Mindfulness in Islam - Rahasia Khusyuk dalam Shalat


Kalian ngerasa gak kalau tema “mindfulness” lagi cukup booming?
Kalau menurutku, penyebabnya adalah kita sekarang hidup di zaman yang super cepattt. Apalagi kalau yang hidup di kota besar, ada tambahan sehari-hari tanpa macet padahal maunya buru-buru nyampe, heu. Dan itu semua semakin lengkap dengan pesatnya pertumbuhan teknologi yang berujung pada tsunami informasi!😕
Rasanya jadi gak sempat menikmati suatu momen tertentu apalagi kalau di tangan kita ada gadget, bawaan gatel mau foto-foto, cek media sosial or just scrolling around untuk mengisi waktu (?) Hidup di era digital sekarang tuh jadi mudah banget terdistraksi.😖

Hmm, sebenarnya mindfulness itu apa sih?
Mindfulness is the practice of being aware of your body, mind, and feelings in the present moment, thought to create a feeling of calm (dictionary.cambridge.org)
Jadi arti mindfulness secara singkat adalah hadir utuh atau dalam konteks Islam disebut khusyuk.

Nah, akhir-akhir ini aku merasa kesulitan untuk khusyuk saat shalat. Astaghfirullah...😞
Suka tiba-tiba muncul kelebatan pikiran macem-macem, ingat ini itulah. Argh!
***
Alhamdulillah, hari Rabu, 28 November 2018 yang lalu Allah mengingatkanku untuk menjaga khusyuk dalam shalat lewat kajian Ust. Adi Hidayat di masjid KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) - Serang.

Malamnya setelah mengikuti kajian, tiba-tiba aku ingat bukuku yang berjudul "Pahami Ibadahmu" karya Dr. Amr Muhammad Khalid
Eh, iseng random baca beberapa halaman, terus (gak sengaja) kebuka halaman 75 yang berjudul "Rahasia Khusyuk". Masya Allah...

Ternyata jawabannya deket, ada di buku yang belum selesai kubaca...
Alhamdulillah, Allah Maha Baik, cara-Nya menunjukkan jawaban masih dengan cara yang lembut, belum dengan cara yang “keras".

Tahu cerita ini gak:
Ada seorang pekerja bangunan yang diingatkan oleh temannya yang berada di 3 lantai di atasnya. Karena kalau teriak gak mungkin kedengeran, maka dilemparkanlah batu kerikil ke bawah. Eh, belum ngeh dia, maka temannya berinisiatif melemparkan batu ukuran sedang. Duh! Masih belum ngeh juga ternyata, dilemparlah batu yang gede.
Itu analogi saat Allah mengingatkan kita kan... Bisa dimulai dari cara yang paling ringan sampai cara yang bikin kita shock berat. 
Sesungguhnya itu semua untuk mengingatkan kita kembali pada-Nya.
***
Oke, lanjut ke topik tentang mindfulness/khusyuk.

Saat kajian, ust. Adi membahas tentang akhlakul karimah di dalam shalat.
Kata Ust. Adi:
“Bawalah akhlakmu dalam shalat.”
Ketika shalat, fokus kita hanya pada Allah SWT.
Ketika takbiratul ihram, tangan diangkat ke atas dan arah belakang maknanya adalah membuang hal-hal lain termasuk kedudukan dan harta benda. 
Saat shalat status kita berubah menjadi hamba Allah.

[Refleksi]
Saat mengatakan Allahu Akbar udah bener belum pikiran kita fokus pada Allah? 
Atau malah memikirkan hal-hal lain, mengkhawatirkan barang bawaan aman gak dan status media sosial?
Analoginya seperti kalau kita menghadap ke orang yang lebih berkuasa pada kita, kita bicara padanya tapi tidak menatapnya, kalau kita mengajukan proposal padanya, dikabulkan nggak? Pasti nggak kan. 
Apalagi kalau kita gitu pada Allah.😟
Astaghfirullah... 

Sesungguhnya Allah akan mengabulkan apapun yang kita minta dalam shalat kita, kalau kita fokus, kalau kita khusyuk!
Pertanyaan selanjutnya adalah di antara sekian banyak doa tersebut yang mana sudah Allah kabulkan? #jleb
Pelajaran yang dapat kita ambil yaitu sholatlah dengan khusyuk, perbaiki kualitas sholat kita.
***
Nah, selanjutnya aku ingin berbagi inti pembahasan khusyuk berdasarkan buku Dr. Amr Muhammad Khalid. 

Khusyuk merupakan kunci utama agar shalat menjadi penyejuk hidup kita.
Itulah pandangan dan perasaan seorang muslim terhadap shalat.
Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah kesejukan sudah meliputi hati ketika shalat?

"Belum... Aku masih merasa sulit, sukar, dan berat ketika shalat."
Itu alasan yang dapat diterima, karena Allah telah berfirman,
"Ia (shalat) sangat berat, kecuali bagi mereka yang khusyuk."
QS Al-Baqarah: 45

Sejali lagi kata kuncinya adalah KHUSYUK.

Yuk, kita sama-sama mengingat kembali mengenai alasan kita diciptakan.
Untuk apa ya?
Ingat firman Allah,
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
QS Al-Dzariyat: 56

Jadi, kita bukan diciptakan hanya untuk sekedar makan, minum, sekolah, kerja, menikah, dan meninggal. 
Tetapi untuk menyembah dan mengenal Allah.
Dunia menjadi tidak bernilai tanpa tujuan ini.
Sudahkah kamu mengenal Rabb-mu?

Kita memang membutuhkan dunia, namun begitu, kita tidak boleh mencintai dunia.

Nasihat dari Hatim al-Hasam mengenai shalat, tentang "Hati yang Takut". 
Ia berkata ".... Kubayangkan ia sebagai shalat terakhirku. Setelah itu, aku berdiri di antara perasaan harap dan cemas. ...."
***

Trilogi Ibn Qayyim

1. Obatilah Hati Kita
Kata Ibn Qayyim,
"Dalam hati ada koyak yang hanya bisa dirajut dengan mendatangi Allah. Di dalamnya ada nestapa yang hanya bisa dihilangkan dengan senang berkhalwat bersama-Nya. Di dalamnya ada duka yang hanya bisa dilenyapkan oleh rasa bahagia mengenal-Nya dan jujur dalam berinteraksi dengan-Nya. Di dalamnya ada kerisauan yang hanya bisa ditenangkan dengan berkumpul bersama-Nya dan lari menuju-Nya. Di dalamnya ada api-kesedihan yang hanya bisa dipadamkan dengan rida kepada perintah, larangan, dan ketetapan-Nya serta dengan senantiasa bersabar dalam hal itu hingga menjumpai-Nya."

Bisakah kita rasakan makna kata-kata itu?
Ternyata berbagai penyakit yang singgah ke hati kita, obatnya hanya satu, yaitu mengenal Allah.

2. Penuhi Hati Kita dengan Cahaya
Bagaimana caranya agar hati kita bercahaya, jiwa kita bahagia, dan dada kita terasa lapang?
Ada sebuah persembahan dari Ibn Qayyim,
"Jika manusia merasa cukup dengan dunia maka merasa cukuplah engkau dengan Allah. Jika manusia bergembira dengan dunia, bergembiralah engkau dengan Allah. Jika manusia senang dengan kekasihnya, senanglah engkau dengan Allah. Jika manusia pergi kepada para penguasa dan pembesar untuk meminta rezeki dan memperlihatkan cintanya pada mereka maka perlihatkan cintamu kepada Allah."
Begitu dahsyat bukan?

3. Jadilah Pecinta Surga

Mungkin kita pernah merasa berusaha untuk khusyuk tapi lagi-lagi gagal, coba lagi, eh beberapa hari kemudian patah lagi pertahanan kita.😢
Hiks, lalu apa yang seharusnya kita lakukan?

Ada konsep yang indah dari sang 'dokter hati', Ibn Qayyim, semoga ini akan menentramkan hati kita ya.
Beliau bertutur,
Cobalah baca kata-kata di atas berulang kali, renungkanlah, selami kedalaman makna ungkapan tersebut, semoga perlahan akan memberikan efek yang baik pada hati kita.

Jadi...
Mungkin kita pernah ingin menangis dalam shalat tapi tidak bisa, ingin khusyuk tetapi tidak berhasil terus. Ingatlah, jangan jenuh dan jangan bosan, apapun yang terjadi, jangan pernah berhenti meminta maaf pada-Nya.
***
Mari kita tingkatkan pemahaman kita, karena pemahaman yang baik akan menghasilkan amal yang baik pula.
Salah satu yang perlu kita pahami adalah Allah tidak memerintahkan kita untuk melaksanakan shalat, melainkan mendirikan shalat.
Beda loh pengertiannya.

Apa perbedaannya?
Dengan hanya mengucapkan bacaan shalat dan gerakan shalat, kita sudah berada dalam kondisi shalat, meskipun engkau lalai dan lupa.
Sementara, mendirikan shalat artinya menyempurnakan dan membaguskannya.
Seperti ucapan "mendirikan rumah", artinya membaguskannya, menyempurnakannya, dan menghiasnya.
Tidak setiap orang shalat mendirikan shalat. Tetapi, setiap orang yang mendirikan shalat berarti telah melaksanakan shalat.

Bagaimana caranya agar khusyuk?

Bagian pertama: trilogi Ibn Qayyim yang di atas tadi.

Intinya adalah tentang mengeluarkan dunia dari hatimu, lalu pindahkan ke tanganmu; kurangi syahwat dan maksiatmu.

Selanjutnya adalah bagian kedua: memahami gerakan-gerakan shalat.

Yuk, kita pahami lagi satu per satu.😊

1. Wudhu
Tujuannya bukan saja membersihkan badan, tapi juga ruh.
Coba resapi hadis berikut:
“Jika seorang hamba berwudhu kemudian berkumur-kumur, keluarlah dosa-dosa dari mulutnya, jika membersihkan hidung, dosa-dosa akan keluar pula dari hidungnya, begitu juga ketika ia membasuh muka, dosa-dosa akan keluar dari mukanya sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia membasuh tangan, dosa-dosanya akan ikut keluar sampai dari bawah kukunya, demikian pula halnya jika ia menyapu kepala, dosa-dosanya akan keluar dari kepala, bahkan dari kedua telinganya. Jika ia membasuh dua kaki, keluarlah pula dosa-dosamua tersebut dari dalamnya, sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan sholatnya menjadi pahala baginya.” (HR. Malik, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim).
Masya Allah, Allah baiiik banget kan.

Kalau kita mempraktikkan mindfulness dalam wudhu, dosa-dosa kita bakal dibersihkan…
Jadi kalau kita berusaha khusyuk saat wudhu, minimal 5x dosa kita di-detox! Iya minimal karena itu jumlah shalat yang wajib. Eh, tapi beda lagi ya kalau buat orang-orang yang bisa menjaga wudhunya.

2. Menutup Aurat
Bukan saja aurat lahiriah, tapi juga aurat dalam diri kita.
Apa artinya?
Mari meminta ampunan Allah. Dosa dan kesalahan kita adalah aurat kita juga.

3. Menghadap Kiblat
Pantaskan wajahmu menuju kilblat, tapi hatimu berpaling darinya?
Ya, bukan hanya tubuhmu dan wajahmu yang menghadap kiblat, tapi hadapkanlah juga hatimu.

4. Niat dan Takbir
Ketahuilah bahwa Allah menjadi saksi atas jujur atau tidaknya hati.
Jangan kau ucapkan "Allah Mahabesar" hanya dengan lisanmu sementara hatimu mengucapkan, "Pertandingan lebih besar, istri lebih besar, film lebih besar, media sosial lebih besar, traveling lebih besar." #jleb😔
Allahlah yang lebih besar dari dunia dan seisinya! 
Karena itu kalimat Allahu Akbar banyak diulang, untuk mengingatkan kita agar melupakan dunia berikut semua isinya.

5. Berdiri di Hadapan Allah
Rasakan kefakiran kita dengan menundukkan kepala dan melihat ke tanah.
Perhatikan adab berdiri di hadapan-Nya, tangan kanan berada di atas tangan kiri.
Kita sedang ditatap oleh Allah, jadi layakkah kita menatap yang lain?😨
Apakah kita sudah mendapat tuhan yang lebih baik dari Allah?

6. Makna Fatihah
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman,
"Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian. 
Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. 

Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. 
Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. 

Allah berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. 
Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. 

Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”  (HR. Muslim no. 395). 

Juga dalam hadits di atas disebut pula bahwa Al Fatihah disebut pula Ummul Qur’an.

Nah apa yang kita dapatkan dari hadis itu?
Cobalah ketika selesai membaca satu ayat, lalu tunggu sejenak, rasakan kehadiran Allah dan bergembiralah karena Dia akan membalas ucapan kita.
Sungguh seharusnya kita bahagia ketika Dia mengatakan "Hamba-Ku.", seandainya bukan karena maksiat-maksiat yang kita lakukan, pasti hati kita sudah sangattt bahagia.
Tutuplah dengan ucapan aamiin yang tenang, sebab malaikat ikut mengaminkan bersamamu.
Nabi saw bersabda, "Siapa yang ucapan aminnya bertepatan dengan ucapan amin para malaikat, Allah akan mengampuni dosanya."

7. Rukuk dan Sujud
Sungguh jangan sampai kita lalai, berusahalah untuk merasa papa dan hina di hadapan Dia yang Mahamulia, Mahatinggi, dan Mahaagung.
Ingat bahwa asalmu dari tanah.
Perbanyak doa, sebab ketika sujud maka engkau sedang berada di saat yang paling dekat dengan Allah.

8. Satu Sujud Saja Tidak Cukup
Ya, satu sujud tidak cukup untuk menegaskan ketundukan.
Sungguh realitas yang menarik bahwa kepapaan terwujud dengan meletakkan wajah kita di tanah.
Bukan sekali, tapi berkali-kali dalam sehari!
Khusyuk baru bisa didapat dengan merasa papa.
Kepapaan adalah pintu menuju pengabdian.
Lehih sering kita merasa papa kepada Allah, maka kita akan lebih dekat kepada-Nya.

9. Tasyahhud dan Berbagai Makna Tersembunyi
Kita akan bertasyahhud sebelum salam.
Apa maknanya?
Kita memberi penghormatan kepada Allah, memberi salam kepada Nabi saw. dan atas para hamba Allah yang saleh.
Setelah itu kita akan mengangkat telunjuk seraya mengucapkan syahadat,
"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi Muhammad hamba dan utusan-Nya."

Syahadat adalah sebuah kesaksian.
Tapi apakah kita melihat Allah langsung?
Belum, itu adalah hadiah terindah untuk kita nanti ketika di surga.
Kini yang kita lakukan adalah merasa sangat yakin tiada Tuhan selain Allah seperti terlihat dengan sangat jelas.
Ya, kita yakin nanti kita bisa melihat Allah langsung di surga.

Lalu, mengapa telunjuk?
Ketahuilah bahwa syahadat terwujud dengan dua hal: tangan dan lisan.
Lisan tadi sudah.
Lalu sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa jari yang paling sering memegang pena adalah telunjuk. 
Maka, seolah-olah kita ingin menulis dengan tangan bahwa kita bersaksi tiada Tuhan selain Allah.

Setelah itu ingatlah Nabimu dan keluarganya. 
Bershalawatlah kepadanya dan ingat kita bernisbah kepada Nabi Ibrahim a.s. 
Kita tidak bernisbah kepada peradaban Barat, kita bernisbah kepada Islam.

Lalu berikan salam ke Malaikat samping kanan dan kirimu. Kepada yang kanan, kita berjanji untuk mengirim berbagai kebaikan; kepada yang kiri, kita berjanji untuk tidak mengirimkan keburukan.
Setelah itu, minta ampunlah kepada Allah atas kekurangan dalam shalatmu.

🌸Semoga kita menjadi orang-orang yang mendirikan shalat dengan khusyuk. 
🌸Semoga kita menjadi orang-orang yang thuma'ninah dalam setiap sujud dan rukuk.
🌸Semoga Allah menghadirkan ketenangan selalu di dalam hati kita.


Aamiin Yaa Mujiib
Wallahu a'lam bishawab

Tags: Catatan Kajian Islam

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Memberikan semangat untuk mencapai kenikmatan surga dgn sholat terbaik

    BalasHapus

Langsung ke konten utama