BundSay
Game 10 (day 4): Diamond, Coal, and Graphite
Bismillahirrahmanirrahiim...
“Duuuuh kenapa ini susaaaah banget sih ngerjainnya, takut
gagallll.”
“Aku capeeek, kapan ini bakal selesaiii…”
“Suliiit bangettt, kenapa udah dibaca berkali-kali tapi
tetep ga ngertiii T_T.”
Adakalanya kata-kata itu keluar ketika kita (baca: aku) menghadapi
masalah (baca: tantangan) sehari-hari. Bisa karena tugas sekolah/kuliah, pekerjaan,
atau peran dalam keluarga, atau dalam suatu komunitas, de-el-el.
Biasanya yang
aku ingat pertama kali adalah potongan surat Alam Nasyroh:
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Selain itu juga aku teringat bahwa sikap kita dalam
menghadapi ujian dari Allah akan menetukan nanti kita menjadi intan, atau batu bara, atau grafit. Semuanya sama-sama
terbuat dari unsur C (karbon). Yang membedakannya adalah tingkat tekanan yang diterima. Tekanan ini akan mempengaruhi strukur C yang terbentuk setelahnya.
“Batubara secara geologis terbentuk pada kedalaman yang
relatif dangkal, ini artinya tekanan yang diterimanya tidak terlalu besar.
Grafit yang merupakan bahan baku pensil dibentuk pada kedalaman yang lebih
dalam lagi dari batubara, sehingga grafit relatif lebih agak keras dari
batubara, tapi tetap saja masih rendah tingkat kekerasannya. Sedangkan intan terbentuk jauh lebih dalam lagi dari
grafit, antara 140-190 km! Tingkat kedalaman yang ekstrim ini memberikan
tekanan yang luar biasa pada material intan, sehingga dengan lingkungan
yang super keras ini terbentuk pula material keras.”
Analoginya
seperti manusia dalam menjalani kehidupannya. Bahwasanya semakin tinggi
tekanan yang kita terima, entah itu dalam bentuk cobaan hidup, musibah, atau
bencana, maka sesungguhnya itu akan membuat kita lebih kuat, lebih tangguh, dan
membuat kita menjadi manusia yang berharga layaknya intan! Insya Allah!
Seperti
kata Tere Liye di salah satu bukunya:
“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari
dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu
yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa
bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada
tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.”
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian
menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita
bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang
berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh.”
#level10 #day4 #Tantangan10Hari #GrabYourImagination
#KuliahBunsayIIP #BundaSayang #InstitutIbuProfesional
#IIP
Bandung, 2018
Miranti Banyuning Bumi
0 Komentar