Manajemen Jiwa Islami Wanita dan Anak
Narasumber: Nia
Nuraeni Gustini, Lc. MA. (Umm Marwan)
Aula Rabbani Buah
Batu, Bandung
Penyakit Jiwa di sekitar Kita
- Nyerobot antrian
- Korupsi merajalela
- Mencotek berjama’ah
- Kalap lihat yang gratisan
- Orang-orang gila hormat
- Buang sampah sembarangan
- Tidak ada empati pada lansia
- Orang-orang tidak mengakui kesalahan
- Pemubaziran makanan di pesta pernikahan
Bukankah: ISLAM ITU INDAH? Tapi,
manusianya yang tidak mau belajar.
Penyakit Jiwa terjadi karena:
Tidak dilatih
menaklukan jiwa, salah satunya akibat pengaruh program 2 anak saja
Jiwa dibiarkan
liar tidak dikendalikan oleh ihsan
Terlalu fokus
pada ilmu (ilmu diajarkan ikut macam-macam kursus), tapi tidak fokus pada
akhlak dan adab
Terlalu fokus
pada rukun Islam sebelum ihsan dan iman
Tidak diajarkan
mendengar dan melihat
Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan
kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk: 23)
Allah menciptakan pendengaran dahulu
sebelum penglihatan.
Kesalahan Pengajaran Islam di Indonesia
- Pengajaran rukun Islam sebelum ihsan (di jiwa) dan iman (di otak)
- Mengajarkan membaca buku Iqra di usia dini sebelm hapal al-Qur’an
- Pengutamaan pengajaran sholat (rukun Islam) sebelum adab
- Pengutamaan pengajaran rukun Islam sebelum usia 7 tahun (seharusnya semua yang praktik itu mulai pada usia 7 tahun agar nantinya anak tidak merasa itu adalah beban)
Bagaimana jiwa ditaklukan di dunia barat?
- Sejak kecil anak harus diajar mendengar, melihat, berpikir, dan berbicara (sesuai urutannya)
- Sejak kecil anak harus diajar berargumentasi dengan sopan
- Sejak kecil anak harus diajar sabar dan adab kepada orang lain (di TK dan SD)
- Fokus pada pematangan pendengaran dan penglihatan
- Fokus pada kebahagiaan anak, bukan memberikan tekanan jiwa harus selalu rangking dan mendapatkan pelajaran yang berat
- Fokus pada penguatan jiwa dengan tanpa beban ujian
- Fokus pada pengajaran hak dan kewajiban
Pendidikan di Barat
Sesungguhnya pendidikan di Barat itu
meniru pendidikan Islam, lah kitanya sendiri yang muslim apakah sudah
menerapkan dalam pendidikan anak-anak kita?
- Tidak ada PR dan tes yang susah (jadi disesuaikan dengan usia anak)
- Tidak ada guru yang diktator atau kekanak-kanakan (kalo berbicara tidak dicadel-cadelkan seperti berbicaranya anak kecil, nanti anak-anak malah terus ikutan cadel. Seharusnya ajarkan berbicara seperti layaknya orang dewasa, agar mereka cerdas berbicara)
- Sangat menjaga privasi agar menjaga harga diri anak dan jiwanya (misalnya nilai ujian hanya diri kamu sendiri yang tahu, yang lain tidak tahu, tidak ditempel sehingga semua orang jadi tahu)
- Fokus pada hak dan kewajiban
- Diajarkan memasak (untuk melatih kesabaran)
- Fokus pada kebahagiaan jiwa anak dengan cara memberikan pujian
- Fokus pada kemandirian dan PD (anak selalu dimotivasi dan tidak diremehkan)
- Fokus pada penguatan jiwa (selalu hargai usaha anak dalam mengerjakan sesuatu)
- Guru dan orangtua menempatkan diri sebagai sahabat anak, agar anak tidak takut/malu
- Penuh kedisiplinan: tidak buang sampah sembarangan, tidak meludah
- Dibiasakan diajak berpikir: “Menurut kamu bagaimana?”, lalu hargai pendapatnya
Kesalahan dalam Pendidikan
- Membandingkan anak yang satu dengan yang lain
- Menjadikan adik-kakak sebagai saingan (sibling rivalry)
- Kasih sayang tanpa batas (anak dikasih secara berlebihan, malah jadi manja)
- Pilih kasih karena kecantikan, kepintaran, dan kekayaan
- Mother control (anak dibantu segala hal)
- Menganggap anak tidak bisa (orangtua berkata: “Kamu tidak bisa ini, ini susah.”)
- Pelit mengungkapan kasih sayang
- Pelit meminta maaf
- Anak dihargai karena rangkingnya
- Kegemukan (ini menyebabkan anak jadi malas, jiwa menjadi tidak terkontrol, maunya makan terus)
- Membiarkan anak mengumbar nafsu (setuju dengan perkataan: puas-puasin main, puas-puasin masa lajang, puas-puasin masa muda)
- Tidak diajarkan kemandirian (bisa masak dan pekerjaan rumah tangga lainnya sehingga ketika anak menikah pernikahan menjadi suatu beban karena pekerjaan rumah tangga)
- Ibu terlalu mengandalkan sekolah untuk pendidikan anaknya
“Kemarahan yang dikeluarkan oleh seorang ibu, bukan karena benci pada sosok anaknya, tapi karena tidak suka sifat buruknya. Benci pada sifat buruknya dan kesalahannya. Ajaklah anak berpikir >> anak paham kesalahannya >> jadi anak tidak benci pada yang memarahinya.”
ISLAM dan BARAT fokus pada:
- Belajar mendengar
- Belajar melihat
- Belajar berpikir
- Belajar berbicara
Jadi,
Bila anak mendengar baik, melihat baik,
maka anak akan berpikir, berbicara, dan melakukan hal baik juga >> anak
baik.
Bila anak mendengar tidak baik, melihat tidak
baik, maka anak akan berpikir, berbicara, dan melakukan hal tidak baik juga
>> anak tidak baik.
Jika kita
hubungkan dengan fenomena kekerasan yang dilakukan oleh anak di zaman now ini, dapat dipastikan bahwa
perubahan anak menjadi tidak baik itu bukanlah perubahan yang instan. Sudah
terlalu lama dirinya digempur dengan hal-hal yang tidak baik sehingga tercermin
dalam perbuatannya. Astaghfirullaah…
[Renungan]
Kini orang-orang Barat mulai mencontoh pengajaran Islam, tapi kita yang orang Islam sendiri, yang tinggal di negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar sedunia, apakah sudah memahami dan menerapkan ajaran Islam seutuhnya dalam mendidik anak-anak kita?
Adakalanya anak
bilang “lupa” tapi ternyata bukan lupa yang sesungguhnya. Karena pada usia di
bawah 6 tahun, sel-sel otak anak belum terkoneksi dengan baik. Sinaps di
otaknya belum terbentuk seluruhnya. Jadi mereka sangat membutuhkan stimulasi
untuk membangun sambungan tersebut.
Apa yang dapat
orangtua lakukan untuk membantu anak membangun sinapsnya?
Dimulai dari melatih pendengarannya agar telinganya
menjadi lebih sensitif sehingga ketika diajak berbicara dapat memahami maksud
pembicaraan tersebut. Perdengarkanlah ayat-ayat
al-Qur’an dan sering-seringlah ajak anak ngobrol sesuai dengan usianya.
Apabila
telinganya tidak sensitif, apabila anak jarang diajak ngobrol, maka salah satu
dampaknya adalah tantrum. Tantrum disebabkan oleh anak belum bisa mengungkapkan
apa yang dirasakan, ia tidak paham dengan apa yang terjadi pada dirinya
sehingga prilaku yang muncul adalah marah (menangis dengan keras,
berguling-guling, bahkan menjatuhkan barang-barang).
2 Pembelajaran
Terpenting sesuai al-Qur’an:
MENDENGAR dan MELIHAT
Belajarlah
melatih dua hal itu hingga akhir hayat, jadi sampai sekarangpun, ketika sudah
dewasa bahkan nanti tua (apabila Allah sampaikan kita pada usia itu), kemampuan
mendengar dan melihat harus tetap dilatih.
Efek musik yang mellow vs murottal
al-Qur’an:
- Musik yang mellow >> jiwa menjadi rapuh.
- Murottal al-Qur’an >> jiwa menjadi kuat.
Jadi, latihlah dari sekarang, untuk mendidik anak agar jiwanya kuat maka seorang wanita harus memiliki jiwa yang kuat pula! Mulai dari single, menikah, mengandung, hingga akhirnya anak itu lahir.
Mengapa mendengar itu penting dalam Islam?
1. Salah satu sifat Allah. Mendengar = assamii (samiiul bashir).
Maka matangkanlah dulu telingamu sebelum mematangkan mata.
Allah menciptakan pendengaran sebelum
anggota badan lainnya di Surah Al-Insan ayat 2:
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat.”
2. Cara Islam diturunkan ke Rasulullaah melalui malaikat Jibril. Rasulullah mendengar
wahyu Allah dari Jibril.
3. Banyak yang masuk Islam karena pendengarannya. Salah satunya
adalah Umar bin Khattab.
4. Laki-laki sepekan sekali sholat Jum’at untuk mendengarkan khutbah Jum’at.
5.
Karena pendengaran seseorang bisa masuk neraka, seperti dalam surah al-Mulk ayat 10:
Dan mereka
berkata: "Kalaulah kami dahulu mendengar dan memahami (sebagai orang yang
mencari kebenaran), tentulah kami tidak termasuk dalam kalangan ahli
neraka".
6. Hadits diriwayatkan melalui
pendengaran.
7. 5 Kali setiap hari kita belajar
mendengarkan adzan.
Menjadikan anak pendengar adalah
pendidikan awal sebelum pendidikan lainnya karena itu:
1. Perdengarkan al-Qur’an sejak di dalam
kandungan.
2. Ajarkan hapalan al-Qur’an sebelum
membaca.
3. Anak yang biasa mendengarkan al-Qur’an
akan mendengarkan setiap perintah dan larangan.
4. Anak yang biasa dilatih mendengar akan
konsentrasi di sekolah.
5. Anak yang biasa dilatih mendengar
otaknya lebih cerdas dari pada yang tidak dilatih.
Karena itu didiklah anak-anak mendengar
agar menjadi pendengar yang baik.
Islam Menjaga Kesucian Jiwa
- Dengar adzan = antivirus jiwa
- Dengar al-Qur’an >> melunakkan otak jahat
- Hapalkan al-Qur’an >> penenang jiwa
- Sholat Shubuh >> pengontrol jiwa
- Puasa >> mengontrol jiwa/nafs
- Zakat >> mengontrol jiwa dari sifat tamak
- Sholat >> pembersih jiwa, mencegah dari yang munkar
Kendalikan jiwamu. Jangan biarkan liar.
Kontrol jiwamu. Selalu meminta pertolongan dari Allah.
Apakah JIWA dalam ISLAM?
Satu bila dilihat
dari sudut dzatnya.
Tiga bila dilihat
dari sudut sifatnya, yaitu:
1. Muthmainah
(tenang)
2. Ammarah bissu
(mengajak kepada kejahatan)
3. Lawwamah (yang
suka mencela)
3 pilar agama ISLAM:
1. IMAN (faith)
2. IHSAN (soul) >> Meyakini bahwa Allah ada
di mana-mana, Allah Maha Melihat dan Mengetahui apa yang ada di hati.
3. ISLAM (body) >> Mengaplikasikan dalam
bentuk sikap sehari-hari
Jika anak tidak
dipahamkan ihsan, maka itu bisa menyebabkan anak lebih memilih bersenang-senang
(misalnya main games) daripada beribadah (misalnya sholat tepat waktu), jika hal
ini berlangsung terus-terusan dapat mengakibatnya jiwanya sakit.
Manusia itu seperti pohon >> akarnya
kuat, batangnya kokoh, berbuah manis >> orang Islam.
“Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu
memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS Ibrahim:
24-25)
Ada sekolah yang mewajibkan anak tk/sd
puasa sunnah.
Ada sekolah yang mewajibkan anak tk/sd
sholat dhuha.
Apabila mengutamakan pengajaran rukun
islam sebelum ihsan dan iman maka:
Banyak yang rajin
sholat tapi hanya sekedar rutinitas.
Banyak yang rajin
puasa tapi hanya sekedar rutinitas.
Banyak yang
berhijab tanpa dilengkapi akhlaq yang mulia.
Banyak yang
berpenampilan islami tapi berpola pikir liberal.
Banyak mengaku
muslim tapi tidak mau mengikuti aturan islam.
Islam tanpa ihsan dan iman seperti:
Rumah tanpa
pondasi dan tiang. Pohon tanpa akar dan batang. badan tanpa akal dan ruh.
Apa itu IMAN?
Iman adalah aqidah
keyakinan (faith), pola pikir, otak.
Diikrarkan dengan
lisan. Diyakini dengan hati
Dilaksanakan
dengan anggota badan.
Iman menyembah
Allah dengan unsur keikhlasan, seperti dalam surah:
“Padahal mereka
diperintah menyembah Allah dengan ikhlas.” (al-Bayyinah: 5)
Apa itu IHSAN?
Ihsan adalah
berhubungan dengan ruh/jiwa, akhlaq.
Seorang hamba
merasa dalam pengawasan Allah (muraaqobatullah) yang akan melahirkan:
Ihsan kepada
manusia = berbuat baik kepada sesama.
Ihsan kepada alam
=berbuat baik pada lingkungan dengan menjaganya.
Apa itu ISLAM?
Islam adalah bukti
dari iman dan ihsan yang telah tertanam.
Islam adalah buah
dari hasil tanaman ihsan dan iman.
Islam adalah
ketundukan keseluruhan diri terhadap Kehendak Ilahi (Divine Will) yang
diwujudkan dalam hukum syari’at dan Ketaatan terhadap hukum atau syari'ah
agama. Hanya mungkin dicapai setelah: penyerahan diri kepada Allah dalam pola
pikir (iman) & penyerahan jiwa kepada Allah seutuhnya (ihsan).
Iman, ihsan dan islam seperti 3 segitiga
sama sisi, yang satu sama lain saling melengkapi seorang muslim
Iman, ihsan dan islam seperti bangunan
rumah, yang satu sama lain saling menguatkan.
Ketika pesantren disalahkan karena tidak
merubah jiwa anak
- Mengapa dimasukin pesantren tapi akhlaqnya anak ini tetap sama jeleknya?
- Mengapa dimasukin ke pesantren tapi durhaka pada orang tua?
- Ada apa dengan pesantren? Apakah ada yang salah dengan pesantren?
- Pesantren bukanlah seperti mie instant, ketika orang lapar cepat, amat tesaji (ketika ada anak rusak moralnya dimasukan langsung menjadi baik).
- Pesantren bukanlah seperti seperti alat cuci mobil otomatis, ketika mobil keluar langsung bersih (ketika anak rusak moralnya dimasukan langsung bersih).
- Pesantren bukan tempat pengelola sampah, mengelola sampah sampah menjadi sesuatu barang lain yang berguna (ketika anak rusak moralnya dimasukan langsung menjadi jiwa yang berbeda).
- Pesantren adalah salah satu angkutan di tengah jalan yang anak-anak harus ambil, di dalamnya memfasilitasi buku-buku agama dan juga guru-guru yang siap meng-guide anak-anak yang masuk ke dalamnya.
- Ilmu yang setiap anak dapat berbeda sesuai dengan usaha, jiwa dan hidayah dari Allah.
- Bukan salah pesantren tapi jiwa yang berbeda yang menyebabkan hasil dari sebuah pesantren baik atau tidaknya. Semuanya kembali kepada hidayah Allah dan jiwa santri tersebut.
Pertarungan jiwa dapat terjadi di rumah
dan di luar rumah
Jiwa yang terkuat
itulah yang menang.
Akibatnya? Jiwa
yang lemah biasanya di-bully.
Maka jika ingin memiliki anak-anak yang
berjiwa kuat, kuatkan jiwamu dulu!
Jiwa seorang ayah
akan ditransfer kepada anaknya.
Jiwa imaaratu bissu' (jiwa jahat) seorang
suami akan tertransfer pada anaknya.
Jiwa muthmainnah (tenang) seorang suami
akan tertransfer pada anaknya.
Sebagaimana seorang ayah menurunkan
namanya kepada anaknya diapun akan mentransfer karakternya.
Nabi sholollahu alahi wasallam bersabda:
عَنْ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ
وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ
“Barang siapa
menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia mengetahui bahwa
itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya surga.”
HR. Bukhari,
Shahih Bukhari Kitab Faraid, Bab “Barang siapa yang menisbatkan kepada selain
bapaknya” jilid 4 hal 15 Hadits no. 6766. dan Muslim.
Sebaik-baiknya
laki-laki non-muslim masih lebih baik laki-laki muslim yang tidak baik.
Sebaik-baiknya negara
non-muslim masih lebih baik negara muslim yang tidak baik.
Tentang Jiwa Wanita (An-Nisa)
Wanita (kebanyakan)
di zaman now:
- Baper dan suka membandingkan diri dengan orang lain
- Tidak berprinsip (mudah ikut-ikutan trend)
Jadilah emas dan permata dimanapun berada.
Jangan menjadi
perempuan yang seperti bunglon yang berubah warna sesuai dengan warna tempat.
Jangan menjadi
perempuan yang seperti kertas yang pergi kemana angin menerpa.
Jangan menjadi
perempuan seperti bola pingpong yang bisa di mainkan.
Jadilah emas dan
permata yang selalu dicari orang.
Jadilah emas dan
permata yang selalu mahal harganya.
Jadilah emas dan
permata yang selalu berkilau
Emas akan menjadi
emas meskipun berada di lumpur.
Emas akan menjadi
emas meskipun berada di comberan.
Emas akan menjadi
emas meskipun berada di tempat berdebu.
Tetap memegang prinsip.
Tetap menjadi diri sendiri. Tetap menjaga kehormatan.
Jangan berjiwa
lemah. Jangan berjiwa ikut-ikutan.
Jangan mudah
dipengaruhi. Jangan mudah terprovokasi.
Gunakan akal dan
pikiran. Ikuti prinsip agama Islam.
Wanita Muslimah Berprinsip Tidak Suka
Baperan
Banyak wanita
yang baper melihat foto seorang aktor nyuapin istrinya di medsos.
Dan bermimpi
alangkah indahnya bila saya jadi istrinya.
Banyak yang baper
melihat seorang cowok berwajah ganteng bersliweran di medsos.
Dan berharap
alangkah indahnya bila dia jadi suamiku.
Banyak yang baper
melihat seorang cowok idaman wanita menikah.
Dan banyak wanita
yang mengiri dan patah hati.
Jangan baperan: Karena
baperan adalah pengaruh Jin qorin kafir.
Wanita zaman old dan wanita zaman now yang berprinsip.
Tidak akan
baperan lihat cowok ganteng.
Tidak akan
baperan lihat suami orang.
Tidak akan
baperan melihat suami yang romantis.
Karena:
Suami yang
dimiliki adalah yang disyukuri.
Suami yang
didampingi adalah suami yang dipilihkan Allah.
Suami yang
dimiliki adalah yang diidolakannya.
Dia selalu
menerima kelebihan dan kekurangan suaminya dengan segenap hati.
Dia selalu mempositifkan
suaminya didepan semua orang.
Dia selalu
menjaga aib suaminya.
Karena:
Suaminya akan dia
dampingi di dunia dan akhirat in syaa Allah.
Suaminya adalah
yang akan membuatnya memasuki syurga dan mencapai keridhoan Allah in syaa
Allah.
Karena dia adalaah
calon ratu bidadari syurga in syaa Allah. Aamiin…
Terapi (gizi)
bagi jiwa >> sholat, baca al-Qur’an, sedekah, …
Kontaminasi Jiwa Anak
Meragukan Islam
Kecanduan: game
dan TV
Pacaran
Tantrum
Anak harus bisa mengendalikan diri!!!
Allah SWT telah mengingatkan kita, bahwa
anak juga dapat menjadi sumber ujian bagi orangtua. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” (QS.
At-Taghabun: 15)
Peringatan Allah SWT sangatlah jelas, agar
kita memperlakukan anak dengan wajar.
Lalu, apakah risiko yang akan kita tuai,
bila anak tidak diperlakukan semestinya?
Salah satu resiko
yang dapat terjadi pada anak yaitu kecenderungan anak untuk menampilkan temper
tantrum. Temper tantrum adalah kumpulan perilaku marah anak yang ditampilkan
karena keinginannya tidak terpenuhi.
Cara Mengendalikan Tantrum
- Pilih makanan yang halal dan thoyibah, seimbang, tidak terlambat makan, kurangi makanan manis dan junk food
- Komunikasi orangtua dengan anak, khususnya ibu
- Perhatikan waktu kunjungan/bepergian (jangan mendekati waktu tidur anak)
- Ajarkan anak mengendalikan marah secara Islami >> taawudz & wudhu
- Menenangkan lingkungan rumah dengan al-Qur’an
- Ajarkan anak tentang jin qorin dan nafs >> mengontrol emosi dengan memperkenalkan bahwa setiap manusia mempunyai musuh, yaitu: syetan, qorin kafir dan nafs imaaratu bissu (jiwa yang mengajak ke dalam kejahatan)
Mengapa tangan kanan digunakan untuk
sesutau yang bagus sedangkan tangan kiri sesuatu yang kotor?
Otak kanan anak
lelaki berkembang dahulu sebelum otak kiri.
Otak kiri anak
perempuan berkembang dahulu sebelum otak kananya.
Maka:
Anak perempuan
bisa bicara dengan cepat sementar lelaki cenderung terlambat.
Anak perempuan
sudah bisa konsentrasi dan fokus dengan hal kecil. Banyak yang rengking di kelas.
Anak lelaki suka
bermain dan tidak bisa fokus dengan hal kecil. Jarang yang rengking di kelas.
Karena itu anak
lelaki dan perempuan kematangannya berbeda.
Jangan samakan
anak perempuan dengan lelaki meskipun umurnya sama.
Islam adalah
agama yang mengutamakan perkembangan otak kanan dimasa keemasan perkembangan
otak yaitu 0-7.
2 pilar agama
Islam = Ihsan dan Iman adalah fokus kepada penanaman ihsan dan iman ke dalam
ruhiyah dan otak anak.
Karena otak kanan
adalah bersangkut paut dengan: imaginasi, mimpi, & alam bawah sadar.
Karena iman
kepada yang ghaib hanya bisa dengan imajinasi (otak kanan) merasakan Allah ada
hanya bisa dengan imajinasi (otak kanan).
Setelah tertanam
dan terstimulasi otak kanan, kemudian umur 7 tahun penerapan rukun Islam (praktik)/mengstimulasi
otak kiri seperti:
Sholat dan puasa
wajib mulai diajarakan, karena rukun Islam adalah bersangkutan dengan otak kiri
yaitu: tanggung jawab, disiplin, & logika.
Maka tidak jarang
diumur 7 tahun banyak anak yang mulai bertanya dengan logika/membayangkan
tentang bentuk Allah?
Sholat
mengajarkan anak disiplin waktu.
Sholat mengajarkan
tanggung jawab hamba kepada Rabb-nya.
Puasa mengajarkan
anak disiplin menahan lapar.
Puasa mengajarkan
tanggung jawab hamba kepada Rabb-nya.
Islam adalah agama yang menyeimbangkan
stimulasi otak kanan dan kiri.
Mengapa harus mengajarkan/mengingatkan
anak makan dengan tangan kanan/menggunakan kaki kanan?
Ketika makan/minum
dengan tangan kanan. Keluar dari toliet/kamar mandi dengan kaki kanan.
Karena anggota
kanan bersangkut paut dengan otak kiri, seperti: (tanggung jawab, disiplin, &
logika).
Mengapa harus mengajarkan/mengingatkan
anak menggunakan tangan kiri/kaki kiri?
Ketika bersuci di
toliet/kamar mandi dengan tangan kiri. Masuk ke toliet/kamar mandi dengan kaki
kiri.
Karena anggota
kiri bersangkut paut dengan otak kanan, seperti: (imaginasi, khayalan, & mimpi).
Oleh karena itu segala yang baik adalah
dengan tangan kanan dan yang buruk dengan tangan kiri.
Anak yang
menggunakan tangan kiri ketika makan tidak terlatih jiwa kedisiplinannya.
Anak yang
menggunakan kaki kiri ketika ke toliet/kamar mandi tidak terlatih otak
kanannya.
Maa syaa Allah
atas kesempurnaan agama Islam yang menjaga keseimbangan otak kanan dan kiri di
dalam hidup keseharian.
Bermain di alam lebih bagus daripada
bermain gadget.
Mengapa?
- Bermain gadget berbahaya bagi kesehatan mata
- Bermain gadget dapat mengurangi konsentrasi
- Bermain gadget membuat anak mengikuti hawa nafsu
- Bermain gadget dapat menghabiskan waktu tanpa sadar untuk hal yang tidak berfaedah
Di Australia, anak-anak belajarnya hanya 5
mata pelajaran: Math, Science, Art, English, & Physical Education.
Cara Bijaksana Menggunakan Gadget untuk
Anak
Set alarm
>> disiplin (sesuai kesepakatan)
Berikan pemahaman
ke anak tentang bahaya gadget
Berikan pemahaman
ke anak tentang jin qorin dan jiwa
Aturan: gadget
tidak lebih dari 2 jam/hari
Hanya program
pendidikan yang boleh diakses
Harus ditemani
orangtua
Sebagai alat
penenang di perjalanan
Jadikan gadget sebagai alat untuk melatih
kontrol hawa nafsu, ada konsekuensi jika tidak mengikuti kesepakatan.
Manajemen Marah untuk Wanita
- Makan makanan yang mengembalikan energi: pisang, kurma, buah bit, coklat.
- Dengarkan al-Qur’an (al-Baqarah dan ali-Imran) dan ayat-ayat rukiyah
- Aroma terapi: cinnamon, mint, lavender, jasmine, lime, cedarwood, rose, orange.
[Tambahan dari facebook Umm Marwan]
Ibu yang bodoh akan melahirkan anak yang
bodoh
Seorang anak
tidak memerlukan ibu yang jelita tapi memerlukan ibu yang memahaminya.
Seorang anak
tidak memerlukan ibu yang hanya bisa dandan tapi memerlukan ibu yang akan memeluknya
di kala duka.
Seorang anak
tidak memerlukan ibu yang rupawan tapi memerlukan ibu yang selalu berkomunikasi
dengannya.
Seorang anak
memerlukan ibu yang meluruskan kesalahannya.
Seorang anak
memerlukan ibu yang mengajarkan adab islami.
Seorang anak
memerlukan ibu yang mengajarkan akhlaq islami.
Seorang anak
memerlukan ibu yang meng-guide-nya ke
jalan lurus.
Sifat dan
karakter ibu akan tertular pada anaknya.
Ibu yang
bijaksana akan melahirkan anak yang bijak.
Ibu yang tidak
bijaksana akan melahirkan anak yang tidak bijak.
Seorang ibu harus
belajar parenting islami.
Seorang ibu harus
belajar adab islami.
Seorang ibu harus
belajar akhlaq islami.
Seorang ibu harus
memperdalam ihsan.
Seorang ibu harus
memperdalam iman.
Bukan gelar
akademis yang menyebabkan sang ibu pintar.
Bukan ilmu dunia
yang menyebabkan sang ibu jenius.
Wallahu a'lam Bishawab
Keren mbak mira. Saya sampai kepikiran, bagaimana jika saat pelaksanaan akad nikah, mempelai tidak hanya diberikan nasihat pernikahan. Tapi juga diberikan buku pedoman (fisik) dalam membina rumah tangga dan mendidik anak. Paling tidak para mempelai bisa belajar bersama untuk sama2 memahami hal yang fundamental dalam berumah tangga dan menjadi orang tua ��
BalasHapusAlhamdulillaah terima kasiiih mbak Emiria :). Aaaah iyaya setuju banget, semacam bukunya ust. Fauzil Adhim (Kado Pernikahan untuk Istriku) atau ust. Salim A. Filah (Bahagianya Merayakan Cinta) atau Prophetic Parenting : Cara Nabi Mendidik Anak
Hapusby Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid gitu yaa mbak...
MasyaAllah..padat ilmu banget tulisan ini mba. Ibu memang perlu pemahaman dan ilmu yang kaya ya mba. Itu kenapa kita tidak bisa berhenti belajar. Apalagi dengan adanya ghazwul fikri sekarang ini, menanamkan pemikiran yang benar kepada anak jadi sesuatu yang urgen dan penting.
BalasHapusAlhamdulillah terima kasiiih mbak.. Iya mbak banyak banget yang harus dipersiapkan karena ujian akhir zaman makin kerasa, harus dicicil yaa mendalami ilmunya :). Iyayah ghazwul fikri, keluarga emang harus jadi benteng pertahanan yang kuat untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi itu ya mbak...
Hapus