TPN - Kelas Kemerdekaan 2 - Menciptakan Lingkungan Positif di Sekolah
Membangun
Kebiasaan untuk Mencegah Perundungan (Bullying)
Pembicara:
Adelia Octoryta
Apakah kalian percaya bahwa: “Anak-anak
yang sudah kena bully di SD, bisa
jadi pelaku di sekolah lanjut.”?
Penyebab bullying >> perbedaan power
di interaksi sosial.
Cara mengatasi bullying >>
1. Buat kesepakatan (class agreement) > ada konsekuensi
2. Konsisten menerapkan>
kadang guru yang suka lupa menerapkan, anak-anak yang lebih ingat
3. Membentuk organisasi siswa di
sekolah > misalnya: OSIS, wakil siswa
Contoh yang sudah dilakukan di
sekolah:
Sidang di sekolah dilakukan pada
hari Jum’at dihadiri oleh wakil siswa, saksi, pelapor, dan terlapor. Guru bisa
mendampingi untuk anak-anak yang grogi. Ada sesi diskusi setelah rapat besar.
Sesi diskusi dilakukan bersama pendamping (ibu/bapak guru, rolling peran).
Melalui sidang ini diharapkan
anak-anak akan belajar menyelesaikan masalah. Selain itu belajar
mendokumentasikan suatu peristiwa (kasus-kasus bullying tadi dicatat di buku besar). Dengan adanya sidang seperti
ini diharapkan dapat mencegah bullying.
Dukungan
Positif untuk Mengelola Konflik di Kelas
Pembicara:
Karuningtyas Rejeki
Cerita dari sekolah alam di
Jogja, sekolahnya tidak menggunakan seragam, bebas menggunakan baju jenis apa,
bahkan anak-anak terbiasa nyeker (tidak menggunakan sandal) > bisa karena
lupa/diusilin temannya.
Peristiwa: kehilangan sandal
Cara mengatasi masalah kehilangan
sandal:
Sesuai dengan daur belajar
>> olah dulu datanya lalu baru dibuat kesimpulan (ga asal tuduh meskipun
ada anak yang dicurigai).
Jangan menghakimi sehingga anak merasa
tidak nyaman.
Jangan menghakimi sebelum adanya
pengakuan.
Jangan sampai anak yang mengaku
dapat respon yang negatif.
Harus sabarrr agar data
terungkap dari dia.
Pastikan anak-anak lain tidak merespon
negatif terlebih dahulu >> bisa coba ditanyakan ke anak-anak lain: “Jika
nanti pelakunya mengaku bahwa dia yang mengambil sendal, apa yaaa yang harus
kita lakukan?” dan ajaibnya ada anak yang memberi usul: “Kita kasih tepuk
tangan…!” Lalu disetujui oleh teman-temannya yang lain…
Wow! >> bukan artinya kita
menyetujui aksinya ‘mengambil sandal’ tapi kita menghargai sikapnya yang mau
mengakui kesalahannya.
“Karena sesungguhnya anak yang sedang dalam masalah > sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya (orangtua, guru, atau teman-temannya).”
Ciptakanlah rasa nyaman-aman
> agar anak dapat mengungkapkan perasaannya dengan jujur, dapat menceritakan
apa yang telah dilakukannya > hargai anak yang jujur.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Mendidik
dengan Kasih Sayang
Pembicara:
Nurwahdah
Baca QS. Ar-Rahman: 1-4
Menanamkan Ar-Rahman pada
anak-anak.
Sampaikanlah ilmu dengan penuh
kasih sayang.
Berusaha sesedikit mungkin
bicara yang intonasinya lebih tinggi daripada suara anak-anak.
Jadi ketika kita diam >
anak-anak sudah tahu ‘ngeh’ bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Kita tidak
perlu teriak-teriak ‘memarahi’ mereka.
Jika anak-anak diajari dengan
sepenuh hati, kasih sayang dan lemah lembut maka insya Allah apa yang kita
sampaikan lebih ngena.
Pembiasaan membaca al-Qur’an
> bertujuan menghadirkan Allah dalam hati kita.
Sesungguhnya di depan anak-anak,
kita tuh ‘luar biasa’ ketika mengerjakan sesuatu yang kita sendiri menganggap
itu hal yang ‘biasa’.
Fakta: “Umumnya kekerasan di
sekolah terjadi saat jam istirahat.”
Solusi: “Adakan kegiatan yang
positif untuk menyalurkan energi mereka > contoh membuka pojok literasi
sambil dinyalakan murottal.”
Bahkan dengan adanya solusi ini,
ada seorang anak yang terinspirasi untuk meminjamkan buku-bukunya yang ada di
rumah dibawa ke sekolah. Masya Allah!
Selain itu, seorang guru juga
harus bisa menjadi teman bicara anak-anak juga. Karena beberapa anak terkadang sangat
membutuhkan untuk didengar.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Membangun
Hubungan Positif dan Menyenangkan dengan Murid
Pembicara:
Rahma Paramita (Theraply Indonesia)
Pekerjaan guru > berhubungan
dengan manusia.
Begitu seorang anak percaya sama
gurunya >> dia seolah-olah akan mendapat kekuatan lebih untuk mengeksplor
lebih jauh saat belajar.
Hubungan positif = KEDEKATAN +
KEHANGATAN + NILAI POSITIF
Kedekatan >> fisik dan emosi
Kehangatan >> merasa
diterima dan bersikap responsif
“Sesungguhnya ‘kenakalan’ apapun yang anak-anak lakukan bukan untuk menyakiti/membuat kita (guru/orangtua) menderita, seringkali karena mereka belum mengerti bagaimana mengungkapkan apa yang dirasa/dipikir.”
Penyebab ‘kenakalan’ >>
CLTK (Capek, Lapar, Takut, Kesepian)
Cara mereka mengekspresikan rasa
tsb >> fight, freeze, flight
“Bermain = pekerjaan anak”
–Friederich Froebel-
Sunshine Circles >> Prinsip (Karakteristik Permainan)
yaitu:
1. Sederhana
2. Bersenang-senang bersama
3. Kedekatan, sentuhan, kontak
mata
4. Fokus pada saat ini
5. Tidak menyakiti
6. Guru yang memimpin kegiatan
Hasil riset Theraply Institute
Chicago “Nurture Your Classroom with Play”
menunjukkan bahwa:
“Anak-anak semakin tangguh, tantrum berkurang, agresivitas menurun, dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru semakin meningkat.”
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
0 Komentar