Cuma baca bukunya aja.. 😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, sampe nangis mbak? Jadi penasaran baca sampe tuntas niiih...

      Hapus
  3. Ih keren banget, tempatnya cozy banget ya pengen cobain kesana soalnya kayak rumah sendiri
    tapi lumayan jauh, btw saya aja belum pernah ke perpusnas ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa bener mbak, kayak rumah sendiri, hehe. Ke perpusnas juga recommend, mbak. Intinya mah harus nyiapin waktu seharian buat ke dua tempat itu biar bisa bener-bener menikmati :)

      Hapus
  4. tempatnya kereen banget... apa bukunya update disana? kayak novel2nya gitu?

    BalasHapus
  5. Beneran jadi kepingin punya perpustakaan umum yg konsepnya homey gini, biar semakin banyak orang yg hobi baca buku. Postingan bagus kak! :') makasih sudah sharing info nya

    BalasHapus

Langsung ke konten utama