Memaknai Fenomena “Super Blue Blood Moon”
Prof. Dr. Taufik Hidayat. DEA. (Ilmuwan Astronomi)
Masjid Salman ITB – Bandung
Rabu, 31 Jan 2018


Gerhana bulan merupakan salah satu tanda alam yang menunjukkan kebesaran Sang Pencipta.
“kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.”“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”-QS. Ali-Imran: 189-191-
Janganlah bersujud pada matahari dan bulan, sujudlah pada Allah…
Jika kita memperhatikan alam semesta ini, yang begitu teratur… Di balik keteraturan alam, berbagai macam fenomena yang terjadi di alam, ada Sang Pencipta…
Dahulu, fenomena gerhana dianggap berita buruk, misalnya: legenda bulan ditelan oleh naga (Cina), racun yang disebarluaskan di muka bumi (Jepang), legenda bulan ditelan oleh Batara kala (Jawa).
Sesungguhnya semua itu adalah takhayul, yang kini dapat dijelaskan melalui penyelidikan sains.
Begitupun di zaman Rasulullah SAW, peristiwa gerhana ini dihubungkan dengan meninggalnya putra Beliau, Ibrahim.
...
Dari peristiwa tersebut, Rasulullah mengajak untuk mengingat Allah, dengan berdzikir dan berdo’a.
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo’a kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah” (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904)
Rasulullah berpesan agar kita tidak percaya pada takhayul >> pahamilah mekanismenya >> insya Allah akan meningkatkan iman kita.
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ’Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. -QS Ar-Ra’d: 2-
Berdasarkan ayat tersebut dapat kita ‘saksikan’ kepatuhan benda-benda langit pada aturan Sang Pencipta.
Benda-benda langit yang super besar aja patuh, lah kita (yang hanya secuil partikel dibandingkan alam semesta ini) patuh juga kaah? T_T
Jika kita bandingkan antara gerhana bulan dengan gerhana matahari, memang gerhana bulan tidak se-spektakuler gerhana matahari.
Meskipun begitu, kedua peristiwa tersebut sebaiknya menjadi momen ‘hening sejenak’ yang bisa dinikmati bersama >> mentafakuri kebesaran-Nya.
Semoga dengan peristiwa ini membuat kita menjadi semakin termotivasi untuk mempelajari al-Qur’an dan sains >> menggali hikmah lebih dalam.

Tholabul ‘ilmi merupakan kewajiban setiap umat Islam.


Di dalam Islam kita –manusia- diajarkan untuk mentafakuri ciptaan-Nya >> mencerna apa yang terjadi di balik peristiwa gerhana >> memahami ayat-ayat semesta.
Jika dibandingkan dengan peristiwa gerhana pada tahun 1980an, respon masyarakat kali ini sangat kontras, dulu sebagian besar masyarakat takut keluar rumah karena percaya akan ‘legenda-legenda’ dari mulut-ke-mulut, namun kini masyarakat berbondong-bondong ingin menyaksikan dan penasaran tentang penjelasan di balik fenomena tersebut.
Semoga ini merupakan salah satu tanda kebangkitan sains >> tanda kebangkitan Islam. Insya Allah…





FYI,
Mengapa dinamakan “Super Blue Blood Moon”?
Ini merupakan gabungan dari tiga fenomena bulan:
Super moon: disebabkan oleh bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi sehingga tampak 14% lebih besar & 30% lebih terang dari biasanya.
Blue moon: julukan bagi bulan purnama yang muncul kedua kalinya dalam satu bulan kalender.
Blood moon: disebabkan oleh cahaya biru dari matahari dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi dan hanya meloloskan cahaya merah.
Terjadinya tiga fenomena secara bersamaan ini adalah peristiwa yang langka, terakhir kali terjadi 152 tahun yang lalu.

Wallahu A'lam Bishawab
Tags: Catatan Kajian Islam

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama