BundSay Game 7 (day 10): Semua
Anak adalah Bintang - Ketagihan Menulis
Bismillahirrahmanirrahiim...
Alhamdulillaah kali ini bisa sampai di hari ke-10 tanpa loncat-loncat…
*yeaaay
Rasanya bisa menyelesaikan tantangan di IIP selalu sesuatu banget
(disela-sela kesibukan *sok sibuk), bersyukur dikasih kesempatan sama Allah
untuk terus memperbaiki diri melalui kegiatan-kegiatan positif…
Kegiatan yang (ternyata) rutin aku lakukan sejak kecil adalah menulis
jurnal harian (atau bahasa zaman sebelum zaman now adalah diary, hehe), rasanya
seperti terapi bisa mengalirkan semua isi pikiran dan isi hati dalam bentuk
tulisan, tanpa perlu mengkhawatirkan isi tulisannya enak dibaca atau tidak,
menggunakan kata baku atau tidak, tanda bacanya, de-el-el. Intinya lepaskan
semua, ambil yang baik, tinggalkan yang buruk…
Semakin dewasa kegiatan menulis terasa semakin butuh. Kalo ga nulis tuh
rasanya ada yang kurang…
Biasanya saya terbiasa menulis di jurnal harian, dalam bentuk template
agenda atau kertas polos yang ada gambar lucu di ujung kertas. Sejak mengenal
medsos mulailah coba-coba menulis di note fb, tapi yaitu tadi masih leluasa di
jurnal harian pribadi. Pernah beberapa kali membuat blog, tapi beberapa kali
pula ditinggalkan *hueee.
Sampai akhirnya mengikuti Matrikulasi Institut Ibu Profesional dengan
tugas menulis setiap minggunya. Nah mulailah aku menulis di blog, sengaja
khusus dibuat untuk tugas menulis IIP.
Eh eeeh koq beres matrikulasi jadi keterusan yah nulis di blognya…
Terutama aku menulis resume kajian-kajian Islam atau seminar yang aku ikuti.
Alhamdulillaah… Insya Allah kebaikan yang berkah yaaa, tidak berhenti di satu
titik, tapi terus tumbuh dan berkembang, aamiin…
Akhirnya setelah lulus matrikulasi IIP bergabunglah aku di Rumah Belajar
Menulis dengan program ODOPfor99days (tapi sekarang ODOPfor99day sudah berdiri
sendiri sebagai komunitas belajar menulis bersama yang bisa diikuti siapapun
tanpa harus sebagai member IIP, syaratnya hanya seorang wanita).
Menemukan teman-teman yang sama-sama suka menulis itu rasanya bahagiaaa,
bisa saling mengingatkan dan menginspirasi (merasa dipanas-panasi sama temen
yang rajin menulisnya kebangetannn, hehe).
Biasanya tulisanku selalu berbau fiksi, cerita kejadian sehari-hari,
hasil pengamatanku, kebanyakan adalah pengalaman mengajar dan bermain bersama
anak-anak didik di sekolah tempatku mengajar. Aaah ternyata benar yaaa, kebaikan
yang kita lakukan untuk orang lain itu sesungguhnya kita lakukan untuk diri
sendiri. Aku benar-benar merasakannya sejak mulai ‘memaksakan’ diri ini
menulis, awalnya merasa agar bisa bermanfaat bagi yang membacanya, tapi
ternyata aku pun dapat manfaat: jadi lebih mudah mengeluarkan kata-kata, jadi
terbiasa refleksi…mengambil hikmah dari setiap kejadian, jadi banyaaak banyaaak
bersyukur…Alhamdulillah…
Beberapa kata-kata sakti yang kudapat dari grup menulis adalah:
Menulis itu seperti membersihkan jiwa dan menjernihkan pikiran.
Tulisan yang berasal dari hati akan sampai ke hati, jadikan diri sebagai
pembaca pertama, layak baca/hanya sampah? Apakah ada getaran dalam diri sendiri
saat dibaca? Jangan lelah berlatih untuk membuat tulisan yang menyentuh.
Menulislah agar jutaan rasa dalam benak tidak tertahan dan menguap di
udara, lepaskan segalanya dan uraikan ide yang berkeliaran.
Semoga menulis menjadi salah satu jalan kita untuk bahagia, menghasilkan
karya dan memberi inspirasi pada sesama, menjadi amal jariyah yang mengalirkan
banyak pahala.
Oiya target saya selanjutnya mengenai kesukaan tulis menulis ini adalah ikut workshop menulis yang serius, semacam writing camp gitu! Mau cari program yang berkelanjutan insya Allah!
#level7 #day10 #Tantangan10Hari #BintangKeluarga
#KuliahBunsayIIP #BundaSayang #InstitutIbuProfesional #IIP
Bandung, 2017
Miranti Banyuning Bumi
0 Komentar