Bismillahirrahmanirrahiim...
“Buuu,
aku males nulis…”
“Buuu,
kenapa sih harus ditulis. Aku udah inget koq.”
“Bu,
nanti kan ada di hand-out, jadi nanti bisa dibaca lagi.”
Itu adalah beberapa ‘keluhan’ yang sering muncul di
anak-anak didikku. Hmmm, fenomena kids
zaman now yah, kayaknya kemampuan menulis tuh udah jarang sekali digunakan.
Mereka lebih sering mendengarkan dan mengucapkan. Itu tidak salah, hanya saja
proses belajarnya jadi belum utuh. Butuh usaha ekstra untuk meminta dan
memotivasi mereka agar menulis.
Nak,
kalian ingin tahu kenapa menulis itu penting?
Coba
simak cerita ini yaaa…
Di suatu hari yang cerah, sebuah kerajaan mengadakan
perlombaan berburu yang menawarkan hadiah sangat menggiurkan bagi pemenangnya.
Hadiahnya adalah 3 karung emas, 2 ekor anjing pemburu yang terbaik, dan 1 ekor
kuda yang gagah. Pihak kerajaan menyediakan kandang yang besar untuk para
pemburu mengumpulkan hewan buruannya. Syaratnya adalah hewan buruan tersebut
tidak boleh mati saat ditangkap dan waktu berburu hanya berlangsung selama 3
jam. Maka semua pemburu terbaik dari berbagai negeri berlomba-lomba menggunakan
kemampuannya untuk memenangkan perlombaan tersebut. Sebagian besar pemburu
berpikir karena hewan buruan telah dimasukkan kandang maka tidak perlu diikat
lagi, hanya 1 orang pemburu dari negeri Bibloa yang mau repot-repot mengikat
buruannya di dalam kandang lalu ia bergegas keluar untuk berburu lagi. Pemburu
lain mencibirnya: “Ngapain sih kamu repot-repot mengikat hewan buruanmu, toh
hewan tersebut sudah terluka dan pintu kandang sudah ditutup.” Tapi pemburu
dari negeri yang jauh itu tetap bersikeras untuk mengikat hewan buruannya.
Ternyata pihak kerajaan melakukan trik untuk menguji para pemburu, ketika waktu
tersisa setengah jam lagi, pintu kandang sengaja dibuka sehingga sebagian besar
hewan buruan lari keluar. Hewan buruan yang tersisa paling banyak akhirnya
adalah hewan-hewan milik pemburu dari negeri Bibloa. Ialah yang menjadi
pemenang dalam perlombaan berburu.
Apa
hikmah dari cerita tersebut?
Ilmu itu seperti hewan buruan. Meskipun kita merasa sudah
membaca berulang-ulang, bukan berarti ia akan tetap tinggal di dalam kepala
kita. Adakalanya kita bisa lupa. Maka tuliskanlah ilmu-ilmu yang kau dapatkan.
Imam Asy
Syafi’i rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ
صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ
الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ
طَالِقَهْ
Ilmu
adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang
kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau
memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan
terlepas begitu saja3
#level10 #day5 #Tantangan10Hari #GrabYourImagination
#KuliahBunsayIIP #BundaSayang #InstitutIbuProfesional
#IIP
Bandung, 2018
Miranti Banyuning Bumi
0 Komentar