Lebih Dekat dengan Rasulullah - Memaknai Kisah di Balik Peristiwa Isra’ Mi’raj
Ust. Felix Siauw
Masjid Asy Syifa Wal Hidayah
Selasa, 13 Maret 2018

Alhamdulillaah…
Salah satu nikmat yang harus kita syukuri adalah nikmat keimanan.
Mengapa?
Karena itulah yang membedakan kita dengan mayit.
Bedanya lagi adalah mayit tak berdosa, kita?😭

Malaikat belum akan membukakan pintu surga sebelum diketuk oleh Rasulullah.
Rasulullah sengaja menunggu umatnya… Rasulullah belum mau masuk duluan…
Semoga kita akan masuk surga bersama Rasulullah, bisa bersama-sama melihat wajah Allah…😍

Hadits dicabutnya ilmu dari ulama.
Ilmu tidak sekali waktu dicabut, tapi dengan wafatnya para ulama.
Maka jika itu terjadi, merajalelalah kebodohan dimana-mana, pemimpin jahil diangkat, fatwa-fatwa sesat dikeluarkan.😭😭😭
Ulama wafat >> ilmu tercabut.
Sesungguhnya ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membuat kita takut pada Allah SWT. Ulama berbanding lurus dengan ilmu.


1. Kesalahan pendidikan di negeri ini: ilmu adalah segala-galanya.
Dalam Islam, bukan transfer of knowledge, tapi transfer of character.
Kalo transfer of knowledge, non-muslim dan google juga bisa.

Transfer of character >> melalui al-Qur’an, kisah Islami, dan para ulama.

Kisah Majelis Imam Ahmad
Majelisnya selalu ramai, hingga puluhan ribu!
Tapi ternyata yang membawa catatan mungkin hanya sekitar 100-200 orang.
Lalu apa yang dilakukan oleh sisanya? Mereka ingin melihat karakter Imam Ahmad.
Bagaimana Imam Ahmad berbicara dan bersikap ketika di dalam majelis.

Kisah Pendidikan Muhammad Al-Fatih
Umur 8 tahun ia sudah menghapal al-Qur’an.
Ia bercerita bahwa karena pukulan dari gurunyalah (Syeikh Ahmad bin Ismail Al Qurani) dia bisa menaklukkan Konstantinopel, pukulan itu merupakan titik balik dari si anak bandel menjadi murid yang patuh dan taat pada guru.
Sultan Murad II (ayah Muhammad Al-Fatih) ketika bertemu dengan Syeikh Ahmad bin Ismail Al Qurani menitip pesan agar mendidik anaknya dengan baik dan sekaligus memberikan kewenangan penuh untuk memukulnya jika si anak tak patuh. Hal tersebut disampaikan di depan si anak sambil Sang Khalifah menyerahkan sebuah cemeti kepada sang guru. Tentu saja, amanah orangtua yang sepenuh hati, tak tanggung-tanggung kepada sang guru merupakan modal penting bagi guru manapun untuk mendidik muridnya. Apalagi sang guru tahu dan mengerti cara mendidik yang baik, menegur hingga memukul murid yang bersalah dengan pukulan yang sesuai aturan dan terukur.

2. Kesalahan pendidikan di negeri ini: adab tidak didahulukan daripada ilmu.
Jadi apabila kita amati, pendidikan zaman now lebih mementingkan pengembangan kurikulum, program sekolah, fasilitas, dan bangunan dibandingkan pengembangan gurunya.
Sesungguhnya yang mengajarkan adab siapa? Guru! Transfer of character!

3. Kesalahan pendidikan di negeri ini: ditanamkan kisah-kisah yang salah.
Jadi jangan kaget kalo anak-anak lebih mengidolakan tokoh-tokoh fiksi di buku cerita yang mereka baca/film yang mereka tonton daripada mengidolakan manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Maka tanamkanlah kisah-kisah Rasulullah dan para sahabatnya. Berikanlah waktumu untuk mendampingi anak dengan kisah yang sesungguhnya.

Contoh kisah yang populer di negeri ini: kancil mencuri mentimun disebut cerdik, seorang pemuda mencuri selendang bidadari lalu menikahi bidadari. Apa efeknya? Secara tidak langsung memberikan penanaman nilai pada anak yang membaca cerita bahwa mencuri itu ‘keren’.

Contoh kisah yang sebaiknya diceritakan pada anak sejak kecil yaitu kisah Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel.

Jika seorang anak terbiasa menerima kisah yang benar dan nyata >> akan tertanam di kepalanya menjadi sebuah referensi >> jadi sumber gerakan dan ucapan (akan keluar di saat terdesak). Sesuatu yang berulang didengar dan dilihat ketika berada dalam keadaan terdesak >> akan keluar cerminan dari kisah tersebut.

Penelitian yang dilakukan di Inggris:
Ada dua kelompok anak TK yang diberikan kisah yang berbeda. Dua kelompok tersebut diceritakan kisah tentang seorang prajurit yang ingin menyelamatkan putri di menara namun dihadang oleh naga. Bedanya adalah di kisah untuk kelompok pertama, ketika sang prajurit melawan naga, hingga pedangnya patah, terjatuh berkali-kali, terkena api naga, tapi prajurit tersebut terus berusaha, pantang menyerah hingga akhirnya berhasil menyelamatkan sang putri. Sedangkan kisah untuk kelompok yang kedua, ketika sang prajurit melawan naga, hingga pedangnya patah, terjatuh berkali-kali, terkena api naga, akhirnya sang prajurit memutuskan untuk mundur karena misi ini terlalu sulit dan tidak mungkin diselesaikan. Lalu 20 tahun kemudian dilakukan survey lagi pada 2 kelompok tersebut, hasilnya adalah kelompok yang pertama merupakan anak-anak yang yakin dan tough!

Alasan lainnya kenapa kita harus menceritakan kisah kepada anak-anak kita?
Karena 1/3 al-Qur’an adalah kisah yang berfungsi untuk menguatkan hati Rasulullah SAW dan umatnya. Maka bacalah Sirah Nabawiyah. Buku Sirah Nabawiyah yang bisa digunakan sebagai referensi adalah Ibnu Hisyam (2 jilid) dan Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury (lebih ringkas, hanya 1 jilid)
Dari kisah-kisah tersebut insya Allah anak-anak dan kita sendiri juga akan ikut belajar, mungkin meskipun pernah dibaca sebelumnya tapi Alhamdulillaah biasanya ada pemahaman baru lagi. 
Semoga dengan membacakan Sirah Nabawiyah, maka Rasulullah dan para sabahat menjadi idola anak-anak kita, role model/panutan/teladan.

Baca Lalu Ceritakan Kisah-kisah Islami
Ingat kisah itu bukan hanya tersimpan rapi, tapi juga untuk diceritakan >> menjadi teladan.

“Apa yang masuk ke dalam diri, itulah yang akan kita keluarkan dari diri kita.”

Seperti kisah tentang Al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib, cucu Rasulullah saw, yang sedang berjalan bersama anaknya, Muhammad, menuju pasar. Maka datanglah seseorang yang tak dikenal oleh beliau, lalu mencaci maki beliau, panjang serta banyak caciannya, lagi menyakitkan bagi yang mendengarnya.
Al-Hasan bin Ali hanya diam saja, sementara Muhammad hanya mendengar tanpa komentar. Hingga selesailah semua cacian itu setelah lamanya. Bertanya sang anak pada ayahnya, "Duhai ayahku, mengapa engkau tak membalas atau membela diri?", tanyanya dengan penuh kebingungan, mencari penjelasan.
Jawaban Al-Hasan sangatlah indah, "Sebab aku tak tahu bagaimana cara membalasnya". MasyaAllah, keindahan akhlak cucu Nabi. Sebab ia tak temukan kosakata kotor di dalam dirinya yang bisa digunakannya untuk membalas.
Begitulah keagungan akhlak yang dibentuk Islam, bila yang memenuhi hati adalah ayat Allah dan hadits Rasul-Nya, lalu mana lagi tempat untuk kata-kata kotor?

Apa perbedaan ketampanan Nabi Yusuf dengan Rasulullah?
Ketampanan Nabi Yusuf membuat orang-orang di sekitar beliau tidak lagi terlihat dan merasa tampan. Sedangkan ketampanan Rasulullah membuat orang-orang di sekitar beliau terangkat derajatnya, merasa tampan juga, merasa sangat nyaman, merasa dihargai, dan merasa dirinya penting bagi Rasulullah… Masya Allah… Betapa Allah jaga fisik dan akhlak Rasulullah SAW.


Kemuliaan Makna Nama dan Nasab Rasulullah
Nama Muhammad/Ahmad memiliki makna: pujian yang tiada henti, puji-pujian yang paling tinggi, puji-pujian yang paling banyak sampai akhir zaman. Nama ini adalah pemberian dari kakeknya.

Nasabnya adalah yang terbaik dari yang terbaik.
Beliau bersabda: “Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun dimana aku dilahirkan” (HR. Bukhari 3557)
Allah memilih Bani Ismail >> Allah memilih Bani Kinanah >> Allah memilih Bani Quraisy >> Allah memilih Bani Hasyim >> Allah memilih Rasulullah, Allah memuliakan Rasulullah dari jalur nasab.
Kakek Rasulullah (Abdul Muthalib) adalah seorang penjaga Ka’bah. Abdul Muthalib sangat sayang dan perhatian pada Rasulullah. Disebutkan bahwa Abdul Muthalib memiliki tempat duduk khusus yang tidak pernah diduduki oleh orang selain dirinya. Tapi ketika Rasulullah kecil duduk di sana, Abdul Muthalib membiarkannya seraya berkata pada anak-anaknya:  
"Biarkan anakku (Muhammad) berada di tempat dudukku. Sungguh dia tahu tempat yang pantas untuknya. Demi Allah, dia memiliki sesuatu yang luar biasa!"
Sungguh Rasulullah tumbuh dengan kemuliaan yang luar biasa, disenangi banyak orang dan menjadi pemberi solusi berbagai macam masalah, seperti kisah sengketa pemasangan Hajar Aswad setelah Ka’bah direnovasi akibat banjir, hampir saja terjadi perang apabila tidak ada saran dari Rasulullah.


Tapi mengapa dengan segala kebaikan pada diri Rasulullah, kemuliaan nasab beliau, pesona parasnya, keindahan akhlaknya, lalu mendadak dibenci ketika ia membawa Islam?
Karena kalimat “La Ilaha Illallah.”.

Apa makna dari “La Ilaha Illallah”?
Biasanya arti yang sering kita dengar atau baca adalah “Tidak ada Tuhan selain Allah”
Itu tidak tepat. Karena kalo ini artinya maka bagi kaum kafir Quraisy itu tidak menjadi masalah, mereka setuju dengan itu, mereka sudah mengakui ada Allah.

Lalu apa masalahnya?
Arti yang tepat adalah tidak ada sesembahan yang benar dan berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja.
Karena kata-kata “tidak ada sesembahan” inilah menjadi masalah bagi kaum kafir Quraisy untuk membenci Rasulullah. Mereka sudah mengakui ada Allah, tapi mereka juga memiliki sesembahan lainnya (berhala-berhala yang jumlahnya sangat banyak).

Petinggi Arab takut tidak populer lagi apabila semua orang hanya menyembah Allah saja.
Mereka takut akan terjadi perubahan besar dalam kehidupan bangsa Arab, seperti: wanita diangkat derajatnya, budak juga diangkat derajatnya. Orang-orang kafir Quraisy sangat marah karena budak-budak mereka menjadi berani pada mereka. Intinya ajaran yang dibawa Rasulullah akan mengubah struktur masyarakat Arab, tidak ada kasta-kasta lagi, semua sama dihadapan Allah, yang membedakan adalah ketakwaan. Kaum kafir Quraisy merasa terancam kedudukannya.


Maka apa yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy?
Para petinggi rapat lalu memutuskan berbagai cara untuk mencegah ajaran Rasulullah.


Cara-cara orang kafir Quraisy untuk memadamkan cahaya Islam yang dibawa Rasulullah:

Tahap 1. Memberi sebutan yang buruk
Mereka menyebut Rasulullah: dukun, tukang sihir, penyair, dan akhirnya orang gila.
Tapi sesungguhnya mereka sendiri tidak mampu menutupi diri dari kemuliaan Rasulullah, dari kata-kata salah satu petinggi:

Demi Allah, dia bukanlah seorang dukun. Kita tahu apa yang dibaca dan bagaimana kondisi seorang dukun. Namun apa yang dikatakan Muhammad tidak sama seperti komat-kamit ataupun mantra para dukun.”
Tidak! Demi Allah! Dia bukan orang gila. Kita mengetahui apa itu gila dan telah mengenal ciri-cirinya, sedangkan apa yang dikatakan oleh Muhammad tidak termasuk tanda-tanda gila.”
Dia bukan seorang penyair. Kita telah mengenal semua bentuk syair: rajaz, hajaz, qaridh, maqbudh, dan mabsuth, sedangkan yang dikatakannya bukanlah syair.”
Dia bukan tukang sihir. Kita telah melihat para tukang sihir dan jenis-jenis sihir mereka, sedangkan yang Muhammad katakan bukan jenis nafts (embusan) pada ‘uqad (buhul-buhul) tukang sihir.”
Demi Allah! Ucapan yang Muhammad katakan itu sangat manis, dan punya daya magis karena indahnya. Akarnya ibarat tandan anggur dan cabangnya ibarat pohon rindang. Kalian tidak akan merangkai sesuatu pun yang mirip dengannya melainkan diketahui celanya. Sesungguhnya, pendapat yang lebih cocok mengenai Muhammad adalah dengan mengatakan bahwa dia adalah tukang sihir yang mengatakan mantra yang dapat memisahkan seseorang dari bapaknya, saudaranya, dan pasangannya,” jawab Walid bin Mughirah (Ibnu Hisyam).
Sumber: The Great Story of Muhammad SAW oleh Ahmad Hatta, dkk

Tahap 2. Melakukan fitnah dan cercaan
Rasulullah pernah diuji dengan fitnah perselingkuhan istri beliau, Aisyah RA yang terkenal dengan kisah Haditsul Ifki.
Di satu sisi Nabi Muhammad SAW sangat sayang pada Aisyah dan berpikir bahwa tak mungkin Aisyah melakukan tindakan hina tersebut. Di sisi lain, Nabi sungguh tak berdaya menghadapi fitnah yang sudah menyebar luas. Begitu pula Aisyah; ia sangat terpukul karena fitnah tersebut, apalagi kemudian sikap Nabi kepadanya menjadi berubah: tak seperti biasanya. Hanya sabar dan sabar yang bisa dilakukan oleh Aisyah. Setiap malam Aisyah menangis merasakan derita akibat fitnah tersebut.
Sebulan lebih fitnah itu menyebar dan kehidupan rumah tangga Nabi dan Aisyah cukup terganggu. Sampai akhirnya Allah menyelamatkan Aisyah dari fitnah itu dengan menurunkan wahyu: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (QS An-Nur: 11-21)

Tahap 3. Melakukan deraan/siksa fisik
Salah satu yang merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun adalah Bilal.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”

Tahap 4. Mengancam untuk menggoncangkan keluarga
Ketika usaha-usaha sebelumnya tidak memberikan hasil yang berarti, kaum kafir Quraisy mulai menggoncangkan Rasulullah dengan gangguan yang ditujukan pada keluarga beliau. Karena mereka tahu mungkin gangguan pada diri bisa diabaikan tapi kalo gangguan pada keluarga akan sulit untuk diabaikan.

Kaum kafir Quraisy dengan mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.

Kafir Quraisy menawarkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah SWT dalam QS Al-Kafirun [109]: 1-3

Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhenti berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: “Senadainya matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya”.

Para kaum musyrikin pernah berembuk dalam sebuah tempat pertemuan tentang rencana menghabisi nyawa Nabi Muhammad. Mereka mengumumkan hadiah mewah bagi siapapun yang berhasil menggorok leher Nabi. Kelompok ini menjanjikan seratus unta merah berbiji mata hitam (terbaik dan termahal) untuk orang yang sanggup menyerahkan tubuh atau kepala Nabi. Suraqah ibn Malik. Dialah orang pertama kali berdiri dan menyanggupi sayembara jahat tersebut. Namun usahanya selalu gagal, setiap ia sudah dekat dengan Rasulullah setiap itu pula kudanya amblas masuk ke tanah. Kemudia ia bertanya kepada Rasulullah tentang Tuhan dan Islam. Hingga akhirnya ia masuk Islam.

Tahap 5. Melakukan pemboikotan
Ini merupakan goncangan yang sangat dahsyat, yang tidak hanya dialami oleh kaum Muslim tapi juga kaum yang toleransi terhadap ajaran agama Islam.
Apa yang terjadi di kala itu?
Selama 3 tahun susahnya luar biasa, tidak ada makanan (akhirnya mereka hanya bisa makan dedaunan dan kulit binatang), tidak ada pakaian yang layak.
Ini merupakan tahun-tahun kesedihan, disusul oleh meninggalnya Khadijah dan Abu Thalib.


Lalu setelah peristiwa pemboikotan itu, Allah muliakan Rasulullah dengan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Dari peristiwa ini, Rasulullah mendapat perintah untuh shalat 5 waktu.

Coba kita bayangkan di saat terjadi kesusahan yang amat sangat kemudian turunlah perintah shalat.
Seandainya kita berada di posisi itu, apa yang kita rasakan?
Senang kah? Atau malah mengeluh karena lagi susah koq malah disuruh sholat….

Sesungguhnya umat Muslim di kala itu merasa senang luar biasa atas perintah shalat.
Mengapa?
Karena itu seperti by pass, kita bisa minta tolong langsung ke Allah, biasanya kan lewat Rasulullah, nah ini bisa langsung loh! Masya Allah! “Ilmu itu mengubah prilaku.”
Samakah perasaan umat Muslim saat itu dengan perasaan kita sekarang ketika diingatkan untuk shalat?
Padahal sholat itu ibadah yang sangat susah, kecuali bagi yang khusyuk.
Ya Allah… Ya Rahman… Ya Rahim… 
Bantulah kami menata hati kami untuk lebih khusyuk dan merasa bahagia ketika memenuhi panggilan-Mu…
Sesungguhnya Isra’ Mi'raj merupakan tanda kemenangan bagi umat Islam saat itu.


Jika ada pertanyaan: “Mau dilarang/diizinkan/diperintah sama Allah?”
Maka sebagian besar menjawab: “Mau diizinkan.”
Benarkan itu jawaban yang tepat?

Coba kita cek dulu:
Diizinkan >> semua manusia diizinkan hidup oleh Allah, tapi tidak semua manusia diberikan hidayah-Nya, jadi ada manusia yang hanya diizinkan untuk hidup dan beraktivitas, tapi tidak mendapat cahaya-Nya.

Dilarang >> Allah melarang kita untuk melakukan perbuatan yang tidak Ia sukai, itu artinya Allah sayang sama kita.

Diperintah >> Allah memerintahkan kita untuh beribadah pada-Nya, untuk hidup sesuai dengan apa yang telah Ia perintahkan, karena sudah diperintah maka insya Allah hidup kita telah dijamin sama Allah. Masya Allah.
Jadi coba kembalikan lagi ke pertanyaan yang tadi: “Mau dilarang/diizinkan/diperintah sama Allah?”
Maka jawaban yang keluar sekarang pasti: “Mau diperintah.”


Kita coba sama-sama bercermin pada sejarah, yuk!
Sejarah itu pasti berulang, Allah ingin kita belajar dari sejarah umat-umat yang terdahulu.
Sekarang kita sudah mau memasuki partai final, yaitu akhir tahap ke-4 menuju tahap ke-5.
Di tahap ini tidak ada yang abu-abu, semuanya semakin tampak jelas!
Maka perbanyaklah shalat, minta tolong sama Allah, bersabarlah…
Dakwah terus berjalan dengan apapun yang kamu bisa, lisan atau tulisan, teruslah jaga ukhuwah, kuatkan dirimu dalam menghadapi ujian ukhuwah…

Mungkin bersama dengan orang mukmin kadang ada aja yang sifatnya ‘nyebelin’. Tapi janganlah mudah terprovokasi, mereka tetap saudara kita. Harus sabar…
Jika kamu sedang sedih, futur, bacalah sirah Nabawiyah, insya Allah ada hidayah dibalik setiap kisah…
Mengadulah hanya pada Allah.

Jalan dakwah adalah jalan yang mulia.
Bahkan seekor anjing Ashabul Kahfi dapat diabadikan di al-Qur’an hanya karena nongkrong di gua. (Kisah Ashabul Kahfi dan anjing dalam Al-Quran terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 10-26.)
Jadi kalo kamu merasa belum melakukan apa-apa, yakinlah Allah melihat setiap tindakan terkecil kamu untuk berdakwah. Yakinlah Allah selalu melihatmu.

Jalan dakwah itu tidak selalu seperti yang kita inginkan. Seperti kisah Rasulullah ingin berdakwah di Tha’if. Yakinlah Allah akan menghibur kita di saat jalan yang kita pilih terasa berat dan sukar.


Bukankah kita selalu memohon jalan yang lurus?
Setidaknya 17x dalam sehari kita memohon: Ihdinash shirathal mustaqim.”
Apakah kita membayangkan jalan yang lurus itu jalan yang bagus, halus, dan mulus?
Apakah kita membayangkan jalan yang lurus itu jalan yang bebeas hambatan, tiada sesak, dan tanpa rintangan?
Sesungguhnya jalan yang lurus itu “Jalan orang-orang yang telah Kau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.”
Jalan itu adalah jalan dakwah.
Jalan itu ada di atas ilmu dan hujjah.
Jalan itu adalah perjuangan dalam ukhuwah dan jamaah.
Jalan itu penuh perencanaan dan kehati-hatian untuk menjaga kemuliaan tauhid dan sunnah.
Seperti kisah Nabi Yusuf, inilah jalan lurus itu; meski berkelok dan menikung, menanjak dan melongsor, membentang dan menghimpit.
Seperti kisah Nabi Yusuf, inilah jalan lurus itu; meski curam dan terjal, seras dan gumuruh, keras dan runcing.
Sebab pangkal kelurusan itu ada di dalam keyakinan.
Sebab hanya pada Allah tunduknya, taatnya, dan tentramnya.
-Kutipan [Buku] Salim A. Fillah & Felix Siauw: Bersamamu, di Jalan Dakwah Berliku-


Jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang…
Bersiteguhlah dan matilah di jalan dakwah
Istiqamah di jalan dakwah, tenang saja karena kita tidak harus sampai pada ujungnya…


“Duhai pemilik hati, wahai pembolak balik jiwa, teguhkanlah hati dan jiwa kami untuk senantiasa berpegang teguh pada agama-Mu dan ketaatan di jalan-Mu”.


Wallahu a'lam Bishawab 

Tags: Catatan Kajian Islam

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama