Catatan Perjalanan: Malang & Batu (3/3)
Cerita sebelumnya bisa dibaca di sini.
🐾Sabtu, 30 juni 2018🐾
✨06.00: JJP ke pasar tradisional
Awalnya mau ke Pasar Oro-Oro Dowo
(pasar yang sudah ada sejak zaman kolonial), eh tapi gak jadi, yang deket homestay aja, yang walkable.
Yang disuka adalah pasarnya yang
apik, bersih, tertata, duh seneng yang belanja juga.
Di sini kami membeli kue-kue
tradisional (jalabia/jalabria kalo di Sunda, cucur, bubur lemu sama candil+pacar china) dan jamuuu "kunyit asem".
✨09.00: 3 jam lebih dekat dengan mbak Dini dan Keni
Agenda ini membuat jalan-jalan kami
semakin bermakna, menjalin ukhuwah dan belajar langsung dari mbak Dini dan Keni!
Fyi, mbak Dini (IG @dkwarhani) adalah children book author-illustrator, homeschooler mom, founder of buku anak #bukudkwardhani, kelas online #belajarzerowaste, dan komunitas #sahabatalamcilik.
Aku nge-fans banget sama buku-bukunya mbak Dini! Dan banyak terinspirasi
dari postingan beliau tentang Zero Waste!
Sebenarnya kenal mbak Dini hanya
lewat IG, lalu 2 hari menjelang keberangkatan ke Malang baru inget mbak Dini
tinggal di Malang, iseng hubungi beliau lewat message IG ternyata beliau humble and welcome banget buat kami
datengin. Dan ternyatanya lagi, rumah beliau dekat dengan homestay kami! (naik grab car
15k) Alhamdulillaah,
semesta mendukung!🌸🌸🌸
Jujur, aku sudah mempersiapkan list
pertanyaan untuk diajukan ke mbak Dini. Niatnya mau belajar semua! Belajar zero waste, inspirasi menulis cerita
anak, interview Keni (anaknya mbak
Dini), juga melihat langsung projects mereka😍
Tapi karena merasa dapet “shock therapy” tentang zero waste, butuh menenangkan diri untuk
mencerna segitu banyak informasi. Akhirnya memutuskan: oke cukup dulu
belajarnya kali ini, gak usah semua pertanyaan ditanyakan kali ini. Insya Allah nanti bisa ketemu lagi, aamiin.
Catatan lengkap tentang belajar
sama mbak Dini dan Keni nanti menyusul yaa insya
Allah, di postingan terpisah.
Harap bersabar…😇
✨12.00: sholat di masjid kompleks mbak Dini, makan Bakso Malang “Kutho
Aji”
Masjidnya berkesan banget, bersih,
wangi, ber-AC, sejadahnya empuk dan bersih, minimalis yang terawat, isinya
paling 5 shaf (3 ikhwan, 2 akhwat).
Setelah itu kami makan bakso di
daerah deket rumah mbak Dini. Aku memilih pake lontong, laperrr. Istilahnya
bakso alus dan bakso kasar, karena perbedaannya terletak mengandung urat atau
nggak, ada juga gorengan bulat, panjang, dan kembang. Kenyang! Alhamdulillaah...
Maunya ke Green Mommy Shop (toko
yang menjual all natural skin and hair products in addition to teaching about
green lifestyle) tapi ternyata gak sempet ni, huhuhu. Setelah makan, kami
meluncur ke lokasi selanjutnya dengan lagi-lagi grab car (14k).
✨13.00-14.30: eksplor Rainbow Village Jodipan, unik dan kreatif idenya!
Latar belakang dibuatnya kampung
warna-warni ini adalah dari tugas gitu. Sempet baca sekilas sejarah kampung ini
yang tertera di dinding lapangan, ternyata didasari ingin mengubah bad habit menjadi good habit (membuang sampah di sungai). Great!
Saat kami ke sini ternyata ruame, weekend soale. Aaah ini adalah lokasi
terakhir yang kami eksplor di Malang, dari sini langsung naik grab car (13k)
lalu siap-siap Mbanduuung.
✨15.00: sampai Omahku Asri, packing!
Pas sampe homestay eh owner-nya lagi
kluar, trus kami H2C karena tas-tas kami di kamar yang dikunci (bukan kamar yang
disewa karena udah di luar waktu check
out).
✨16.00: otw Stasiun Malang Kota Baru
Pake drama driver grab-nya (17k) gak nerima 6 orang gara-gara barang bawaan
banyak (eh padahal pas hari pertama bisa ya, mungkin karena sekarang ada
tambahan tentengan oleh-oleh, hehe), trus akhirnya kami memesan 2 grab aja (menghindari berdebat). Teh Gin
& yuk Nia menyusul, dipesenin grab
sama ibu pengelola Omahku Asri, lebih cepet dapetnya. Alhamdulilllaah… Homestay ini sangat kami rekomendasikan!
✨16.30: back to Banduuung dengan kereta Mutiara Selatan. Lewat Surabaya.
Alhamdulilllaah
gak mepet-mepet banget sampe stasiun, beli makan pun gak ngantri. Dimudahkan
sama Allah.
Apa yang kami lakukan di kereta?
Kali ini duduknya gak berhadap-hadapan
dan kursinya berdua-dua (komposisinya adalah: aku-Quro, yuk Nia-teh Gin, ceu
Lia-Syifa). Hot topic di kereta: (masih)
tentang our hardtop driver “mas Fajar”!😂😂😂 Setelah itu aku sama Quro sibuk memecahkan misteri spot sunrise, yang mana di antara 4 spot (Pananjakan 1 Atau
Pananjakan 2 Atau Bukit Kingkong Atau Bukit Cinta) akhirnya ditemukan!
Pananjakan 2 = Seruni! Jadi gak ngantuk gara-gara excited, haha, akhirnya kamu baru tidur jam 22…
🐾Minggu, 1 juli 2018🐾
Lanjut baca buku Leaving Time, duh
makin baperrr, ternyata ada bagian misteri/detektif-nya!
Paginyaaa, ada kejutan di kereta: ketemu Bu Rika & Dimi!
Bahkan ternyata mereka juga dari Bromo
di hari yang sama! Tapi berjodohnya ketemu di kereta yaaa. Kyaaa jadi kangen Mutbunders💙💚💛💜💗
✨Sampe Bandung jam 8.30 Alhamdulillaah,
semoga dari perjalanan ini kita bisa mengambil banyak hikmah dan ilmu, sertaaa
semoga kita bisa ngetrip bareng lagi yaaa!😻😺😽
Duh betapa kangennya aku ngeblog... Semoga segera ada pc dan share tulisan2 walaupun aneh dan mungkin unfaedah.. 😂😂😂
BalasHapusHhhehe yoayoooo teh ngeblog lagiii, ini kalo ga ngerjain tugas Institut Ibu Profesional aku ga akan mulai ngeblog, hehe, kadang emang harus ada sesuatu yg "memaksa" dulu... Nulisnya dicicil di IG aja duluuu... Kenapa nunggu ada PC? kalo laptop kekecilan layarnya?
Hapus