Bukan Kutu Buku, tapi Pemulia Buku
Catatan Workshop: Membaca Itu Nikmat
Bersama Pak Adi Wahyu Adji
Oleh Rumah Belajar Literasi – Institut Ibu Profesional Bandung
Jumat, 30 Maret 2018
@Bandung Creative Hub



Akhirnya bisa juga ikutan acaranya RB Literasi IIP Bandung, setelah berkali-kali gagal karena kalo weekday tentu gak bisa (jadwal ngajar), kalo weekend jadwalnya bentrok mulu (sok sibuk😜).

Kenapa sih tertarik ikut acara ini?
🍁Karena pertama, aku emang suka membaca, tapi punya dilema dengan waktu membaca yang rasanya kok kurang yaaa & kecepatan membeli buku baru lebih cepat daripada kecepatan membaca, jadilah ada beberapa buku yang masih mengantri manis di rak *dan hmmm rasanya yang memiliki masalah ini bukan aku seorang, ada banyakkk, hehe, cari temen.
🍁Karena kedua, pengen tahu banget tips & trik membaca cepat itu gimana? Emang bisa ya baca buku apapun secara cepat? Jangan-jangan ada yang salah dengan cara membacaku selama ini.
🍁Karena ketiga, aku lagi giat-giatnya mengajak anak-anak di sekolah tempatku mengajar untuk suka membaca (karena berdasarkan info yang kudapat, minat baca orang Indonesia itu sangattt rendah). Nah, ketika menuntut anak-anak untuk suka membaca, itu secara gak langsung menuntut diri sendiri untuk lebihhh suka membaca. Bukankah memberi keteladanan itu lebih berhasil daripada sekedar dengan kata-kata?

Jadi, apa saja yang kudapat saat workshop kemaren?
BANYAAAK😍
Alhamdulillaah🌸

Setelah ikut workshop, langsung berniat ini harus ditulis pengalamannya, kerennn banget, semoga semakin banyak yang berambisi untuk suka membaca buku dan membaca buku dengan tuntas! Jangan kayak aku yang suka tumbang di tengah jalan *duh, ini penyakit yang harus banget disembuhkan…heu

Profil narasumber:

Baiklah, berikut cerita dari kegiatan workshop “Membaca Itu Nikmat”:

Sebelum mulai belajar, kami diajak menjawab survey:
(Semua peserta diminta berdiri, Pak Adji akan membacakan suatu pernyataan, jika itu sesuai dengan yang dilakukan peserta maka peserta tetap berdiri, jika tidak maka boleh duduk.)

Apa saja isi surveynya?

1. Jumlah buku yang dibaca 1 tahun terakhir
a. 1-3 buku; b. 4-6 buku; c. 7-12 buku; d. >12 buku
Eh ternyata saat pilihan (d) masih ada yang berdiri lebih dari 3 orang (termasuk aku, hehe), akhirnya dinaikkanlah lagi jumlah bukunya, hingga tinggal tersisa 1 orang yang telah membaca 40 buku di 1 tahun terakhir! *Kerennn! Ga usah ikut workshop lagi kayaknya, bisa jadi pengisi materi juga nih tetehnya…😍😎

2. Waktu rata-rata untuk menyelesaikan satu buku (200-300 halaman), dengan aktivitas lain seperti biasa ya, bukan artinya ngambil cuti gitu, hehe
a. >2 bulan; b. 1-2 bulan; c. 3-4 pekan; d. <2 pekan
Dan ternyata saat pilihan (d) masih ada yang berdiri lebih dari 5 orang, akhirnya dipersingkatlah waktunya hingga tinggal tersisa 1 orang yang katanya pernah menyelesaikan buku dalam waktu 3 jam. *superrr!

3. Frekuensi membeli buku
a. >6 bulan sekali; b. 2-6 bulan sekali; c. 1 bulan sekali; d. <1 bulan sekali
Dan ternyata saat pilihan (d) masih ada yang berdiri lebih dari 10 orang, akhirnya dipersingkatlah waktunya hingga tinggal tersisa 1 orang yang katanya pernah membeli buku 1 minggu dua kali. *luarrrbiasa, kapan bacanya yaaah…

Ternyata kalo minat membeli buku gak usah diragukan dan dipertanyakan lagi yaaa, hehe. Masalahnya adalah dibaca tuntas ga buku-buku yang sudah dibeli itu, jangan-jangan karena terlalu dinikmati jadi lamaaa banget menyelesaikannya. Di saat yang sama, buku-buku baru terus terbit dan kita makin ketinggalan, hiks. Walaupun tentu tidak semua buku baru terbit harus dibaca, tetap harus sesuai kebutuhan. Tapi tetap bisa diakalin kok agar kita bisa menggunakan waktu seefektif mungkin untuk membaca buku.

Penasaran dengan materinya?
Berikut catatannya:

“Kita akan selalu menjadi pembelajar dengan membaca buku.”

Workshop “Membaca itu Nikmat” berawal dari pengalaman Pak Adji tahun lalu. Hasil dari mengikuti tulisan harian Ust. Arafat di channel aplikasi Telegram dengan ID: ARAFAT, kemudian berlanjut dengan membeli buku Ust. Arafat yang berjudul “Kangen Ramadhan Lagi”. Kata Pak Adji, buku tersebut membuatnya kangen (banget) Ramadhan *duh, jadi penasaran sama bukunya, pas banget lagi moment-nya sebentar lagi Ramadhan… Bukunya tipis, isinya 30 artikel, yang ternyata banyak mengandung hikmah.

Dari membaca buku tersebut, Pak Adji cerita kalo sekarang kan zamannya apa-apa serba di-share di medsos, biasanya yang di-share kebanyakan orang adalah foto-foto makanan, tempat-tempat kece saat travelling, atau restoran/café yang unik dan instagramable gitu… Nah, itu mah udah mainstream yaah (selain itu Pak Adji juga jarang foto makanan atau jalan-jalan begitu) jadi kepikiranlah untuk menantang diri sendiri untuk sharing sesuatu >> hal yang disuka >> foto buku! Tapi tidak hanya foto buku yang baru saja dibeli atau foto buku yang ada di rak *ups. Yang beliau share adalah tapi foto buku beserta review-nya! *WOW, sharing yang bermakna dan bermanfaat yaah intinya.
"Niat diadakannya workshop ini adalah ingin menularkan semangat membaca buku!"

Pak Adji menceritakan pengalamannya yang berhasil me-review 30 buku dalam 2 bulan. Masya Allah.
Beberapa buku yang membuatku penasaran untuk membacanya juga adalah:
🍁Muslim Produktif
🍁Ramadhan. Maaf, kami masih sibuk.
🍁How to Read a Book
🍁Disruption
Untuk review buku Disruption, juga beliau tulis di selasar.com dan slideshare.com. Bahkan diminta untuk bedah buku online via Telegram (padahal bukan penulisnya). Buku ini menceritakan bahwa sekarang kita tinggal di era yang bukan lagi change or die (berubah atau punah) tapi disrupting or disrupted (mendisrupsi atau terdisrupsi) -Rhenal Kasali. Disruption. hal 136-. Kita harus bisa mendisrup diri kita sendiri atau jika tidak maka kita akan didisrup oleh orang lain, seperti perusahaan besar N*ki* dan B**ckb**ry.

Mengapa “Membaca itu Nikmat”?
Membaca itu seperti melakukan perjalanan. Tentu tidak semua dibaca dengan cepat/lambat, tergantung kata-kata yang kita temukan di dalam buku itu, ada yang mudah/sulit. Pak Adji juga pernah ‘sangat menikmati’ (dibaca pelan-pelannn) suatu buku, yang berjudul Al-Hikam (buku wajib untuk belajar tasawuf). Salah satu judul bab-nya menarik: “Apa yang disembunyikan hati akan terlihat jejaknya di wajah.” *wajar yaa kalo buku-buku jenis ini tidak bisa dibaca dengan cepat…

Ada 4 poin penting yang akan dibahas di workshop ini, yaitu:
*Eh kirain catatan yang di atas tadi udah isi workshop-nya! Hehehe, belum…belummm, itu tadi baru intro.
1. Bongkar Mindset Membaca
2. Cara Efektif Membaca
3. One Week One Book
4. Cara Asyik Review Buku

Bongkar Mindset Membaca
3 Masalah Utama Minat Baca:
1. Motivasi >> mindset membaca. Salah: membaca itu suatu keistimewaan; yang benar: membaca itu bukan keistimewaan, biasa aja, seperti misalnya masyarakat di Jepang yang ‘biasa’ aja membaca buku di kereta atau sambil mengantri, sudah jadi budaya.
2. Pengetahuan >> ternyata ada loh ilmu membaca, seperti kata Mortimer Adler dalam bukunya “How to Read a Book”: “Belajar membaca, paling tidak, sama kompleksnya dengan belajar bermain ski.” Coba search di google: training membaca cepat, biayanya bisa sampai jutaan!
3. Lingkungan >> cari komunitas yang sefrekuensi, misalnya komunitas membaca itu nikmat, OWOB (One Week One Book), ODOPfor99days (One Day One Post for 99 days, selain menulis, kami juga sharing buku yang sedang/sudah dibaca setiap hari Rabu)

Makna Membaca
Apa makna “Membaca” yang Anda punya?
1. Menyerap informasi
2. Mencari solusi
3. Langkah “How to be”
4. Just for fun
5. Mencari makna

4 Tipe Minat Membaca
1. Nggak baca? Nggak mati.
Dalam 1 tahun terakhir baca 1-3 buku. Waktu untuk menyelesaikan 1 buku >2 bulan. Seringkali ga ada waktu untuk membaca buku. Nyaris ga pernah membeli buku, mending uangnya buat yang lain.
2. Nggak baca? Mau sih, tapi…
Dalam 1 tahun terakhir baca 4-6 buku. Waktu untuk menyelesaikan 1 buku 1-2 bulan. Seadanya waktu untuk membaca buku. Sesekali kalo inget membeli buku, atau pas ada book fair.
3. Nggak baca? Nggak asyik.
Dalam 1 tahun terakhir baca 7-12 buku. Waktu untuk menyelesaikan 1 buku 3-4 pekan. Diada-adain waktu untuk membaca buku. Sering atau minimal 1 bulan sekali membeli buku, punya wishlist tapi tidak banyak.
4. Nggak baca? Nggak hidup.
Dalam 1 tahun terakhir baca >12 buku. Waktu untuk menyelesaikan 1 buku <2 pekan. Pasti ada waktu untuk membaca buku. Sering banget membeli buku, punya banyakkk wishlist.

Nah, langsung refleksi…, aku tipe yang mana?
Workshop “Membaca itu Nikmat” ini disediakan untuk golongan 2 dan 3 yang mau menuju ke golongan 4. Kalo untuk golongan 1, aaah lambai-lambai bendera putih deh…

Mitos Salah Tentang Aktivitas Membaca
🍁Mindset orang rajin membaca: kutu buku, kacamata tebal, dan kurang pergaulan
🍁Membaca adalah aktivitas orang pintar
🍁Membaca adalah aktivitas luar biasa
🍁Membaca adalah beban
Selama persepsi yang salah itu ada, sulittt rasanya membudayakan aktivitas membaca.

Mengapa Membaca itu Penting?
1. Tokoh besar dekat dengan buku!
Contohnya: Moh. Hatta (koleksi bukunya mencapai 8.000 buku!), Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Oprah Winfrey.

2. Overload information
Sayang kalo kecepatan membaca buku hanya 1 bulan 1 buku. Yuk! Dipercepat.
Less time reading, more time doing.
Caranya bagaimana?
Jangan salah pilih buku yang mau dibaca, bukan hanya jodoh yang jangan salah pilih, hehe. Karena apa yang kamu baca, mempengaruhi ucapan dan tindakanmu. Maka salah satu tahapan penting dalam membaca buku adalah memilih buku dengan tepat.
3. We are in Disruption Era
Siap-siaplah dengan keterampilan baru, apapun yang kita geluti sekarang dapat tergantikan di masa mendatang. Maka pelajarilah keterampilan-keterampilan baru, tidak hanya dari video, tapi juga dari buku!

Cara Efektif Membaca
Ada membaca cepat dan ada membaca cermat.
Yang dibahas di workshop ini adalah yang membaca cepat ya.

Mitos yang salah tentang membaca cepat:
🍁Tidak mungkin membaca cepat
🍁Membaca cepat tidak mendapatkan pemahaman terhadap bacaan
🍁Membaca cepat mengurangi kenikmatan dalam membaca
🍁Membaca cepat hanya untuk orang pintar
🍁Membaca harus perlahan supaya dapat memahami isinya
🍁Tidak boleh gunakan jari ketika membaca
🍁Membaca harus keseluruhan kata

Mengukur Kecepatan Membaca
Satuan umum: Kata per Menit (KPM) atau Word per Minute (WPM)
Rumus: Jumlah kata yang dibaca/Waktu baca (menit)
Aplikasi pada buku:
Hitung jumlah kata dalam 4 baris pertama lalu dibagi 4 [A]
Hitung jumlah baris dalam 1 halaman [B]
Jumlah kata dalam 1 halaman = jumlah kata per baris [A] x jumlah baris dalam 1 halaman [B]

Tabel kecepatan membaca


Kebiasaan Buruk saat Membaca
1. Gerakan kepala
Membaca sambil menggerakkan kepala sesuai arah bacaan.
Solusi: menempatkan jari telunjuk di pipi.
2. Vokalisasi
Membaca sambil bersuara jelas atau seperti bergumam.
Solusi: mengunyah permen, menggigit pensil/pulpen.
3. Gerakan bibir
Membaca sambil mengucapkan tanpa suara.
Solusi: mengunyah permen, menggigit pensil/pulpen.
4. Sub Vokalisasi
Membaca tanpa suara tapu dengan pengucapan di dalam hati.
Solusi: tangkaplah maksud gabungan beberapa kata sekaligus, bersenandung atau sekedar humming.
5. Regresi
Membaca dengan sesekali atau bahkan sering berbalik beberapa kata atau kalimat ke belakang.
*duhhh, ini nih yang secara ga sadar sering aku lakukan
Solusi: melajulah terus seperti anda sedang naik sepeda di jalan yang menanjak, selesaikan saja keseluruhan artikel/bab karena biasanya akan ada penjelasannya kembali di bagian selanjutnya bila itu penting.

Teknik Dasar Membaca Cepat
1. Mengenali kata dengan cepat >> urutan huruf tidak terlalu penting, cukup mengenali huruf pertama dan terakhir.
2. Meluaskan jangkauan mata >> bacalah dengan menatap 2-3 kata sekaligus.
3. Mempercepat gerakan mata >> latihlah dengan membuat kolom imajiner (bisa dimulai dari 5 kolom, kemudian semakin lama semakin sedikit) dalam lembar bacaan anda.

Teknik Menengah Membaca Cepat
1. Membaca secara vertikal >> biasanya ini di koran/majalah.
2. Menangkap ide utama >> inti dari kegiatan membaca adalah memahami, bukan menghapal. Teknik untuk menguasai ide pokok: menangkap kata-kata penting dalam sebuah kalimat dan meninggalkan kata-kata lain yang tidak terlalu penting.
3. Teknik menyapu halaman bacaan >> ada beberapa cara, yaitu: line by line (dibaca secara berurutan), melingkar (tidak membaca semua kata tetapi dicari kata kuncinya dengan pola melingkar), pencacah (mirip dengan cara melingkar hanya berbeda polanya), dan tanpa tepi (membaca tapi tidak sampai ke tepi kanan dan kiri, fokus ke tengah halaman).

Teknik Lanjutan Membaca Cepat
1. Mindmapping >> bisa sambil/setelah membaca buku.
2. Jurnal bacaan >> siapkan 1 buku kosong, khusus untuk menulis bagian penting agar mengingat hasil bacaan. *nah! Mau mencoba teknik ini aaah
3. SQ3R >> Survey-Question-Read-Recite-Review, nama lainnya: PQRST (Preview-Question-Read-Summarize-Test)


One Week One Book (OWOB)

Mengapa OWOB?
1. Melimpahnya buku-buku baru >> kita di era overload information, toko buku selalu menjual buku-buku baru setiap bulannya. “Jangan sampai kita menjadi generasi yang terlewati buku.”
2. Membaca 1 minggu 1 buku itu mungkin >> Bill Gates 1 tahun 50 buku (dengan jadwalnya yang pasti super padat), Pak Adji berhasil 6 bulan 40 buku.
3. OWOB adalah obat >> pahit tetapi baik, berat di awal selanjutnya mudah. Masyarakat kita kini sedang sakit! Sakit apa? Sakit literasi. Jadi OWOB merupakan obat untuk sakit literasi, harus dipaksa (awalnya).

Apa manfaat OWOB?
1. Membuat manajemen waktu lebih baik >> karena memiliki target membaca buku, jadi kita benar-benar efektif menggunakan waktu. Tetap dengan aktivitas rutin sehari-hari juga. Dengan membaca buku dapat mengoptimalkan waktu yang selama ini tidak bermanfaat (misalnya keterusan ‘menatap’ gadget!). Berdasarkan hasil penelitian: orang Indonesia rata-rata terpapar gadget 5 jam/hari. Coba ganti, sebagian aja waktu untuk ‘bermain’ gadget dengan membaca buku.
2. Menciptakan kondisi bahagia >> semakin banyak baca > semakin punya banyak solusi. Setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap buku adalah solusi. Menemukan solusi (buku) membuat kita bahagia. Insya Allah.
3. Pembelajar seumur hidup >> long-life learner! Semakin banyak membaca, kita akan terus menerus haus ilmu. Karena sadar bahwa kita ‘bodoh’ maka terus membaca buku!

Bagaimana mencapai OWOB?
1. Memilih buku yang tepat
>> Pastikan mengetahui mengapa (WHY) perlu baca buku yang Anda pilih! Bukan sekedar ikut-ikutan tren. Kebutuhan buku setiap orang tidaklah sama. Alasan bisa beragam: penulis (misalnya penulis favoritku: Salim A. Fillah, Kiki Barkiah, dll), masalah-solusi, tema (misalnya: pendidikan, parenting, kisah Islami, dll). Perhatikan ketebalan buku untuk bisa diselesaikan dalam 1 minggu, rata-rata 200-300 halaman.
2. Hitung jumlah halaman harian
>> Contoh buku setebal 300 halaman. Jumlah minimal halaman per hari agar bisa diselesaikan dalam 1 pekan adalah = 300/6 = 50 halaman. Sisakan 1 hari untuk cadangan hal tak terduga.
3. Tetapkan waktu harian membaca buku
>> Dalam 24 jam sehari tentukan waktu untuk membaca! Durasi min 10 menit. Manfaatkan waktu-waktu awal (pagi hari), jeda, dan akhir aktivitas (sebelum pulang ke rumah). Gunakan strategi “ngemil” membaca.

Piramida buku
Jenis kualitas buku menurut Mortimer Adler (How to Read a Book):
1. Buku sekali baca saja cukup (1 dari 10 buku)
2. Buku menarik dibaca untuk kedua kali (1 dari 10.000 buku)
3. Buku yang tumbuh bersama tumbuhnya pribadi membaca (1 dari 1 juta buku)

Tips One Week One Book
🍁Tingkatkan kecepatan membaca Anda
🍁Membaca buku secara paralel (>1 buku secara bersamaan)
🍁Variasi alur membaca (maju/mundur/kombinasi agar tidak jenuh)
🍁Dekat dengan buku (bawa 1 buku di tas, rumah yang nyaman buku)
🍁Mencari partner atau komunitas membaca *juga cari pasangan yang suka membaca #eh
🍁Membuat review buku (sebagai nilai tambah)

Tips Sukses One Week One Book (untuk para Ibu)
🍁Bacakan buku ke anak-anak
🍁Ketahui jam “me time” dan manfaatkan secara rutin
🍁Niatkan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk keluarga
🍁Bekerjasama dengan pasangan >> berbagi bacaan, diskusi masalah keluarga dengan buku, berbagi tugas utama dalam rumah tangga, dll.
🍁Budayakan membaca di keluarga (yang mudah, rutin, dan menarik) >> rutin ke toko buku, memiliki lemari khusus buku di rumah, memberi hadiah buku, dll

Cara Asyik Review Buku
Buat Apa Review Buku?
1. Melengkapi cara belajar dengan benar >> dokumentasi pembelajaran, melatih kepahaman, meninggalkan warisan, dan melatih keterampilan menulis.
2. Cara efektif meningkatkan minat baca >> efek ketagihan, memancing orang lain untuk ikut membaca.
3. Memberi manfaat lebih >> menambah teman, bisa dibukukan.

Bentuk Review Buku
🍁Formal >> sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), terbit di media cetak, umumnya buku-buku baru rentang 6 bulan terakhir.
🍁Informal >> tidak ada aturan baku, menggunakan medsos pribadi, bisa untuk buku baru/lama.

Cara Asyik Review Buku
1. Judul menarik >> tidak copas dari judul buku tapi dimodifikasi dengan inti makna yang sama.
2. Konten berisi >> alasan memilih buku, kalimat yang menginspirasi, perbandingan dengan buku yang sejenis, pembelajaran yang didapatkan, kisah pribadi yang relevan.
3. Foto unik >> gunakan berbagai macam background, pakai bantuan aplikasi.
Jika perlu, sertakan halaman daftar isi dan sample halaman.

Tips Cara Asyik Review Buku
🍁Membuat catatan saat membaca
🍁Pilih satu konten utama
🍁Aturan 300 kata (rata-rata daya tahan membaca seseorang di medsos untuk 1 postingan)
🍁Persiapan yang matang
🍁Menyebarkan di media dan waktu yang tepat

Baca Buku Zaman Now
Bisa menggunakan aplikasi berikut:
🍁iPusnas
🍁Gramedia digital
🍁Blinkist

🍁Note:
Yang penasaran dengan One Week One Book, Pak Adji menyediakan ebook berikut: bit.ly/Ebook_OWOB
Atau bisa mengunjungi website http://membacaitunikmat.com/


Nemu video menarik tentang membaca cepat.
Ada simulasinya! Yang membuat orang-orang yang menyimak di sana berdecak kagum pada kemampuan diri sendiri “Oooh ternyata aku bisa ya membaca cepat!” (akupun merasakan hal yang sama)

Cek di menit ke 4.57


🍁🍁🍁
Updated (20 Mei 2019):
Gara-gara tadi habis di-mention sama Pak Adji di instastory, jadi kepikiran untuk menambahkan review buku Kangen Ramadhan Lagi di sini, buku yang menginspirasi Pak Adji untuk mengadakan Workshop “Membaca itu Nikmat”
Emang sih Ramadhan 1440 H belum berakhir, tapi udah setengah jalan niiii, apa kabar kondisi ruh kita? Sudah sedekat apa kita dengan Qur'an?😭😭😭 #selfreminder




View this post on Instagram

Ramadhan tinggal 2 hari lagi, belum beres tapi udah kerasa kangen lagi😭 Gara2 baca buku ini, jadi kangen Ramadhan lagi, lagi, & lagi😭 *bukan pantun😝 🍁 Buku ini adalah kakak dari buku yg sbelumnya aku review (Lagi Kangen Ramadhan), mirip2 yaa namanya *Kan kakak-adek😅 🍁 Pernah penasaran ga bagaimana rasanya suasana Ramadhan di negara lain? Negara mayoritas Muslim khususnya😊 Bagaimana kemeriahan, kebiasaan, & kulinernya!😁 Eh bukan, buku ini bukan bercerita ttg kuliner😜 🍁 Pada dasarnya manusia itu suka berbagi hal2 baik, itulah mengapa aku menulis review buku ini & juga alasan penulis menceritakan pengalamannya saat bermukim di Yaman😍 & kisah2 lain ttg Ramadhan yg menasehati tapi tdk menggurui, yg menyentuh hati😭 🍁 Beberapa yg aku highlight: 🌸 Keistimewaan sholat Tarawih di kota Tarim, Yaman adalah jadwalnya dibagi 5 bagian (jam 20.00, 21.30, 23.00, 00.30, 02.00) agar penduduknya leluasa memilih waktu yg sesuai dg kegiatan. Tapi apa yg terjadi? Justru sbagian besar penduduk sholat Tarawih di 5 masjid stiap malamnya. 1x Tarawih 20 rakaat, jadi 5x TARAWIH = 100 RAKAAT. *Merinding membayangkannya! 🌸 Lailatul qadr itu sperti mencari coklat kesukaan di antara 10 coklat lainnya. Maksudnya? Allah sengaja ga bilang ada di malam keberapa di 10 malam terakhir karena Allah ingin kita merasakan manisnya 10 malam2 itu dg beribadah pada-Nya.😭 🌸 Tgl 1 Syawal di Tarim (tdk ada yg) spesial, pemandangan biasa, hanya terdengar takbir yg bersahutan, intinya sholat Ied penuh kekhusyuan, lalu pulang ke tempat msg2. Tak ada ajakan bersilahturahim. Eh ternyata mulai 2 Syawal SELURUH PENDUDUK KOTA akan berpuasa lagi seperti Ramadhan sampai tgl 7. Jadi 6 hari itu benar2 seperti Ramadhan lagi, siang sepi, malam ramai, bedanya ga ada Tarawih, disebut "Ramadhan kecil"😍😭 Mereka melaksanakan ibadah sunnah sperti wajib, pantas saja Rasulullah memuji penduduk Yaman dlm hadistnya. Nah baru tgl 8 Syawal kemeriahan lebaran yg sesungguhnya! *Iri yaa sama semangat beribadah mereka😭 🌸 Apa makna syaitan terikat? Kenapa di bulan Ramadhan masih ada aja yg berbuat dosa? Karena sbnrnya syaitan hanya pelatih. Siapa yg dilatihnya? Nafsu! [Bersambung di komentar]
A post shared by Miranti Banyuning Bumi (@banyubumi) on


Miranti Banyuning Bumi
-forever learner-

Tags: Lifelong learner

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama