Ada yang pernah (dan ingat) melihat salah satu iklan sabun cuci muka untuk laki-laki terus di cerminnya ada semacam “ganteng” meter gitu? XD XD XD. Pas si mas2nya selesai cuci muka pake xxxxx jadilah kinclong lagi dan tingkat kegantengannya meningkat :p. Nah, itulah yang menginspirasi saya untuk memberi judul tugas kali ini :p


Tapiiiiiii......
Tapi saya bukanlah tipe perempuan yang mudah terpesona dari penampilan fisik laki-laki, malah bagi saya agak ‘aneh’ aja kalo melihat laki-laki yang (terlalu) bersih :p >> jadi saya bukan penikmat oppa2 ko**a yang kyut2 dan mulus2 itu yaaah. Bagi saya wajar kalo seorang laki-laki itu, wajahnya terlihat ada efek aktivitas outdoor gitu (malah jadi lebih keren XD), macem mas2 pecinta alam (tapi bukan kucel juga sih, aaah complicated banget buat ngejelasinnya :p).

Oke intinya saya suka melting kalo merhatiin laki-laki yang sikapnya gentle, dan kemandirian bagi saya termasuk di dalamnya, hehehe. Bagi seorang anak perempuan sudah menjadi rahasia umum kalo cinta pertamanya adalah ayahnya©©©. Begitu pun yang saya rasakan. Dan Alhamdulillaah saya merasakan bahwa papa saya tuh gentle banget©©©, jadi contoh yang baik buat adik laki-laki saya. Selain itu sosok ayah bisa menjadi standar buat menemukan pendamping hidup, hehe

Saya suka saat merhatiin papa saya telaten merawat binatang (kucing, ayam, kucing, kelinci, kucing, ikan, dkk *he loves cat so much©©©), sepenuh hati merawat tanaman di halaman rumah, suka ngoprek (ngebenerin) barang-barang di rumah (jadi kita jarang banget manggil tukang-tukang gitu, karena ada papa!), bahkan tidak sungkan melakukan pekerjaan rumah tangga (semacam nyapu, ngepel, nyuci piring, nyuci baju, de.el.el yang kalo dibikin list bisa panjaaang bangets). Karena ternyata semakin saya dewasa, saya semakin menyadari tidak semua laki-laki (dididik) seperti itu, jadi semakin bersyukur sama Allah diberikan seorang ayah yang seperti papa©©©.

Jadi inget hadist ini:
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Yup! Bahkan manusia paling mulia -Rasulullah SAW- turut mengerjakan dan membantu pekerjaan rumah tangga. Seorang hamba Allah yang terpilih tidaklah segan mengerjakan hal itu semua.

Alhamdulilllah adik laki-laki saya bisa mencontoh papa dengan sangat baik. Jadi teringat saat awal-awal pindahan, ada begitu banyak barang-barang berat atau ribet pemasangannya sehingga butuh bantuan laki-laki. Sebenernya kalo dipaksakan saya dan adik perempuan saya mungkin bisa-bisa aja, tapi selagi masih bareng saudara laki-laki kenapa nggak berikan ‘tugas yang tepat pada orang yang tepat’ sajaaa, hehehe.

Jadi waktu itu, tugas adik laki-laki saya saat kami baru pindahan: memasang kabel-kabel, memasang rak dinding, menyusun meja (tipenya bongkar pasang gitu), memasang tempat tidur, masang gorden (kalo tugas ini kita bekerja sama), keren deh dia! (kalo lagi sibuk kerja gitu, terlihat lebih dewasa >> level kegantengan meningkat! hehe), terkadang kita berpikir “aaah dia sudah bukan adik kecil lagi yang bisa diuwel-uwel atau digangguin terus saya dan adik perempuan saya kabur ke atas tempat tidur (soalnya dulu dia belum bisa naik tempat tidur, hehe), terkadang panggilan yang tepat untuk adik bungsu yang tingginya paling tinggi diantara kami adalah: bang!”
Dari kontemplasi hari ini, jadi ingin menyimpulkan bahwa: kemandirian seseorang itu sangat sangat sangat dipengaruhi oleh didikan orang tuanya.

Bandung, Dzulqo’dah 1438 H (Juli 2017 M)
Miranti Banyuning Bumi

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama