Berjodoh dengan FLP - Apa sih FLP itu? Hmm, sebenarnya aku tahu FLP sudah sejak zaman SMP, saat membaca buku-bukunya Bunda Asma Nadia dan Bunda Helvy Tiana Rosa di perpustakaan sekolah. Di sela-sela membaca cerita di buku-buku tersebut, aku suka penasaran membaca bagian profil penulis di bagian belakang buku, daaan di sanalah tertera FLP (Forum Lingkar Pena) beserta penjelasan singkatnya. Sebuah komunitas menulis yang memiliki tag line: dakwah dengan pena, Masya Allah…. Tapiii, saat itu aku belum kepikiran/tergerak hatinya untuk mengetahui lebih jauh tentang FLP atau bergabung ke dalamnya.

Bahkan saat kuliah, aku mendapatkan informasi bahwa FLP Bandung suka ngumpul di selasar masjid kampus, sebenarnya kalau saat itu sudah ada niat dan mau mah tinggal ngesot kali ya saking deketnya, hehe.

Yaaah, tapi semuanya memang ada waktunya kan, gak bisa dipaksa-paksa, harus dari hati kalau mau melakukan sesuatu termasuk bergabung dalam suatu komunitas. Hmm, iya dulu mungkin menulis bagiku belum menjadi sebuah prioritas, tapi sekarang kebiasaan menulis tuh rasanya sudah seperti kebutuhan. Kalau gak menulis sehari rasanya ada yang kurang, lagi happy ya menulis, lagi terharu harus menulis, lagi bete ya menulis juga, lagi kesel juga teteup menulis. Apapun emosi yang dirasakan, bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. *writing is like therapy for me*

Akhirnya, Alhamdulillah tahun kemarin berjodoh dengan FLP, ternyata aku bergabungnya bukan saat di Bandung, tapi beberapa saat setelah kepindahanku ke Serang.

Baca juga: Cerita tentang Perkenalan dengan FLP di Kelas Menulis II FLP Banten  


Kenapa kusebut berjodoh dengan FLP?

Inilah alasannya:

1. Waktu yang tepat. Pertemuan pertamaku dengan FLP adalah saat Kelas Menulis II FLP Banten. Kelas ini dimulai dari pertengahan Agustus 2018, pas banget saat itu aku lagi free karena lagi nyari kerjaan baru, anggaplah lagi career break (gak mau ah dibilang pengangguran😝). Jadi, selain melamar berbagai lowongan pekerjaan, aku juga ikut beberapa kelas sesuai dengan minat dan kebutuhanku. Nah, kelas menulis ini spesial! Karena selain belajar secara online, juga ada kelas offline, Alhamdulillah. Bahkan setelah kelas menulis ini selesai, pas banget aku sudah mulai pekerjaan baru di Tangerang, Alhamdulillah. Tapi, tenang saja, Serang-Tangerang deket kok, jadi kalau ada kumpul angkatan, insya Allah bisa datang.

2. Tempat yang dekat. Kelas Menulis II FLP Banten ini diadakannya di Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, yang lokasinya (cukup) dekat dengan rumahku. Hanya 3,2 km, 10-15 menit naik ojol, hehe. Alhamdulillah, dikasih kemudahan lagi sama Allah dalam hal jarak.

3. Teman-teman yang mudah akrab. Meskipun dari berbagai latar belakang yang berbeda, ada yang kuliah, kerja di ranah publik, kerja di ranah domestik, Alhamdulillah suasana kelas yang awalnya terasa canggung tapi lama-kelamaan bisa akrab juga.

4. Narasumber yang keren. Bisa dibilang kalau secara teori, materi-materi yang diberikan (sebagian besar) sudah pada tahu atau pernah belajar dulu saat di sekolah. Tapiii kalau disampaikan dengan orang yang berbeda (dan keren) dan dengan cara yang berbeda pula (terutama melalui cerita pengalaman, jadi teori-teorinya terasa lebih nyata!), nyesss dapet semangat baru dan inspirasi buat terus menulis!

5. Panitia yang terbaik! Terbaik sabarnya, ini terbukti dari kita para peserta yang suka telat *duh malu* dengan alasan (mungkin) karena itu hari minggu jadi hawanya mager atau maunya leyeh-leyeh istirahat di rumah #ups, tapi salut dengan para panitia yang tetap menyambut kami dengan senyum dan sajian ilmu menulis yang sedap. Terbaik persiapannya, ini terbukti dari tersedianya tempat belajar yang nyaman, materi yang padat bergizi di semua pertemuan, juga ada cemilan saat belajar #ups.

Selain itu, bagiku ada 3 hal yang berkesan di Kelas Menulis FLP ini:

1. Belajarnya sudah up-to-date menggunakan teknologi: Google Classroom.

2. Ada inaugurasi, haha. Penting gitu? Penting atuh. Prosesi pengukuhan itu membuat kita merasa diakui. Setiap manusia butuh pengakuan kan yaaa, one of human needs = existency. Right? Bahkan acara inaugurasinya spesial menurutku, baca selengkapnya di Cerita tentang Inaugurasi Kelas Menulis II FLP Banten - Angkatan Andalusia.

3. Ada tugas rutin, loh loh? Kok ini jadi hal yang berkesan juga? Yaaa mungkin kita harus menyamakan persepsi bahwa tugas itu dibuat bukan untuk menyusahkan tapi untuk mengasah kemampuan seseorang, untuk mengeluarkan the best potential from us! Setuju? Ini tugas-tugasnya:
✎puisi *sudah lamaaa banget nih aku gak nulis fiksi begini, tugas paling berat menurutku, hehe*,
✎cerpen *dulu sih aku suka baca cerpen, tapi sekarang sudah jarang, apalagi menulisnya*,
✎opini *mau gak mau jadi peka sama isu ter-update yang sedang hangat dibahas di daerah tempat kutinggal*,
✎resensi *nah, kalau jenis ini aku termasuk sering menulisnya, apalagi yang diresensi adalah genre film kesukaan!*.
Jadiii, kalau dikasih tugas dengan tujuan agar semakin konsisten menulis dan mengasah kemampuan menulis berbagai genre, berarti itu semua untuk hal-hal kebaikan kan yaa?

Nah, gimana gak merasa berjodoh dengan FLP dan makin cinta kalau diri ini jadi ter-upgrade kemampuan menulisnya karena ikut FLP❤❤❤.

Maka menulislah dan berbahagialah!

P.S.:
Buat kalian yang penasaran cerita selama belajar di FLP, bisa mampir ke catatanku selama mengikuti Kelas Menulis II FLP Banten:
Catatan Kalis Pertemuan ke-2. Cerpen = Fakta + Imajinasi 
Catatan Kalis Pertemuan ke-4. Mengapa harus PUEBI dan KBBI? 
Catatan Kalis Pertemuan ke-5. Pentingkah Membuat Outline Novel?
Catatan Kalis Pertemuan ke-6. Serunya Membuat Esai!

*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian Milad FLP 22 tahun*

Tangerang, 25 Maret 2019

Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama