Catatan Belajar bersama Bubu - Pembelajaran Bermakna
Kelas Belajar #Mutbunders
Jum’at, 2 Maret 2018
Dua minggu yang lalu, aku mulai membaca buku yang sudah
ditunggu-tunggu: Mendengar Nyanyian
Sunyi. Sebuah buku tentang penjelajahan ke dalam ruang pikir introver,
ditulis oleh seorang introver untuk para introver yang seringkali kesulitan
menemukan kata-kata untuk mendefinisikan dirinya (juga bisa dibaca oleh para
ekstrover yang ingin memahami introver).
Di salah satu halaman buku, dituliskan bahwa orang-orang
introver itu bukannya tidak suka berbicara (setuju banget), hanya saja kami
tidak suka pembicaraan yang basa-basi. Kami lebih suka pembicaraan berbobot
(yang sesuai minat), tema ‘berat’ yang seringkali dihindari oleh kebanyakan
orang tapi bagi kami itu menarik untuk didiskusikan. Salah satu kutipan yang
aku suka dalam buku ini adalah, "Ada
yang berbicara untuk membuat orang terkesima, aku berbicara untuk menyentuh
hati manusia." Ya! Kami berbicara untuk menemukan dan berbagi makna.
Nah yang mau aku underline,
bold, dan caps lock adalah kata MAKNA.
Betapa bagi seorang introver kata MAKNA sangat penting,
biasanya setelah mengalami suatu peristiwa (entah itu peristiwa sederhana atau
peristiwa besar, entah itu peristiwa dengan orang-orang terdekat atau
orang-orang yang baru saja dikenal, entah itu peristiwa yang berlangsung dalam
jangka waktu yang lama atau hanya sepersekian detik) maka hal menarik
selanjutnya untuk dilakukan adalah kontemplasi. Berusaha menemukan hikmah di
balik peristiwa itu. Ada perasaan khas
yang muncul setelah memahamkan diri tentang makna dari apa yang telah dialami.
Tanggal 1 Maret kemaren dapat info akan diadakan kelas
belajar keesokan harinya, yang berjudul:
Pembelajaran
Bermakna.
Allah Maha Baik yaa,
bisa pas banget gini dengan yang sedang dibaca. Alhamdulillaah…
Berikut catatan belajarnya:
Sebelum mulai belajar, kami diajak Bubu pemanasan: bermain making
connection.
Seperti apa
permainannya?
Kami harus berusaha menemukan hubungan di antara kami, hubungan
itu berupa persamaan (yang tidak terlalu spesifik) antara orang yang satu
dengan orang selanjutnya hingga membentuk lingkaran.
Jadi seperti ini: orang pertama maju ke depan lalu bilang
sesuatu tentang dirinya yang kira-kira orang lain juga ada yang seperti itu,
contoh: “Saya adalah anak pertama.”, orang lain yang merasa juga anak pertama
langsung berdiri di sebelahnya (hanya 1 orang yang boleh maju, jadi
cepet-cepetan gitu). Selanjutnya orang tersebut juga bilang sesuatu tentang
dirinya yang kira-kira orang lain juga ada yang seperti itu, misalnya: “Saya suka
hujan/baca buku/durian.”, dan selanjutnya hingga orang terakhir harus menemukan
persamaan dengan orang pertama sehingga kami membentuk lingkaran.
Makna dari permainan
ini adalah sebelum mulai belajar bersama, kami berusaha memastikan telah terhubung satu sama lain, sama-sama
siap untuk menerima materi dari Bubu.
Dan aku jadi kepikiran ternyata di antara begitu banyak
perbedaan di antara kita, insya Allah
pasti ada persamaan yang dapat menghubungkan kita, mempersatukan kita, dan
mendamaikan kita. Tinggal kitanya aja yang mau ga menyikapi perbedaan itu
dengan ilmu dan hati yang lapang…
🌲🌲🌲Agenda belajar hari
ini adalah:
- Berbagi pengalaman
- Definisi pembelajaran bermakna
- Syarat pembelajaran bermakna
- Strategi pembelajaran bermakna
- Workshop
- Refleksi
“Apakah ada yang
pernah mengalami pembelajaran bermakna?”
Maksudnya, di sini kita sebagai pembelajar yang merasakan
seperti apa pembelajaran bermakna itu…
“Apakah ada yang
merasa pernah melakukan pembelajaran bermakna?”
Maksudnya, di sini kita sebagai pengajar yang mengaplikasikan
pembelajaran bermakna saat mengajar…
*Pertanyaannya emang
tampak sederhana, tapi yang aku lihat semua wajah teman-teman langsung tampak
berpikir serius mengingat-ingat, membuka memori di kepala masing-masing…
Selanjutnya kami diminta menuliskan jawaban dari salah satu
pertanyaan tersebut, dengan dijelaskan dalam bentuk:
- Pelajaran tentang apa?
- Bagaimana kondisinya?
- Apa yang Anda lakukan?
Menarik… Beberapa kata yang eye-catching bagiku adalah tentang meminta maaf, sedekah, dan
jual-beli.
Yang kudapat dari sekilas membaca tulisan teman-teman adalah
maksud dari pembelajaran bermakna yaitu dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari,
melibatkan emosi, dan ada kisah yang bisa dikorelasikan.
🌱Definisi Pembelajaran
Bermakna
Selanjutnya kami diminta untuk mendefinisikan pembelajaran
bermakna.
Kelompok kami memberikan definisi:
“Proses belajar yang berdasarkan pengalaman pribadi/orang lain, yang dapat menstimulasi otak seseorang sehingga menimbulkan kesan di dalam hatinya, serta memberikan efek jangka panjang dapat mengubah pola pikir >> sikap >> kebiasaan >> karakter.”
Kata kunci lain yang kami dapatkan dari kelompok lain
adalah: menjadi lebih baik, pembelajar dan pengajar, pengamatan, sepanjang
hayat, serta kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan para ahli, definisi pembelajaran bermakna
adalah:
John Dewey:
“It is that
reconstruction or reorganization of experience which adds to the meaning of
experience, and which increase ability to direct the course of subsequent
experience.”
(Democracy and
Education, 1916, p. 76)
Meaningful learning
is a process in which the learner reorganizes his understandings and lays
foundations for deeper understandings.
Or…
Meaningful learning
is a process in which the learner lends new meaning to his mental contents –
concepts, ideas, insight, attitudes, positions – that were learnt in the past,
and opens paths for learning of more complex contents in the future.
Or…
Meaningful learning
is a mental activity that happens in the present and reconstruct the learning
that happened in the past and will happen in the future.
David Ausubel
Jadi intinya,
pembelajaran bermakna:
- Bukan hanya tentang masa kini, tapi juga masa lalu dan masa depan.
- Membangun fondasi untuk pengalaman selanjutnya.
- Tidak hanya aktivitas fisik, tapi juga aktivitas mental.
Ada sebuah anggapan bahwa memorizing itu tidak penting, tapi yang penting adalah konsep.
Tapi sesungguhnya memorizing
itu dibutuhkan untuk pemahaman lebih dalam, misalnya dalam matematika dan sholat
(tahap yang dilakukan mula-mula pasti menghapal gerakan dan do’a-do’a, setelah
itu perlahan-lahan mulai memahami makna gerakan dan do’a-do’a tersebut… Jangan
sampai hanya sekedar gerakan fisik, yang hati kita tidak ikut beribadah)
Intinya memorizing
itu diperlukan tapi tidak dapat berdiri sendiri, harus diiringi dengan tahap
pemaknaan dan konsep.
🌱Syarat Pembelajaran
Bermakna
[Brainstorming] Berdasarkan
6 kelompok, syarat pembelajaran bermakna:
- Materi (pengalaman masa lalu/kasus masa kini/informasi dari luar)
- Subjek dan objek (pengajar dan pembelajar)
- Goals/tujuan
- Media pembelajaran
- Strategi
- Sumber
- Kepekaan/rasa
- Pemusatan perhatian
- Menemukan masalah (ada reka ulang)
“Jadi saat kita mengajar, kita benar-benar hadir utuh, jiwa dan raga kita bersama anak-anak.”
Saat mendengar kata-kata tersebut, jadi teringat buku ini
(yang masih di rak want to read):
Secara teori, condition in meaningful learning:
- Involvement >> intrinsic motivation
- Understanding >> enduring understanding
- External condition >> teachers’ role
Ternyata waktunya tidak cukup untuk membahas semua agenda
yang direncanakan, strategi pembelajaran bermakna dan workshop tidak sempat dibahas dan dipraktikan.
Di sesi terakhir ini, kami diminta menuliskan pengalaman
belajar hari ini dan harapan melalui pertanyaan:
What have you learned about it?
>> Modal awal pembelajaran bermakna adalah pengalaman
di kehidupan sehari-hari dan kepekaan kita pada kejadian di sekitar, itu
menjadi alat untuk memunculkan rasa ingin tahu dan ketertarikan untuk memahami
sesuatu lebih dalam.
>> Karena pembelajaran bermakna ini bertujuan untuk
memberi kesan di dalam hati anak, maka kita sebagai pengajar harus mengajar
dengan hati pula. Seperti pepatah Arab: “Sesuatu yang berasal dari hati akan
sampai ke hati pula.”
Was it meet your expectation?
>> Yes, Alhamdulillaah…
Terima kasiiih, Bubu🌻
Jazakillah
khairan katsiran…
Semoga nanti ada sesi lanjutannya😊
Referensi:
0 Komentar