BundSay Game 10 (day 5): Menulis itu Seperti Berburu


Bismillahirrahmanirrahiim...

“Buuu, aku males nulis…”
“Buuu, kenapa sih harus ditulis. Aku udah inget koq.”
“Bu, nanti kan ada di hand-out, jadi nanti bisa dibaca lagi.”

Itu adalah beberapa ‘keluhan’ yang sering muncul di anak-anak didikku. Hmmm, fenomena kids zaman now yah, kayaknya kemampuan menulis tuh udah jarang sekali digunakan. Mereka lebih sering mendengarkan dan mengucapkan. Itu tidak salah, hanya saja proses belajarnya jadi belum utuh. Butuh usaha ekstra untuk meminta dan memotivasi mereka agar menulis.

Nak, kalian ingin tahu kenapa menulis itu penting?

Coba simak cerita ini yaaa…
Di suatu hari yang cerah, sebuah kerajaan mengadakan perlombaan berburu yang menawarkan hadiah sangat menggiurkan bagi pemenangnya. Hadiahnya adalah 3 karung emas, 2 ekor anjing pemburu yang terbaik, dan 1 ekor kuda yang gagah. Pihak kerajaan menyediakan kandang yang besar untuk para pemburu mengumpulkan hewan buruannya. Syaratnya adalah hewan buruan tersebut tidak boleh mati saat ditangkap dan waktu berburu hanya berlangsung selama 3 jam. Maka semua pemburu terbaik dari berbagai negeri berlomba-lomba menggunakan kemampuannya untuk memenangkan perlombaan tersebut. Sebagian besar pemburu berpikir karena hewan buruan telah dimasukkan kandang maka tidak perlu diikat lagi, hanya 1 orang pemburu dari negeri Bibloa yang mau repot-repot mengikat buruannya di dalam kandang lalu ia bergegas keluar untuk berburu lagi. Pemburu lain mencibirnya: “Ngapain sih kamu repot-repot mengikat hewan buruanmu, toh hewan tersebut sudah terluka dan pintu kandang sudah ditutup.” Tapi pemburu dari negeri yang jauh itu tetap bersikeras untuk mengikat hewan buruannya. Ternyata pihak kerajaan melakukan trik untuk menguji para pemburu, ketika waktu tersisa setengah jam lagi, pintu kandang sengaja dibuka sehingga sebagian besar hewan buruan lari keluar. Hewan buruan yang tersisa paling banyak akhirnya adalah hewan-hewan milik pemburu dari negeri Bibloa. Ialah yang menjadi pemenang dalam perlombaan berburu.

Apa hikmah dari cerita tersebut?
Ilmu itu seperti hewan buruan. Meskipun kita merasa sudah membaca berulang-ulang, bukan berarti ia akan tetap tinggal di dalam kepala kita. Adakalanya kita bisa lupa. Maka tuliskanlah ilmu-ilmu yang kau dapatkan.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja3


#level10 #day5 #Tantangan10Hari #GrabYourImagination
#KuliahBunsayIIP #BundaSayang #InstitutIbuProfesional #IIP

Bandung, 2018
Miranti Banyuning Bumi

Tags: Kuliah Institut Ibu Profesional

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama