TPN - Kelas Kompetensi 1 – Pengembangan Karier Guru



Pendidik Masa Depan
Pembicara: Paulina Pannen

Coba kalian tuliskan jawaban dari pertanyaan: “Apa yang akan terjadi di masa depan?”
“Seorang guru tidak hanya memikirkan diri sendiri dan masa kini, tapi juga memikirkan tentang nanti di masa-masa setelah hari ini (masa depan).” 
🌸
Perubahan itu pasti.
Saran untuk para guru di manapun ia mengajar >>>
Pergilah ke luar lalu ambil yang baik dan bawalah ke dalam (sekolah).
Panggil orang-orang pelaku ekonomi untuk datang ke sekolah atau bisa juga anak-anak yang field trip.
Adakan Project Based Learning (contoh di New Zealand):
Anak-anak diberi tugas berjualan salad di tahun pertama.
Bagi peran: ada yang belajar cara membuat salad, ekonomi cara berjualan yang efektif (untung, rugi, user), teruslah berlatih untuk membuat yang semakin enak.
Selain itu pikirkan pula sisi uniknya >> informasi detail bahwa salad itu sehat, packaging-nya dipercantik.
Proyek ini bukan karena ada mata pelajaran dan kelas khusus, tapi anak-anak bisa belajar banyak!
Jadi saat mengerjakan proyek ini, anak-anak boleh bawa hp untuk mencari informasi.
Di tahun kedua, dibuka kesempatan untuk orang lain menanamkan modalnya.
Tahun selanjutnya, dibuka kesempatan untuk bekerja sama dengan produk lain.
Pikirkan: “Kontribusi ekonomi dalam peran sebagai guru.”
🌸
Perubahan demografi 5 generasi >>
1. Generasi tradisionalis (1922-1945)
2. Generasi baby boomers (1946-1964) > idealis, taat asas, follow the rules
3. Generasi X (1965-1980) > worklife balance, lebih fleksibel
4. Geberasi Y (1981-1994) > generasi milenials > value diversity, want meaningful work
5. Generasi Z (1995-2010) > generasi linksters > technology is part of life
Pengelompokkan di atas berdasarkan: perbedaan karakter, pekerjaan, persepsi masa depan, dan kedekatan dengan teknologi.
🌸
Anak-anak yang kita ajarkan sekarang adalah generasi Z >> generasi yang tersiksa banget kalo dilarang tidak boleh pake gadget.
Cara mengatasinya >> sebaiknya memperbolehkan membawa gadget dengan syarat untuk belajar, digunakan untuk mencari referensi.
“Anak-anak yang kita ajarkan sekarang adalah orang-orang yang ketika bekerja nanti saingannya adalah robot.”
🌸
Guru >> profesi, tidak boleh hanya punya ijazah aja.
Harus memiliki sertifikat kompetensi, misalnya sertifikat TOEFL/IELTS.
Jangan malas belajar (menjadi guru artinya siap untuk belajar terus!)
Bangun partnership dengan industri!
Siapapun bisa menjadi guru. Guru itu bisa di mana saja, tidak harus di sekolah!
Belajar kepada siapa saja dan belajarlah di mana saja!
🌸
PARADIGMA BELAJAR
Dulu bertahap: play > learn > job > retire
Sekarang secara bersamaan: play – learn – job
🌸
TANTANGAN: 21st C Educator > We are not only teacher, but also leader!
Maksudnya leader?
ü  Ajak guru-guru lain belajar
ü  Ajak anak-anak belajar ke luar sekolah
ü  Ajak orang di luar dunia akademik ikut berbagi dengan mengajar datang ke sekolah
Bisa juga seorang guru menjadi teacherpreneur.
Guru itu multi peran >>> observer, coach, connector, creative entrepreneur, intinya selalu berusaha mencari sesuatu yang lebih baik! Salah satu tandanya adalah cara mengajar berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik.
🌸
“Saya bisa belajar dari anak saya.” Sesungguhnya anak kita pinter-pinter, bisa ‘dimanfaatkan’ (baca: membantu kita menyelesaikan sesuatu yang berbau teknologi).
Cara menjadi teacherpreneur? Be the best dalam setiap aktivitas.
Proactive! Terbaik, kompeten, PD, kreatif, selalu ingin berubah, tidak menjadikan medali/sertifikat sebagai alasan.
Kita merasa/tahu bahwa kita ‘terbaik’ >> ketika ada anak yang bilang bahwa dia berhasil menjadi ‘seseorang’ karena menghargai dan menikmati prosesnya.
🌸
Pedagogi dan Tantangannya
Pedagogy: leading people to a place where they can learn for themselves.
6 prinsip pedagogi >>
1. Learning is open
2. Learning is social
3. Learning is personal
4. Learning is augmented
5. Learning is multirepresented
6. Learning is mobile
🌸
Sekarang ada banyak sekolah-sekolah yang kreatif, contohnya >>
Ø  Sekolah di Denmark bentuknya cube
Ø  Sekolah di Nigeria bentuknya floating school
Ø  Sekolah yang didirikan Steve Jobs – Silicon Valley School
Ø  Sekolah di New York – School of Compassion and Craetivity
Ø  Sekolah di Kamboja yang didirikan oleh orangtua yang pekerjaannya kuli banguna
🌸
Virtual reality > bisa jadi alat untuk belajar > murid senang dan gurunya pun senang >> pembelajaran di masa depan.
Cek video > Teddy Stallard Story: MakeADifferenceMovie.com >> kejadian di rumah memberikan efek prilaku anak di sekolah “You never know what impact you can make.”
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸




Pembicara: Najeela Shihab
Pengalaman-pengalaman di kelas > kebanyakan adalah pengalaman gagal >> maksudnya pengalaman gagal? anak mengantuk, bosan, dan merasa dipaksa belajar!
Ada kesenjangan antara tuntutan masa depan dengan apa yang kita lakukan sekarang.
Oleh karena itu, kita harus melakukan perubahan!
🌸
Perubahan di bidang teknologi sangat paling terasa.
Guru (sekarang) dianggap orang-orang yang “sukses = pintar”.
“Guru dan pendidikan selalu sektor yang paling sulit untuk berubah, berdasarkan penelitian dibutuhkan waktu minimal 50 tahun.”
Belajarlah untuk menjadi guru yang ‘tidak sekedar guru’ > ubah persepsi > lebarkan sudut pandang.
🌸
Play + learn + job = paralel prosesnya, tidak hanya untuk murid berarti untuk gurunya juga ya.
“Agar anak-anak bisa mempraktikkan, kita dulu (guru) yang bisa mempraktikkan.”
Kontribusi kita tidak hanya di kelas tapi juga di luar kelas.
🌸
Ada 4 kompetensi guru masa depan (kecerdasan yang dibutuhkan di masa depan) >>
1. Sikap Kritis
Sekarang apapun yang kita berikan ke anak-anak > kritisi > bener ga ini informasinya?
Misalnya: guru sekaligus peneliti bisa melakukan penelitian tindakan kelas, karena tugas seorang peneliti > segala sesuatu harus diuji.
Dengan sikap ini > bisa eksplor karir sebagai peneliti.
🌸
2. Kolaborasi
Praktikan kolaborasi di kelas tidak hanya saat di Komunitas Guru Belajar dan Temu Pendidik Nusantara.
Spirit kolaborasi > jam pelajaran semuanya bisa untuk kolaborasi.
Tugas guru adalah memberi contoh ke murid tentang cara kolaborasi.
Kolaborasi = bukan sekedar minta tolong ke guru lain (mata pelajaran yang berbeda) atau mengundang narasumber, tapi ada peran dari masing-masing pihak dan ada program yang berkelanjutan.
Dengan kemampuan kolaborasi ini > bisa meniti karier sebagai spesialis (ahli assessment) > kita pasti dicari ketika kita ahli dalam suatu bidang.
🌸
3. Etika dan Reputasi
Anak-anak sudah mengalami bahaya berinternet > etika.
Salah satu cara mengatasinya adalah dengan membangun percakapan di kelas tentang hal-hal yang dianggap ‘berat’ > misalnya tentang pilkada.
Cara untuk membangun percakapan adalah dengan menulis.
Bisa membangun karier menjadi penulis > membantu berpikir untuk sistematis.
Dengan menulis bisa membuat yang rumit jadi lebih terurai satu persatu, melatih kita untuk melihat lebih dalam dan utuh.
Latihlah diri sebanyak mungkin untuk menulis.
Menulis bisa untuk diri sendiri (pribadi) dan untuk orang lain (di-share di media sosial).
Menulislah bukan hanya untuk jumlah banyak buku yang dihasilkan.
🌸
4. Kreativitas
Kita harus mencontohkan kreativitas pada anak-anak kita.
Salah satu caranya bisa dengan membuat sumber belajar sendiri tidak hanya dari sumber pusat.
Buatlah sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan > jelas lebih efektif.
Dengan kreativitas > karier membuat bahan belajar.
Selain itu jangan lupakan perubahan yang pesat dalam bidang teknologi > yang jago teknologi itu banyak > tapi yang jago teknologi dan peduli pendidikan belum banyak > nah di sini peluangnya!.
 🌸
Kata kunci dalam menentukan karier adalah >> EKSPLORASI.
Untuk mengembangkan karier guru > butuh waktu > cocok yang mana?
Bisa sebagai peneliti/spesialis/menulis/membuat bahan ajar.
Fungsi utama sebagai guru = teladan bagi murid.
Jika kita tidak melakukan eksplorasi diri > kita memberikan pengalaman-pengalaman gagal pada murid.
Kenapa ingin menjadi guru? Karena kita ingin berkontribusi, menciptakan perubahan.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama