International Islamic
Parenting Seminar:
Raising a Mindful
Family
Dr. Mohamed Rida
Beshir
Canadian Islamic Marriage and Parenting & Co-Author of
Best Seller “Parenting Skills: Based on the Qur’an and Sunnah”
Ust. Adriano Rusfi,
S.Psi
Psychologist, Human Resource Trainer, & Consultant
Marriage >>
long-life education.
Umat Islam >> khairu ummah, salah satu persiapan
mewujudkan itu adalah melalui pernikahan.
Pernikahan yang seperti apa?
Pernikahan untuk membangun sebuah keluarga dengan “kesadaran
yang penuh”, kemudian memenuhinya pula dengan kasih sayang dan cinta atas dasar
penghambaan pada Allah SWT.
Karena pernikahan zaman sekarang memiliki tantangan yang
jauh berbeda dibanding era-era sebelumnya. Pasangan suami-istri hendaknya
memahami betul siapa dirinya, seperti apa pasangannya, dan bagaimana tantangan
dari lingkungan sekitarnya.
Di seminar ini, kita diajak untuk menggali lebih dalam tentang nilai-nilai parenting.
Pada diri kita telah ada hikmah-hikmah “bagaimana cara
menjadi orangtua yang baik”, karena ketika Allah telah memberi amanah, maka
secara otomatis Allah pun memberi bekal di dalam diri kita.
Naaah masalahnya adalah…
Kadang kita belum sadar bagaimana mengamalkannya.
Maka kita butuh kajian-kajian seperti ini untuk membangunkan
kedasaran tersebut.
Jadi tujuan diadakannya seminar ini adalah sebagai
stimulator/’penyiram’ agar kita bisa menggali dari dalam diri bagaimana cara
mendidik anak-anak kita.
Mendidik anak >> unik, karena setiap anak pun >>
unik.
Tidak bisa disamakan mendidik satu anak dengan anak yang
lainnya.
Kita tidak hanya membutuhkan teori parenting, tapi juga seni
dan intuisi tentang parenting.
***
BLISSFUL MARRIAGE,
RIGHTEOUS YOUTH, STRONGER UMMAH
Sebelum memberikan materi, beliau bertanya: “Kamu di sini karena alasan apa?”
Karena pembicara yang menarik/acaranya Masjid Salman/mencari
keberkahan-Nya?
Deg! Langsung merasa ‘tertampar’ untuk meluruskan niat, niatkan untuk mencari ilmu dan keberkahan-Nya…
Bismillahirrahmanirrahiim...
BLISSFUL MARRIAGE
Pernikahan dalam
Pandangan Masyarakat Amerika Utara
“Marriage is a 3-ring circus: engagement ring, wedding ring,
and suffering.”
“Marriage are made in heaven, but so again are thunder and
lightning.”
Jadi, pernikahan merupakan perpaduan antara sengsara dan
bahagia.
Rata-rata Perceraian
di Amerika Utara
Sekitar 30%
Apa penyebabnya?
...
Comment on the
Process of Selection
Guideline for Men
"The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon
him) said that a woman may be married for her wealth, her beauty, her lineage
or her religious commitment, and he (peace and blessings of Allaah be upon him)
encouraged marrying the one who is religiously-committed."
(Al-Bukhari and Muslim)
So select the one who is religious, otherwise you are at loss.
Guideline for Woman
"If there comes to you one whose religious commitment and attitude pleases you, then marry [your
female relative who is under your care] to him, for if you do not do that,
there will be tribulation on earth and much corruption.”
Keys to Blissful and
Successful Marriage
Strong Commitment
from Both Spouse for Marriage
QS An-Nisa: 21 >> Mitsaqan Galiza (perjanjian yang
kuat)
Pernikahan >> hubungan yang serius >> komitmen
yang kuat antar kedua pihak.
Pernikahan >> kontrak yang melibatkan kepercayaan dari
Allah.
Sedangkan perceraian >> dibolehkan tapi tidak disukai
Allah.
Trust and
Faithfulness
Following the Prophetic guidance:
Opposite gender interaction >> ketika sudah menikah
kita harus memahami batasan interaksi antara laki-laki dan wanita yang bukan
muhrim.
Transparancy and clarity >> katakan pada
teman-teman/orang-orang di sekitar anda bahwa ini adalah pasangan anda.
Proper Understanding
of Islamic Marital Concepts
Islamic Marital
Concepts: Objective of marriage, Gender relations, & Spousal Obligations
Objective of marriage
>> stronger faith & achieving sakan
“Pasangan artinya saling suportif, mendukung ke arah yang
lebih baik agar mendapat pahala dari Allah SWT.”
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum: 21)
Key words: “sakan” >> comfort, serenity, satisfaction,
protection, shelter, being yourself.
Gender relations
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. …” (QS At-Taubah: 71)
Lesson from this ayah:
Gender relations in Islam
“Auliya” >> Supporting and protecting each other
Cooperating with each other for righteous
Sesungguhnya perdebatan tentang superioritas antara
laki-laki vs wanita sudah terjadi sejak dulu.
“Be careful of your duty to your Lord, who created you from
a single soul.”
“Woman are the twin complements of men”
Equality for both gender, there is no superiority.
Seperti kita membutuhkan malam dan siang, tidak ada salah
satu yang lebih baik.
“A happy marriage is about give anda take. A husband >
give; a wife > take.”
Spousal Obligations
In your view, what are your spouse obligation?
Jawaban dari peserta wanita: memenuhi nafkah lahir dan batin, bertanggung jawab dalam pendidikan keluarga, dst...
Jawaban dari peserta laki-laki: selalu ada setiap dibutuhkan, menjalankan tugas rumah tangga, dst...
QS 2: 228 >> “So everything I want to from my
wife/husband, I must do the same!”
Husband-Wife Dynamics:
- Treating one another with respect, love, and gentleness.
- Providing companionship for each other.
- Helping each oher to be better Muslim(ah).
- Fulfilling each other emotional and intimate needs.
- Dealing with each other based on the proper understanding of qawamah, obedience of wife to husband in Islam, and status of woman in Islam.
Ust. Adriano Rusfi
Dalam pernikahan yang PENTING adalah >> kesediaan untuk menderita “rela
diapa-apain” (tentu masih dalam koridor agama Islam)
Tentang pernikahan…
Bayangan >> pernikahan itu surga, selalu indah.
Nyata >> pernikahan itu seperti bahtera, ada hujan,
badai, bahkan hiu!
”Kesediaan untuk menderita tersebut menjadi kekuatan untuk
mempertahankan rumah tangga.”
“Mitsaqan ghaliza”
>> perjanjian yang teramat kuat.
Perjanjian ini bukan semata-mata kontrak sosial, tapi juga
janji sama Allah.
Kalo janji sama Allah, tentu tidak mudah untuk memutuskan
begitu saja.
Dalam salah satu kitab sunnah tertulis:
“Kenapa akad nikah diucapkan dalam bentuk fi’il madhi (past tense), begitu pula jawaban yang diberikan. Karena akad nikah itu hanya formalitas akan sesuatu yang telah Allah tetapkan sebelumnya.”
“Pernikahan itu bukan hubungan yang top-down, tapi equal.”
“Kata ‘auliya’ (di QS At-Taubah: 71) bermakna ikhlas untuk
saling mendukung dan melindungi.”
Berdasarkan data
kementerian Agama RI:
“84% perceraian terjadi di 5 tahun pertama dengan
alasan-alasan yang sepele.”
Dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa kesiapan suffering
pasangan-pasangan tersebut rendah.
Hanya ada dua pilihan dalam menghadapi problematika rumah
tangga >> mau cengeng lalu menyerah atau terus bertahan.
Apa saja problematika
dalam rumah tangga?
1. “Bagaimana
menyatukan 2 pribadi?”
Sumber perbedaan itu mulai bermunculan: perbedaan pola asuh,
perbedaan latar belakang pendidikan, perbedaan budaya, perbedaan asumsi,
perbedaan cara mengatasi suatu masalah, dst.
Coba baca tulisan ust. Aad tentang “Menikahlah Sebelum
Mapan” >> karena kemapanan itu karunia sekaligus ancaman.
2. Finansial
Sudah fitrahnya bahwa bagi seorang laki-laki, kehormatannya
akan turun ketika ia tidak bisa memenuhi kebutuhan finansial keluarganya.
Sudah fitrahnya bahwa bagi seorang wanita, ketika secara
finansial terpenuhi maka suaminya disayang, tapi ketika ketika secara finansial
tidak terpenuhi maka suaminya ‘ditendang’.
3. Pendidikan Anak
Dalam al-Qur’an sangat ditekankan peran Ayah dalam
pendidikan anak (Surat Luqman).
Tetapi kenapa setiap ust. Aad memberikan seminar tentang
peran Ayah dalam pendidikan, yang datang selalu lebih banyak wanita, bahkan di
suatu tempat jumlahnya sangat kontras: 3000 wanita vs 1000 laki-laki.
Jadi agar berjalan se-frekuensi, suami-istri harus sama-sama
belajar parenting.
4. Keterlibatan pihak
ke-3
Siapakan pihak ketiga itu? Biasanya adalah mertua.
Terkadang para suami harus lebih tegas untuk menyadarkan
mertuanya bahwa anaknya sudah menjadi istri.
Intervensi mertua jangan sampai berlebihan >> wibawa
suami menjadi tidak tegak.
Nurturing Allah’s
gift of Mawadah and Rahmah
QS 30: 21 >> Marriage is one of Allah’s gift.
SAKAN >> Allah’s gift to married people >>
mawadah dan rahama.
Tugas kita adalah merawat karunia yang Allah berikan
>> jaga keharmonisan rumah tangga.
No body is perfect >> mistakes are normal >> ada
penerimaan >> fokus pada hal-hal positif yang dimiliki pasangan, bukan
fokus pada hal-hal negatifnya.
Tips untuk suami-istri: jangan membandingkan istri/suami
dengan teman atau orang lain, menggunakan kata “seandainya …” apalagi diucapkan
di depan pasangan secara langsung >> itu dapat menyakiti hatinya.
Misalnya: “Seandainya masakan kamu seenak masakan wanita ini” (ketika sedang
makan di café) atau “Seandainya tubuhmu seramping model di majalah ini”
>.<
Syarat istri sholeha? Istri yang taat >> ada kaitannya
dengan kata ‘aulia’ >> protecting and supporting >> ketaatan sangat
membantu banyak hal.
Ust. Adriano Rusfi
Imam Syafi’i: “Saat taatku berkurang pada Allah, jangankan
istri dan anakku, anjingku pun tak taat padaku.”
Ini menunjukkan bahwa ketaatan kita pada Allah akan
mempengaruhi ketaatan orang bahkan makhluk hidup lain disekitar kita. Maka
taatlah kepada Allah.
Ingat! Yang menguasai
hati kita adalah Allah. Allah-lah yang menjinakkan hati manusia.
Karena yang paling liar di dunia ini adalah hati manusia.
Laki-laki yang lebih unggul (ketakwaan serta keilmuan)
>> qawamah didapat >> wanita akan taat padanya.
Laki-laki dituntut harus kuat!
Kekuatan finansial seorang laki-laki bisa dijadikan kekuatan
untuk mengatur pendidikan keluarga.
Bagaimana kita bisa menerima pasangan kita?
“Istri/suami kita adalah cerminan diri kita.”
Jangan sampai ada jarak yang terlalu lebar antar pasangan
>> penyebab perpisahan ‘perceraian’.
Pilihlah pasangan yang sekufu.
Kesadaran untuk menerima pasangan >> ikhlas.
Tips! Ketika ingin memilih pasangan jangan terlalu banyak
syarat, cukup bagi laki-laki >> wanita dan muslimah; bagi wanita >>
laki-laki dan muslim. Karena semakin banyak syarat maka memperkecil
probabilitas.
Sampaikan kriteria spesifik dalam memilih pasangan hanya pada Allah bukan pada manusia.
Apply the Qur’anic
Rule of Communication
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS Al-Isra’:
53)
The Prophet’s Example:
- Always conveyed respect and consideration
- Always used descent language and good words
- Confirmed what other person said
- Did not blame or point finger
- Faced the person talking to him
- Gave advice gently
- Illustrated what he was saying
- Never called others bad names
- Never cut a person off while talking
- Never got angry for personal reason
- Never raised voice
- Repeated himself to make sure he was clear
.
Conclusion
“Walk the Extra Mile”
Prophetic Advice
The best you is the best to his family.
The Prophet of Allah SAW said: “If a woman prays her five (daily prayers), fasts her month (Ramadan), guards her chastity and obeys her husband, it will be said to her: ‘Enter Paradise by whichever of the gates of Paradise you wish.'”
Let no one of you hate his spouse, if he hates something,
there must be other things that he loves.
RIGHTEOUS YOUTH
“Balanced parenting leads to reaping the fruits of righteous
child.”
“Our children are the biggest investment of life & road
to jannah.”
Components of
Excellent Parenting
Vision
Have a vision >> your child
as an adult.
Aspire your child to be like the
generation of Prophet’s friends.
Qualities >> “proud to be a
Muslim” and have self confidence.
- Strong in belief
- Love & accepted
- Capable & highly skilled
- Critical thinker
Knowledge
Areas of knowledge:
- Islamic knowledge in general
- Islamic parenting principle
- Knowledge of children’s development stages
- Knowledge of children’s environment
Important Islamic Parenting Principle
Parenting is a shared
responsibility
Link the child to the Creator
Jaga amarah & jangan
menunjukkan sikap frustasi
Jaga ucapan. Don’t: “Allah ga suka
kamu gini/gitu, nanti kamu masuk neraka!”, Do: “Allah suka kamu gini/gitu,
nanti kamu masuk surga.”
Development Stages Whose Approval Matters
Age
|
Trends
|
1-3
3-6
6-9
9-12
12-up
|
Fully captive to their parents
Start observing more what is
around them, how other kids are behaving
Some shifts toward the approval
of their peers
More shifts toward the approval
of their peers
Strongly drawn to fit and be
accepted by their peers
|
Healthy
family atmosphere
Memberikan teladan yang baik, tidak
hanya sekedar memerintah.
“Children do what you do, not what
you said to do.”
Willingness
to change
Self-search & self-improvement.
“Scrunizing our parenting actions
to improve our parenting skills.”
Scrunizing = evaluasi, refleksi,
muhasabah.
Balanced Parenting = Islamic Parenting
Parent’s qualities:
- Build relationship on care and love, not control and order.
- Befriend with our children
- Willing to gain knowledge and change perspective and habits
- Understand children and teens development stages
- Active and nurture the fitra in them
- Reason up and explain wisdom
- Make sure what you present as Islamic life is not dull and miserable
Wisdom
- The parent’s best asset.
- Islamic Parenting >> it starts with the parents!
- Parents as an educator and coach > instilling important concepts
- Allah is our Creator, the AlMighty loves you
- Prophet Muhammad is our role model
- Our realhome is in the ‘hereafter’
- Allah is wiith you all the time, supporting and watching
- We are accountable for actions and the use of our sense
- Be keen about people are those who benefit others
- Allah may test us with ease & hardship "Verily, After Hardship Comes Ease"
Cek!
Dr. Mohamed Rida
Beshir’s Book Best Seller “Parenting Skilss: Based on the Qur’an and Sunnah"
0 Komentar