Berbagi Ilmu dan Rasa dari TPN 2017 (1/2)

Bismillahirrahmanirrahiim…

Quote di atas saya ambil di salah satu kajian Ust. Nouman Ali Khan.

Entah kenapa setelah menonton kajian itu, kata-kata tersebut selalu menari-nari di dalam kepala saya, mungkin karena apa yang beliau sampaikan di kajian tersebut benar-benar pas dengan apa yang sedang saya alami dan rasakan, jadi langsung ngena deh di hati.

Intinya bagi saya: jangan takut mencoba hal baru, kalau sudah memilih dan memutuskan satu hal, jangan nanggung! Nyelam sekalian! (Itu bahasa simple-nya…hehe). Kalaupun nanti gagal, it’s okay
Kegagalan bagus untuk menunjukkan pada kita apa yang perlu diperbaiki dan apa yang kuat di dalam diri kita.
Hmmm, yang mau saya highlight di quote itu adalah trying new staff.

Yap! Dunia pendidikan (anak-anak) adalah hal baru bagi saya.

Saya yang sebelumnya sangat akrab dengan dunia penelitian, berkutat dengan hal-hal di laboratorium, diskusi ilmiah, dan hal-hal sekitar itu, sekarang beralih ‘nyemplung’ ke dunia pendidikan anak-anak.

Saya yang sebelumnya sangat akrab dengan benda-benda di sekitar yang rapi, terstruktur, dan diperlakukan dengan penuh kehati-hatian serta ruangan yang relatif tenang nan sunyi, sekarang beralih dengan benda-benda yang tidak bisa bertahan lama untuk rapi dan terstruktur, ruangan yang penuh celotehan dan pertanyaan-pertanyaan ajaib anak-anak, serta kejutan-kejutan lainnya yang random! Hahaha.

Apakah saya shock dengan perubahan itu?

Ohyaaa tentu saja! Di awal-awal saya mengajar, setiap pulang rasanya energi saya habisss, tidak bisa ngapa-ngapain lagi, mau baca buku pun ga kuat karena badan, terutama mata ga bisa diajak kompromi.

Menyesal ga? Oh tentu saja tidak! Alhamdulillaah ada sesuatu ‘yang panjang kalo dijelaskan di sini, hehe’ yang membuat saya yakin ini pilihan saya dan ada banyak kemudahan dan tanda yang Allah berikan hingga saya bisa merasakan hal baru ini dan menikmatinya.

Jadi apa yang saya lakukan untuk mengatasi keriweuhan saya di tahun pertama mengajar?

BELAJARRR!!!
Itu pilihan kata yang tepat untuk siapapun yang mau bertahan di pilihan yang sudah diambilnya.
Belajar dari teman-teman baru (baca: rekan kerja), dari buku, dari internet, bahkan dari anak-anak!

Saya sadar ketika saya memilih untuk mencoba melamar menjadi guru di SD Mutiara Bunda, saya tidak punya pengalaman apa-apa dalam mengajar anak-anak. Adanya pengalaman bermain sama anak-anak, hehe. Eh tapi kan belajar dan bermain dalam dunia anak-anak emang erat kan yaaa, jadi saya PD (Percaya Dia “Allah”) aja kalo saya insya Allah bisa, nanti untuk seterusnya ya itu tadi harus belajar untuk mengejar ilmu “Bagaimana menjadi guru yang baik”.

Ohya selain itu yang membuat saya lagi-lagi bersyukur, awalnya saya melamar menjadi asisten guru, dengan alasan latar belakang saya bukan dunia pendidikan dan saya mau belajar “learning by doing” dulu gitu dengan mengamati rekan kerja yang tentu lebih berpengalaman. Eeh pas wawancara ditawari “berminat menjadi guru sains kah?” Waaah antara senang dan takut ga bisa, tapi akhirnya digerakkan sama Allah untuk menjawab “Iya mau”. Alhamdulillaah yaaa ga jauh-jauh dari dunia sains (lagi), saat itu yang terbayang adalah nanti bisa melakukan berbagai eksperimen bersama anak-anak.


“Mir, ini udah hampir 500 kata tapi koq belum cerita apa yang ada di judulnyaaa???”


Hehehe sabar yaaa… Gatel mau curhat, soalnya itu adalah pengantar bagaimana saya bisa menemukan (atau dipertemukan sama Allah) acara keren ini “Temu Pendidik Nusantara”.

Baiklah intinya tahun pertama mengajar saya merasa sangat sangat tidak maksimal, kadang merasa bersalah sama anak-anak yang saya ajar jangan-jangan saya tidak memenuhi hak mereka, merasa belum bisa memenuhi target-target administrasi (saya merasa menjadi ‘alien’ ketika pertama kali mendengar lesson plan, unit plan, program plan, dan bahasa-bahasa asing lain yang saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencerna kemudian memahami apa tujuan buat-buat begituan, hehehe).

Mungkin yaaa, kalo guru juga ada rapotnya, yang ada di bayangan saya adalah nilai saya banyak yang merah, hehe. Atau istilah yang sekolah zaman now gunakan yaitu di bawah kkm. Lalu kalo pun ada narasi rapot buat guru, sepertinya akan ada kata-kata: “Saat ini Miranti sedang berusaha untuk lebih fokus ketika bla bla bla “, atau “Adakalanya Miranti harus diingatkan agar menyelesaikan tugas administrasinya dengan tepat waktu.” Eh tapi kalo yang tentang pekerjaan administrasi ini emang masih PR besar buat saya, manajemen waktu harus diperbaiki lagi! *uhuk*. Manajemen anak juga masih harus belajar banyak! Huhuhu.

Maka di tahun ke dua saya mengajar, ada setitik cerah cahaya karena sudah mengenal ritme di Mutbun, hehe *episode stress-nya sudah mulai berkurang. Alhamdulillaah… Saat pulang kerja rasanya tidak terlalu kehabisan energi seperti saat tahun pertama. Jadi bisa mengerjakan hal lain, salah satunya adalah (kembali) menulis seperti yang sampai saat ini masih saya lakukan dan tentunya membaca buku 😄💖💖💖

Sayapun membuka lagi rencana belajar yang sebenarnya sudah sejak tahun pertama saya siapkan. Biasanya saya banyak belajar tentang “Bagaimana menjadi guru yang baik” dari artikel yang saya temukan di website guru (kebanyakan website luar negeri karena saya langsung fokus nyarinya tentang science teacher) atau dari video-video di youtube.

Tapi koq ya seperti ada yang kurang gitu kalo hanya belajar di dunia maya, ingin rasanya bertemu teman-teman baru yang juga sedang belajar dan berjuang di dunia pendidikan, mendapat cerita langsung dari mereka, serta ingin pula berjumpa guru-guru yang kaya ilmu dan rendah hati untuk berbagi. Tapi kalo misalnya mau sekolah lagi koq kayaknya masih ragu yaaa, mau ikut short course gitu, berarti harus persiapan dulu *Duh mir…, mau belajar koq banyak tapi-nya siiih, astaghfirullah*.

Alhamdulillaah niat ingin belajar di dunia ‘nyata’, bertemu teman dan guru secara fisik, Allah kabulkan dengan dimulai dari menemukan info tentang Pesta Pendidikan *duh tapi saya lupa siapa yang memberitahu tentang info ini atau tiba-tiba saja infonya muncul di newsfeed Facebook yaa*.


Intinya, mendaftarlah saya sebagai peserta di salah satu sesi sharing Pesta Pendidikan di UPI, Bandung. Eh ternyata saat dimasukkan ke grup WA, ada 2 anggota grup yang juga ternyata teman kerja di Mutbun (Bubu dan Bu Kinkin), dan salah satunya juga jadi pembicara di UPI nanti, keren! Awalnya sempat ragu bisa dateng ga ya soalnya masih jam sekolah dan saya ngajar sampe jam 14.30 sedangkan acaranya jam 14.00 gitu, gpp deh telat pikir saya. Tapi ternyata godaan selanjutnya adalah hujannn derasss, duh, tapi udah niat dan udah izin jadilah pas udah reda (jam 15.00 kurang sedikit) saya langsung pesen ojek on line dan meluncur ke UPI. Alhamdulillaah masih bisa menyimak 3 pembicara (tapi yang pas bagian teman saya tinggal bagian ujungnya doang…huhu, maafkan aku, Bu Kinkin…).

Setelah dari sana, saya kepoin siapakah yang mengorganisir acara Pesta Pendidikan ini… Dan saya temukan jawabannya: Kampus Guru Cikal. Pencarian pun berlanjut tentang apa itu Kampus Guru Cikal, apa saja aktivitasnya, apa yang sudah mereka lakukan, koq sepertinya seruuu yaaa, pekerjaan guru jadi tampak keren dan menyenangkan serta profesional.

Singkat cerita saya menemukan kegiatan tahunan mereka yang bernama Temu Pendidik Nusantara (TPN). Saat tahu tentang ini saya langsung meniatkan diri “bismillaah” mau ikutan aaah, belajar dari guru-guru se-nusantara.

Beberapa minggu kemudian saya mendapatkan info bahwa ada undangan Menulis Buku Merdeka Belajar dalam rangka menjelang acara TPN. Wah pas banget saya lagi rajin menulis di blog (kalo suka menulis emang dari dulu, tapi kalo rajin menulis di dunia maya baru tahun 2017 ini sejak bergabung di Komunitas Institut Ibu Profesional). Maka iseng-isenglah saya mengisi form, mengirimkan naskah, dan kemudian harap-harap cemas. Oiya selain niat ingin berbagi apa yang saya alami di kelas, ada motivasi terselubung saat ikut undangan menulis ini yaitu dapet tiket TPN gratis, wah! *cepet banget sih radarnya kalo ada yang gratis-gratis gini, haha!*. Alhamdulillaah setelah menunggu dengan harap-harap cemas, tulisan saya terpilih, walaupun sebelumnya ada revisi *tapi saya senang karena direvisi artinya ada yang peduli untuk memperbaik tulisan saya*, yang penasaran tentang buku ini bisa cek tokopedia Kampus Guru Cikal.

Ohya sebelum ada info undangan Menulis Buku Merdeka Belajar, ada lagi info yang menarik yaitu beasiswa anggota Komunitas Guru Belajar untuk mendapatkan tiket TPN gratis. Nah ini pembukaan beasiswanya baru ada setelah undangan Menulis Buku Merdeka Belajar *kalo tidak salah*. Maka karena merasa belum tentu dapet tiket dari menulis buku, maka saya coba juga mendaftar beasiswa ini. Form pengajuan beasiswanya cukup simpel menurut saya *tidak seperti beasiswa belajar dari dikti atau LPDP tentunya, hehe*. Alhamdulillaah beasiswa ini pun saya juga lolos, yeaaay semakin tidak sabar berpetualang di TPN!

Nah persiapan selanjutnya adalah packing *eh kayak mau kemana ajah*. Hahaha, entahlah padahal ini acaranya di Jakarta dan di dekat rumah Eyang lagi! 15 menit naik ojek on line sampai kalo tak macet, daerah Ragunan soalnya. Tapi tetap kerasa excited-nya kayak mau liburan kemana gitu, tak sabar mau belajar ceritanya!

Bukan… Bukan… Hal yang harus disiapkan selanjutnya ternyata adalah memilih kelas belajar!

Wah maksudnya apa nih memilih kelas belajar?
Iya jadi ini seperti setiap awal perkuliahan di kampus, kita bisa memilih kelas-kelas untuk beberapa mata kuliah pilihan. Begitu pun ini, tidak ada kelas wajib tentunya, yang ada semua pilihan.

Masalahnya adalaaah semua pilihan kelasnya bagus-bagusss. Oooh tidak, saya galau memilih kelas seperti galau memilih buku-buku bagus tapi harus pilih satu! Hehehe.
Oke agar yang baca tulisan ini memahami kebingungan saya *hehe, bingung koq dibagi-bagi*, ini adalah foto kelas-kelas yang kemaren ada TPN:




Tuhkan… Bener ya semua kelas bagus-bagus dan bikin galau memilih!

Akhirnya setelah membaca satu persatu penjelasan detail tentang setiap kelas *sungguh ini membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi untuk membaca penjelasan kelas yang jumlahnya seratus lebih, ga bisa sekali duduk langsung beres ini mah*, lalu saya tandai beberapa yang menarik, lalu beberapa yang menarik tadi saya baca lagi, lalu saya pilih satu, sesederhana itu? Ooooh tidak, setelah ngobrol dengan teman-teman yang juga berencana ikut TPN (Bu Daily, Bubu, Bu Lala), timbullah kegalauan *jadi kita maunya jangan ada kelas yang sama agar nanti bisa berbagi apa yang didapat, hehe, kebalikan zaman kuliah dulu yaa, maunya samaan, maunya barengan*, akhirnya saya baca lagi pilihan kelasnya, saya tandai lagi beberapa, saya baca lagi yang beberapa, baru saya pilih lagi satu… Hahaha, dulu kayaknya saat kuliah ga seriweuh ini deh memilih kuliah pilihan, ini koq ya bolak balik milih, ubah, milih lagi, ragu, cek lagi, baru deh yakin.

Rasanya baru kali ini mau memilih kelas sampe segini excited dan pengennya milih sebanyak mungkin... hehehe


Akhirnya kelas belajar yang saya pilih adalah:

🌱S1K119 Ragam Strategi Belajar Sains
>>karena saya guru sains jadi jelas saya butuh inspirasi fresh dari guru-guru sains di sekolah lain.

🌱S2K107 Menciptakan Lingkungan Positif di Sekolah
>>karena saya yakin lingkungan yang positif adalah salah satu modal utama yang mendukung transfer ilmu berjalan mulus.

🌱S3K214 Pengembangan Karier Guru
>>karena saya penasaran sesibuk-sibuknya guru masih bisa ya mengembangkan karier? Karier yang seperti apa? Tidak mengganggu jam mengajarnya kah? Aaah tak sabar mendapat motivasi untuk terus tumbuh.

🌱S4K201 Menulis & Menerbitkan Buku dengan Cara Mudah & Menyenangkan
>>karena bagi saya judulnya sukses memikat bagi yang suka menulis, gimana caranya bisa menerbitkan buku dengan cara mudah dan menyenangkan? Intinya ini kelas yang paling bikin penasaran.

🌱S5K313 Serunya Menjadi Penggerak Komunitas Guru Belajar
>>karena saya selalu tertarik dengan komunitas yang tumbuhnya berdasarkan kesamaan mimpi, berdasarkan sukarela dan komitmen pastinya, ingin kenal lebih dekat orang-orang yang seperti ini, biar ketularan jiwa baiknya.

🌱S6K4 Belajar Membuat Media Belajar & Seru Jadi Penulis Buku
>>karena memang membuat media belajar itu gampang-gampang sulit jadi semoga di sini dapet ide-ide yang bisa dibawa pulang untuk dipraktikkan, selain itu butuh motivasi juga dari guru-guru yang sudah menulis buku semoga bisa mengikuti jejak mereka.


Baiklah anggaplah yang di atas tadi adalah part-1 dari keseluruhan cerita tentang TPN.

Atau bisa dibilang pra-TPN karena isinya curhatan saya yang akhirnya menemukan TPN dan persiapan TPN yaa, hehehe, terima kasih sudah membaca 😊😊😊

Penasaran di acara tersebut ngapain aja? Silahkan baca di postingan selanjutnya yaa…
Berbagi Ilmu dan Rasa dari TPN 2017 (2/2)
Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama