TPN - Kelas Kemerdekaan 1 – Ragam Strategi Belajar Sains



E-Science untuk SD
Pembicara: Natalia Woro

Fakta > “Siswa lebih canggih daripada guru.”
Masalah > “Beberapa sekolah melarang dengan keras penggunaan gadget di sekolah.”
Solusi > “Gunakan itu sebagai alat bantu belajar bagi anak!!!”
Jadi kita harus lebih di depan daripada mereka.
Manfaatkan teknologi untuk mengakomodir gaya belajar mereka.
Mereka = kids zaman now.
Teknologi >>> digital games, internet (email), microsoft office, ponsel dan aplikasinya.
Saintis itu menggunakan teknologi, jadi belajarlah memanfaatkan teknologi sejak dini.
Contoh di sekolah cikal: 
Anak kelas 5 SD sudah bisa mengerjakan PR menggunakan google docs > membuat diagram, kemudian juga bisa melakukan presentasi > mengatakan “Berdasarkan penelitian saya, saya mendapatkan hasil sebagai berikut …” (wow! anak SD loh, zaman semakin cepat maju karena teknologi yaa!”
Tantangan > “Internet yang harus didukung dengan jaringan yang stabil. Salah satu cara mengatasinya jika internet di sekolah kurang stabil, bisa men-download terlebih dahulu sumber-sumber yang dibutuhkan.”
Salah satu cara mengaplikasikan teknologi pada tugas sekolah bisa dengan membuat proyek yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran (misalnya: matematika, bahasa indonesia/english, dan sains/sosial).
Cek: https://www.sutori.com/
“Cara ini memang terjal di awal tapi setelah itu tugas guru (hanya) mendampingi, jadi lebih mudah akhirnya.”
“Ketika kita mulai menerima bahwa mereka adalah generasi digital (generasi Z). Bahkan dengan aplikasi yang sederhana mereka dapat menghasilkan tugas yang luar biasa, di luar bayangan kita.”


Lomba Roket Air: Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek
Pembicara: Intan Irawati

Nama proyek: roket air.
Materi yang dipelajari: fluida, Newton, dan GLBB.
Latar belakang proyek: awalnya anak-anak belum kebayang “apa sih manfaat belajar fisika…”, tapi setelah mengerjakan proyek ini (belajar sambil bermain) anak-anak menjadi semakin aktif, antusias, kritis, dan bersemangat.
Model pembelajaran: inquiry, discovery, & cooperative learning.
Selain membuat roket air, anak-anak juga membuat video proyek tersebut >> anak-anak belajar menghargai proses.
Tantangan proyek: membuat launcher roket air, selain itu karena minimal membutuhkan waktu 2 minggu, maka sebagian tahap proyek dapat dikerjakan di rumah lalu dilombakan di sekolah.


Strategi Penggunaan Metode Creative Problem Solving
Pembicara: Arni Idawati

Kegiatan pendahuluan: menentukan topik dan tujuan, fakta-fakta, serta analisis dan identifikasi masalah.
Kegiatan inti: eksplorasi data, tentukan permasalahan, gagasan, solusi, dan bangun penerimaan.
Kegiatan penutup: kesimpulan, refleksi, dan tes.
Berdasarkan metode ini, anak-anak menjadi lebih memahami konsep suatu materi.



Fun Science Puzzle
Pembicara: Aldi

Ide permainan ini muncul karena alat peraga yang tidak lengkap, jadi harus membuat media dadakan.
Hasilnya anak-anak tetap senang karena bermain sambil belajar.
Kurtilas (kurikulum 2013) itu lebih menekankan pemahaman konsep.
“Pembelajaran itu harus seru-menyenangkan dan harus menantang.”
Penjelasan fun science puzzle >>
Anak-anak dibagi 5 kelompok
Setiap kelompok diberi nama: tengkorak, anggota gerak atas, anggota gerak bawah, dada, dan belakang.
Guru menekankan bahwa ini bukan kompetisi melainkan kolaborasi > artinya anak-anak harus bekerja sama untuk membentuk 1 keseluruhan tubuh yang utuh.
Permainan ini mengingatkan saya tentang kompetensi yang harus dikuasai anak di abad 21 ini, yaitu: critical thinking, creative, collaboration, dan communication.
“Salah satu kebahagiaan seorang guru adalah melihat anak-anak didiknya bahagia belajar.” 

Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama